35. Pesta Ulang Tahun Sekolah

2.7K 137 22
                                    

"Aku selalu berharap bahwa semua akan kembali seperti semula.”
Pricilla Evyta Aurora.

***

Vita kini berada di rumah sakit, Davin membawanya ke rumah sakit saat Vita pingsan, dan disini juga ada Septian, Septian menatap Vita khawatir. "Kenapa lo bisa kayak gini lagi? Udah gue bilang lo lebih baik terus di rawat di rumah sakit," Septian mengomeli Vita.

Vita, gadis itu terkekeh, "gue gak apa-apa," ucapnya, lalu mengelus tangan Septian yang memegang tangannya.

"Gimana lo bilang gak apa-apa di saat kondisi lo jauh dari kata baik?" Septian kesal.

Vita hanya tersenyum, Septian sangat perhatian padanya, ia seperti melihat sosok Kakaknya di diri Septian. "Acara ulang tahun sekolah, sekaligus acara ulang tahun Kakek gue akan di adakan beberapa hari lagi," ucap Vita, Sekolah Candrawama adalah sekolah yang didirikan oleh Kakeknya, dan peresmian sekolah itu bertepatan dengan hari ulang tahun Kakeknya, jadilah setiap acara ulang tahun sekolah, selalu di rayakan bersama dengan acara ulang tahun kakeknya, biasanya acaranya akan di langsungkan di hotel, beruntung karena SMA Candrawama memiliki banyak donatur dari perusahaan-perusahaan besar, tentu saja itu berkat pemilik sekolah itu yang adalah kakeknya.

Septian mengangguk, ia punya rencana. Davin yang sedari tadi duduk di sofa kemudian berdehem. "Kalian gak lupa ada gue disini 'kan?" tanyanya bercanda. "BTW, lo dan Vita itu ada hubungan apa ya? Keliatannya kalian itu deket," Davin menatap tangan Septian yang menggenggam tangan Vita.

"Gue sama Septian cuma temen kok, dan dia itu orang yang sangat penting di hidup gue, karena Septian, dia udah bantu gue banyak. Gue udah anggap Septian kayak Kakak gue sendiri," ucap Vita sambil tersenyum simpul, berbeda dengan Septian, pemuda itu tersenyum pahit saat Vita berucap bahwa gadis itu menganggapnya sebagai Kakaknya.

Davin tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, sebagai laki-laki ia tahu pandangan Septian kepada Vita lebih dari sebatas sahabat atau Kakak, "bagus deh, setidaknya gue ada kesempatan," ucap Davin, berniat menggoda Septian walaupun sebenarnya memang benar 'kan ia ada kesempatan untuk bisa lebih dari sekedar teman dengan Vita? Secara gadis itu baru saja putus dari Aldo.

Septian memelototkan matanya, "dia siapa sih Vit? Gue gak suka sama dia," adu Septian kepada Vita.

Vita tertawa, "dia itu anaknya Om Anton loh," jelasnya.

"Beda ya Lo sama bokap lo, bokap lo itu sopan, dan lo gak punya sopan santun." ketus Septian.

Davin tergelak dengan kata-kata Septian. "Vit, gue pamit dulu ya, Papa tadi telpon, katanya gue di suruh cepet pulang, Dokter di rumah gue ngaduin gue ke Papa soalnya."

Vita mengangguk, "iya, hati-hati.

Lalu Davin tersenyum, ia memakai jaket nya dan berjalan menghampiri Vita, Davin membungkuk lalu berbisik di telinga Vita, "cepet sembuh cantik, i love you."

Lalu Davin menjauhkan tubuhnya, Septian yang melihat itu mendengkus sebal, Davin berjalan menuju pintu, saat di depan pintu ia berhenti lalu melakukan kiss bye kepada Vita, Vita yang melihat itu terkekeh kecil, hatinya menghangat.

"Jadi, kita rencanain ini semua saat acara itu?" Mendengar pertanyaan Septian, Vita menoleh lalu mengangguk. "Tapi keadaan lo saat ini?" Septian khawatir, Vita saat ini harus benar-benar berada dalam pengawasan Dokter, kondisinya benar-benar buruk sekarang.

