01

649 43 7
                                    

06:30 AM (KST)

Kriiiingg...kriiinggg

Jam weker yang ada di atas nakas berbunyi.

"Huuuhh," rutinitas pagiku akan dimulai. Sepertinya bunyi alarm jam itu lebih keras daripada kemarin-kemarin.

Membersihkan kamar setelah tidur memang sudah kebiasaanku dari kecil. Setelah membersihkan kamar, aku keluar kamar menuju dapur.

Di dapur aku sudah melihat ibuku yang sedang memasak.
"Pagi eomma," sapa ku sambil memeluk ibuku dari belakang.

"Hmmm pagi Haera..." senyum ibuku sungguh manis."Bisakah tolong buang sampah itu?."

"Emmm, tentu."

Sampai dipintu depan aku langsung menghirup udara sebanyak banyaknya. Udara pagi di musim dingin ini sungguh segar. Semoga hari ini hari keberuntungan. Saat aku didepan tempat sampah, aku melihat seorang disebrang sana yang sedang mengangkat kardus-kardus besar, sepertinya dia baru pindah rumah. Astaga. Dia sungguh tampan.

07:13 AM (KST)

Sungguh. Dia sungguh tampan, sepertinya aku terlalu mengagumi ketampanan nya sampai aku tidak ingat waktu. "Astaga..jam berapa ini!!" Dari tadi aku memang memerhatikan pria itu di dekat tempat sampah sambil jongkok, agar tidak ketahuan juga. Aku berdiri langsung lari menuju pintu rumah.

Braaaak.

Walaupun jatuh keras, rasanya seperti tidak terasa karena terburu-buru.

"Ya ampun Haera, dari mana kamu? Membuang sampah sampai jam segini?" Aku sudah yakin ibuku pasti memarahiku.

Lari menuju kamar mandi aku hanya mencuci muka, keluar kamar mandi aku langsung memakai mantel. Sebenarnya memakai mantel hanya mengurangi sedikit kedinginan. Aku lari tanpa mempedulikan ibuku yang berteriak meminta aku memakai jaket lagi. Sepertinya lari memang keahlianku yang kedua setelah makan.

Aku ada kerja part time di sauna dan di toko baju. Sauna disana hanya khusus untuk para orang yang mempunyai banyak uang. Aku hanya bekerja 4 jam, tetapi setahu ibuku aku bekerja sampai jam 2 dan di sauna yang untuk orang umum biasa. Dan aku juga berbohong, setelah bekerja disauna aku belajar diperpustakaan sampai jam 6. Aku terpaksa berbohong. Sisa waktuku setelah bekerja disauna sebelum jam 6, aku gunakan untuk bekerja part time lagi di toko baju. Ibuku juga tidak tahu jika aku bekerja part time lagi ditoko baju.

Ayahku meninggal, sebelum meninggal ia bekerja di perusahaan besar. Sangat besar. Bahkan, kekayaan keluargaku juga bisa dibilang lebih dari cukup. Tapi sekarang sudah beda lagi.

Ayahku dan pemilik perusahaan itu dulunya teman dekat. Tetapi, dia malah memanfaatkan kekuasaannya dan menggelapkan uang untuk dirinya sendiri. Dan, ayahku seorang pembunuh. Dia membunuh orang kepercayaan pemilik perusahaan itu. Tetapi saat pemeriksaan, ayahku bukan tersangka pembunuhan. Beruntung ia berhasil melepaskan diri.

Tetapi. Beberapa bulan setelah kejadian itu, ayahku dipenjara selama 5 tahun. Itu sekitar aku umur 16 tahun. Dia dipenjara karena menggelapkan uang perusahaan, bukan sebagai pembunuh. Syukurlah, agar ayahku bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tetapi setelah keluar dari penjara ayahku menjadi gila. Dia menyiksa dirinya sendiri sampai mati.

Padahal dulu, aku dan ibuku sudah menyuruhnya agar berhenti melakukan hal jahat seperti itu.

"Aku telat," nafasku sudah tak teratur lagi. Bus yang akan aku tumpangi ke tempat kerja ku sudah pergi. Bus selanjutnya akan datang 1 jam lagi. Terpaksa aku lari sampai tempat kerjaku, daripada membuang uang kerjaku 2 jam untuk menaiki taxi, lebih baik lari walaupun cukup jauh.
.

[1] Revenge ; Dendam || Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang