The beginning of the story.

4K 174 4
                                    

ALL FALLS DOWN - ALAN WALKER (FT. JULIANDER)

---

Keanu berjalan di sepanjang lorong rumah sakit. Ia harus menangani pasien yang akan melahirkan hari ini. Wajah lelahnya terlihat buru-buru.

Setelah berkutat lama di ruangan operasi, Keanu menghela nafas lega. Ia melihat seorang bayi yang baru keluar dari perut ibunya membuatnya senang. Mungkin ini yang membuatnya mencintai pekerjaannya. Ia sangat bahagia melihat anak-anak yang baru dilahirkan.

Ia keluar dari ruangan operasi, entah sudah berapa jam. Operasi yang sedikit sulit akhirnya bisa dilalui tanpa ada yang meregang nyawa. Ia berjalan ke ruangannya. Ia melewati jam makan siang lagi. Dengan sedikit rasa malas ia berjalan ke kantin. Ia harus mengisi perutnya.

"Bian!" Panggilan itu membuat Keanu menoleh, Bian adalah nama panggilan Keanu. Keanu Abiyyan. Ia kenal suara itu. Bagaimana tidak, suara itu adalah suara sahabatnya dari SMP. "Eh Ikel." Keanu berjalan menghampiri Michael yang sedang duduk bersama perempuan. Keanu melihat punggung wanita itu sedikit bergetar. Tanpa diragukan, ia tahu dengan jelas siapa itu. Tapi Keanu memilih berpura-pura tidak tahu, agar tidak canggung.

"Lo sama Erin?" Tanya Keanu yang sudah duduk disamping Michael. "Gila sama istri sahabat lo aja lupa. Makanya kalau nikahan itu dateng. Betah banget tinggal di luar nggak balik-balik Kayak bang toyib." Komentar Michael mendecak. Keanu hanya nyengir kuda. Keanu mengalihkan pandangannya ke wanita itu. Mereka berdua saling bertatapan.

Tiba tiba suasana menjadi hening.

Keheningan itu dipecah oleh suara handphone Michael. "Gue duluan ya, ada pasien gue yang melahirkan hari ini. Na, kamu pulang naik taksi aja ya." Michael meninggalkan mereka.

"Ngapain kamu balik lagi?" Hina, wanita itu, menatap tajam ke Keanu. Lelaki didepannya. "Karena aku mau balik dan dapetin kamu." Ucap Keanu datar.

"Kamu seharusnya nggak ada disini. Aku muak melihat wajahmu!" Hina berdiri meninggalkan Keanu yang terdiam.

"Aku merindukanmu Hina, apa kamu nggak ada perasaan yang sama sedikitpun?" Keanu mencekal tangan Hina. Hina berdesir merasakan tangan besar yang hangat itu ditangannya. Namun kemudian ia sadar akan kebodohannya.

"Brengsek lepasin aku." Hina berlalu setelah berhasil melepaskan tangan Keanu.

"Jadi yang kemarin itu beneran kamu, kamu emang udah berubah ya." Gumam Keanu tersenyum kecil.

---

Erin tersenyum melihat penampilan Hina. Ia sudah selesai merias Hina, yang sekarang tampak sangat menawan. Hina melihat dress berwarna peach itu dikaca. Memang tidak terlalu terbuka, dengan potongan leher berkerah shanghai dan mampu menutupi tubuhnya hampir mencapai lutut. Tetapi Hina kurang percaya diri karena bajunya ini menunjukkan lekukan dirinya dengan kata lain sangat ketat, baginya.

"Udah ayo, lo cantik kok." Erin menarik lengan Hina yang masih ragu-ragu. Ada Michael disana. "Udah selesai kan dandannya? Lama banget capek aku nunggunya." Michael melirik ke arah Erin yang sudah berada disampingnya.

"Udah mas, ayo jalan. Nggak usah cemberut." Erin kemudian beralih ke anaknya, "Nael kamu duduk dibelakang sama onti ya. Dia kangen banget sama kamu dari kemarin." Erin mencium pipi putra sulungnya yang baru berumur tiga tahun itu. Hina langsung menggendong Nael dan bocah itu tersenyum memeluk Hina. "I miss you too onti." Hina tersenyum. Masuk kedalam mobil.

Saat sampai di pesta tersebut, ia membelalak matanya melihat pesta yang sangat mewah. "Onti, ini pesta ulang tahun ya?" Tanya anak yang ada dipelukannya itu. "Bukan Nael, Ini pesta pernikahan." Nael hanya menangguk. Walau ia sebenarnya tak mengerti apa itu pernikahan.

The thing that i've done with that.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang