A fight.

1.4K 73 1
                                    

Hina tersenyum melihat lengan Kean berada dipinggangnya. Ia mengelus pelan tangan tersebut sebelum menyingkirkannya. Ia beranjak masuk ke kamar mandi. Melihat wajahnya yang sudah berantakan. Rambut merah yang penjangnya sepinggang itu sudah kusut, sekitar mulutnya yang banyak bekas-bekas liur, dan yang paling parah wajahnya yang sangat lecak.

Hina menghela nafas pelan, untung saja suaminya Kean yang sudah memaklumi Hina yang tidak pernah berubah cara tidurnya dari dulu. Ia membasuh wajahnya. Ia harus memperbaiki tidurnya jika seperti ini terus bisa malu Hina dengan suaminya.

Hina bergegas mandi, mengingat sudah jam 7. Ia harus menyiapkan sarapan dan kebutuhan suaminya. Setelah selesai memakai Kemeja lengan pendek berwarna putih dan celana kulot hitam sebetis ia menguncir rambutnya menjadi satu keatas.

Ia menghampiri suaminya. "Kean, mandi udah telat nih. Aku kesiangan." Hina menggoyangkan tubuh Keanu jauh dari kata lembut. Keanu hanya menggeram menutup dirinya dengan selimut.

"Kamu kemarin udah izin loh. Izin mulu nanti nggak dapet duit. Gimana mau beli makanan buat aku." Ucap Hina asal. Kemarin ia dan Kean memang izin dari kantor. Hina harus mengurus Keanu yang sakit, dengan telaten ia mengurus suaminya itu seharian. Hasilnya tadi malam suhu tubuh Keanu sudah turun.

"Kean yuk bangun yuk." Ucap Hina kesal. Hina mencubit kencang pinggang Keanu. Keanu terpekik kesakitan. Ia bangun dari tidurnya. "Aduh Na, sakit loh suaminya." Ucap Keanu yang sudah mengelus-ngelus pinggangnya. Hina tersenyum pelan, ia mengelus pinggang Keanu lembut.

"Salah sendiri, aku bangunin baik-baik kamu diemin." Ucap Hina. "Yaudah sini dulu, kasih morning kiss biar semangat." Keanu memajukan bibirnya. Hina membekap mulut Keanu.

"Cium nih tangan aku. Mandi dulu, sikat gigi biar nggak bau jigong." Hina mendengus geli melihat wajah suaminya yang tertekuk. Lelaki itu melangkah menuju kamar mandi.

Kalau boleh jujur. Keanu sebenarnya sangat menggoda jika baru bangun tidur. Tapi ia harus menahannya. Mengingat Keanu aku membuatnya tidak bisa keluar dari rumah seharian.

Hina berjalan keluar dari kamarnya setelah menyiapkan pakaian Keanu. Ia sekarang harus membuat kopi hitam untuk Keanu dan susu untuk dirinya. Walaupun Hina sedang tidak mood untuk minum susu, ia harus jika tidak Hina akan kena amukan Kean.

Kean yang sudah siap dengan tas kerja di tangannya duduk di meja makan. Ia meminum kopi panasnya. Hina memberikan roti yang sudah ia oleskan selai kacang kesukaan Kean.

Hina menghabiskan susu dan dua potong roti. Ia menatap Kean yang sedang menghabiskan kopinya. "Kamu udah kuat kerja?" Tanya Hina khawatir. "Udah sayang, lebih kuat lagi kalau kamu kasih morning kiss." Goda Keanu.

Hina kemudian mendekati Keanu. Mengecup bibir tipis Keanu. "Jangan sakit-sakit lagi ya." Gumam Hina yang terdengar oleh Keanu. Hati lelaki itu menghangat. "Iya bayi. Yuk berangkat." Keanu mengambil tangan Hina. Menggenggamnya.

"Kamu jangan capek-capek ya. Kalau ada apa-apa aku salahin Kevin. Aku jemput jam empat." Keanu berhenti didepan kantor istrinya. Hina mencium pipi Keanu. "Kamu hati-hati. Nanti aku telfon ya ingetin makan siang. Jangan dimatiin hp nya, kecuali lagi ada operasi." Hina melambai kepada Keanu, mulutnya mengisyaratkan kata 'i love u' begitu pula sebaliknya.

Hina berjalan memasuki kantornya. Sampai di kubikelnya Siska si ratu julid sudah menunggunya. "Lo tumben banget Na, sakit-sakit mulu." Ucap Siska dengan nada selidik. "Kemarin yang ngasih tau ke mbak Risna lo izin pak Kevin sendiri." Hina memutar bola matanya jengah.

"Nggak ada apa-apa. Kebetulan aja kemarin gue izin sama dia. Udah ya gue mau ngerjain kerjaan dulu. Numpuk nih." Hina kembali fokus kepada dokumen yang sebenarnya nggak sebanyak biasanya. Ia sangat yakin ini pasti kerjaan Keanu.

The thing that i've done with that.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang