Hina melihat seorang bayi yang sangat indah didepan matanya. Bayi lelaki itu benar-benar mengembalikan kenangan tiga tahun lalu saat Nael lahir.
Hina menangis melihat Erin menyusui anaknya. Ini pertama kali anak itu mendapat asi. Hina tersenyum hangat melihat interaksi anak dan ibu itu. Nael yang sudah berada digendongannya pun tersenyum geli melihat adiknya.
"Onti adik Nael laki-laki ya?" Tanya Nael semangat. Hina mengangguk riang. "Iya laki-laki. Nanti Nael ajak dia main bareng-bareng ya kalau udah gede. Nggak boleh berantem." Ucap Hina mencium gemas pipi Nael.
"Mama, Nael boleh gendong dede bayi nggak?" Erin tertawa pelan melihat anaknya yang sok dewasa karena sudah menjadi kakak. "Nanti Nael, kalau dede udah besar, Nael boleh gendong ya sayang." Nael mengangguk antusias.
Keanu mencubit pipi Nael. "Nanti Nael dapet adik lagi. Seneng nggak?" Tanya Keanu. "Memang iya om? Nggak bohong kan?" Tanya Nael, mata bulatnya melihat Keanu penuh harap. Keanu mengangguk kepalanya.
"Iya sayang, nanti Onti kamu lahiran lagi. Nanti Nael janji sama om ya ngejagain adek-adek?" Tanya Keanu. Tentu saja Nael mengangguk lagi. "Nael senang kalau punya banyak adek?" Tanya Michael ayahnya.
"Seneng lah pa, nanti Nael bisa suruh-suruh." Semua orang sontak tertawa mendengar jawaban Nael yang sangat polos. Bibi dan paman Hina baru saja pulang karena sudah menunggu di rumah sakit semalaman begitu juga orang tua Erin. Sekarang giliran Hina dan Keanu yang menjenguknya.
Hina menurunkan Nael yang tengah berlari ke ranjang sang mama. "Sayang, kamu duduk ya. Nanti pegel-pegel lagi." Keanu menuntun tangan Hina ke sebuah sofa yang ada di sudut ruangan. Sekarang mereka ada di ruangan VVIP rumah sakit. Jelas saja karena Michael adalah pewaris rumah sakit ini jadi tentunya ia akan memberikan fasilitas terbaik yang ada untuk istrinya tercinta.
"Mas, nanti kalau aku lahiran kamu mau aku jenggut-jenggut nggak?" Tanya Hina polos, ia melirik Keanu yang sudah menahan tawanya. "Kamu mau nonjok aku juga aku rela Hina. Asalkan itu kamu, apa aja aku rela." Hina memutar bola matanya malas.
"Gombal ah, males aku jadinya." Jawab Hina kesal ia mencubit pinggang Keanu. "Loh aku serius ini, malah dibilang gombal." Hina terkikik melihat wajah kesal suaminya.
"Iya Mas. Lucu banget kalau kek gini. Jadi pengen dicubit." Hina mencubit pipi Keanu gemas. Keanu melemparkan tatapan datarnya ke Hina. "Tapi aku jadi pengen cium kamu, gimana dong." Wajah Hina memerah. Keanu memberikannya serangan mendadak.
Secepat kilat Keanu mengecup bibir Hina. Jika tak ada Nael, Keanu yakin Hina tak akan lolos sebelum ia melumat bibir berisi wanitanya. "Ekhem, ada aku loh disini." Suara Michael menginterupsi mereka berdua. Wajah Hina kembali memerah, ia memukul perut Keanu. Membuat Keanu tertawa melihat tingkah kekanakan Hina.
"Masih ada anak aku Na, nanti kalau nggak ada baru kamu lanjutin." Hina memberi pandangan sengit ke Erin. "Kamu mah emang cemburu sama aku." Ucap Hina.
"Males cemburu sama kamu." Hina memutar kedua bola matanya, Erin terkikik melihat kelakuan sahabatnya yang benar-benar seperti anak-anak.
Suara pintu yang terbuka menarik atensi semua orang yang ada dalam ruangan. Kevin dan Terry. Mereka datang membawa bunga matahari favorit Erin.
"Kakak!" Panggil Hina, ia berlari ke pelukan Terry. Michael kebingungan melihat pemandangan aneh didepannya. Ia tak tahu Hina sedekat itu dengan Terry. "Hina, perut kamu udah gede gitu lari-larian. Kalau jatuh gimana?" Terry melihat Hina yang sudah tersenyum polos. Ia mengelus kepala Hina.
"Michael, Erin. Selamat ya. Anaknya cowok ya." Kevin tersenyum ke Erin kemudian menepuk bahu Michael. "Anak lo udah dua aja Kel. Bagi-bagi tips dong." Ucap Kevin pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The thing that i've done with that.
RomanceAhina Kiara, 25 tahun. Seorang karyawan disebuah perusahaan terbaik di ibu kota. Sudah beberapa tahun setelah ia putus dari mantan kekasihnya. Walaupun belum bisa bergerak maju. Karena hal yang dilakukan mantan kekasihnya di masa lalu. Ia jadi sanga...