"Pada akhirnya kebenaran yang akan selalu menang.”
Pricilla Evyta Aurora.***
17 tahun yang lalu.
Saat itu, seorang wanita yang tengah mengandung bersama suaminya tampak sedang melakukan perjalanan, mereka berdua berniat untuk liburan bersama ke Bandung.
“Kira-kira, kalau udah lahir anak kita mau di namain siapa Mas?” tanya wanita itu seraya mengelus, wanita itu bernama Aurora.
“Aku udah ada rencana sih mau ngasih nama anak kita siapa,” ucap pria itu tampak senang menanti kelahiran putri mereka, dia adalah Ardan Aditama, seorang pewaris tunggal perusaan Aditama.
“Apatuh namanya?” tanya Aurora penasaran.
“Pricilla Evyta Aurora, gimana, bagus ‘kan nama yang aku pilih?” Ardan meminta pendapat istrinya.
“Kok gak pake marga kamu Mas?” tanya Aurora penasaran.
Ardan tersenyum, "Pake dong, jadinya Pricilla Evyta Aurora Aditama, bagus ‘kan?”
“Panjang banget namanya,” Aurora terkekeh.
“Nama seorang anak dari Ardan Aditama memang harus panjang, dan panggilannya adalah Vita.”
“Vita? Nama yang bagus,” ucap Aurora. “Aku jadi makin gak sabar deh menanti kelahiran anak kita,” Aurora menatap perutnya yang buncit sambil mengusap perutnya.
“Aku juga gak sabar, pasti dia cantiknya sama kayak kamu Ra,” Ardan mengelus puncak kepala Aurora.
“Dan dia akan seberani kamu,” lanjut Aurora, menatap suaminya yang tengah menatapnya penuh cinta. Lalu bunyi klakson dari depan membuat mereka terkejut, “awas Mas!”
Ardan yang terkejut sontak membanting stir ke kiri, namun naas, mobil mereka malah jatuh ke jurang.
***
Wijaya yang saat itu adalah pengabdi setia keluarga Aditama terkejut, saat mendengar tuan, dan nyonyanya kecelakaan, lalu Wijaya segera bergegas ke rumah sakit yang ada di dekat tempat lokasi kejadian, “gimana kondisi Tuan Ardan Dok?” tanya Wijaya cemas.
“Maaf, tapi tuan Ardan sudah meninggal di lokasi kecelakaan, kami selaku tim medis tidak bisa berbuat apa-apa.”
Penuturan Dokter tentu saja membuat Wijaya terpukul, “lalu bagaimana dengan istrinya?”
“Istri pak Ardan selamat, namun beliau harus melakukan persalinan prematur, kalau tidak bayi yang ada di dalam kandungannya tidak akan selamat.”
“Lakukan yang terbaik Dok,” ucap Wijaya tegas.
Lalu persalinan segera di lakukan, Wijaya menunggu dengan cemas, berharap Aurora dan putrinya baik-baik saja, setelah beberapa jam ia menunggu akhirnya Dokter keluar.
“Bagaimana kondisi Bayi dan Ibunya Dok?” tanya Wijaya cepat.
“Bayinya selamat, namun ibu dari bayi mengalami pendarahan hebat, sehingga kesempatan untuk hidupnya sedikit, lebih baik bapak segera temui pasien.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku Menemukanmu (END)
Ficção Adolescente"Vita," panggil Aldo pelan. Mendengar panggilan Aldo, Vita yang duduk di samping pemuda itu segera menoleh. "Ya?" "Jangan nangis, saya gak suka liat kamu nangis," ujar Aldo sambil menangkup kedua pipi Vita dan menghapus sisa air mata di sudut mata g...