"Gue akan dateng kesana hanya untuk menyampaikan sesuatu, jadi setelahnya kita bisa pergi ke Jerman."

Vita menenangkan Septian, "gue akan selalu ada di samping lo," ucap Septian.

"Makasih, kebetulan banget ya, lo juga mau lanjutin kuliah di Jerman."

Septian tersenyum, sebenarnya ia memang sengaja pindah ke Jerman untuk menemani Vita, hanya gadis itu tidak tahu, kalau Vita tahu, mungkin gadis itu akan melarangnya.

***

Malam ini adalah malam dimana acara ulang tahun kakek Wijaya dan ulang tahun sekolah akan berlangsung, semua anggota OSIS tampak sibuk menyiapkan perlengkapan acara di bantu dengan para pegawai yang berkerja untuk mendekorasi hotel ini.

Bukan hanya murid-murid SMA Candrawama yang hadir disini, tapi juga rekan bisnis Wijaya, Wijaya biasanya akan membuat dua pesta berbeda, satu untuk merayakannya bersama dengan murid-murid SMA Candrawama, satu lagi merayakannya dengan mengundang rekan bisnisnya, namun untuk tahun ini, ia ingin membuat hanya satu pesta dengan mengumpulkan murid-murid SMA Candrawama dan rekan bisnisnya.

Alisa datang bersama Aldo, namun pemuda itu lebih sibuk kepada tugasnya sebagai ketua OSIS, jadilah Alisa menunggu di salah satu bangku sendirian.
Lalu saat pesta akan di mulai, Aldo kembali menghampiri gadis itu, "kamu dari mana aja sih?" gerutu Alisa.

"Tadi saya sibuk mengurus marketing, ada yang salah soalnya," jawab Aldo, pemuda itu mengusap kepala Alisa, wajah gadis itu tampak pucat.

Alisa mengangguk mengerti, "kamu capek ya? keringetan gitu," Alisa mengambil sapu tangannya lalu mengelap keringat yang ada di dahi dan leher Aldo.

“Kamu keringetan ya Al, biar aku elapin,” Nala tiba-tiba datang dan mengambil alih sapu tangan itu, Alisa yang melihat itu sontak mencoba mengambil sapu tangannya.

Aldo mengambil sapu tangan itu, ia lelah saat ini, lelahnya bertambah saat melihat Nala dan Alisa bertengkar hanya karena ingin mengelap keringatnya, lalu Aldo mengambil sapu tangan dari mereka berdua, "gak apa-apa biar saya aja," ucapnya, lalu mengelap keringatnya sendiri. Alisa memeletkan lidahnya, mengejek Nala, Nala yang kesal kemudian mendengus sebal dan menghentakkan kakinya meninggalkan mereka berdua.

Sang pembawa acara mulai mentes microphonenya, lalu mulai berkata setelahnya, “okay, selamat malam semuanya,” mulainya. “Di acara kali ini tentu terasa berbeda dengan acara ulang tahun di tahun-tahun sebelumnya. Kenapa berbeda? Tentu saja karena Pak Wijaya meminta acara ulang tahun nya dengan acara ulang tahun sekolah di gabungkan dengan sekaligus mengundang murid-murid SMA Candrawama, dan para petinggi perusahaan.” ucap sang pembawa acara itu. “Apakah ada yang spesial di tahun ini? Mari kita biarkan Pak Wijaya yang menjelaskan, mari kita panggil saja Bapak Wijaya!” seru sang pembawa acara, lalu tepuk tangan mulai terdengar kala Wijaya melangkahkan kakinya menuju panggung.

“Hadirin semuanya, selamat malam. Dan saya berterimakasih sekali kepada kalian yang sudah menyempatkan untuk hadir, saya memang sengaja menyatukan pesta ini karena saya ingin memberitahu hal yang penting pada kalian semua, termasuk kepada keluarga saya,” tutur Wijaya. “Saya akan memperkenalkan pewaris tunggal Perusahaan Aditama kepada kalian semua, namun sebelum itu saya akan menceritakan suatu kisah kepada kalian semua.”

Ketika Aku Menemukanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang