The side story.

844 46 0
                                    

Hina membuka matanya. Sinar mentari sudah menusuk matanya membuat ia mau tak mau bangun dari tidurnya. Hina memutar tubuh ke samping, mencari suaminya. Tapi nihil, Keanu tidak ada disana.

"Mas Kean. Kamu dimana?" Panggil Hina. Ia bangun pelan-pelan dari posisinya dan terduduk sebentar sebelum berdiri. Ia mencari Keanu yang ternyata sedang memasak di dapur.

Hina melihat Keanu yang berkutat dengan bahan masakan menyenderkan diri di depan lemari es. Ia melihat Keanu dan tersenyum kecil. Suaminya ini selalu memperhatikannya. Ia selalu berharap Keanu tidak pernah berubah kini, sepuluh tahun kemudian, ataupun selamanya.

Walaupun Keanu jarang pulang karena pekerjaannya yang tak mengenal waktu–bukan jarang pulang, tapi kadang jam kerjanya kontras dengan jam kerja Hina– membuat mereka kadang tidak bisa bertemu tetapi Keanu dan Hina selalu ingat kalau mereka selalu berada di hati satu sama lain.

"Jadi, masak apa hari ini?" Tanya Hina lembut. Keanu menoleh menyadari eksistensi Hina dibelakangnya. la tersenyum tipis. "Kamu udah bangun? Duduk sayang nanti pusing kalau berdiri lama-lama." Hina mengikuti saran Keanu.
la duduk di kursi meja makan.

"Jadi kamu masak apa hari ini?" Tanya Hina lagi. "Aku bikinin kamu Japanesse curry. Gimana? Inget waktu kita pacaran nggak?" Tanya Keanu yang masih sibuk dengan hal yang sedang ia kerjakan.
Hina tertawa pelan. Saat Hina bilang ia menyukai makanan itu. Hampir setiap hari Keanu memasakkannya.

Walaupun terkadang ia bosan memakannya, tapi Hina selalu senang dengan apapun yang dibuat oleh Keanu untuknya. Dia akan memakannya dengan senang hati.

"Dulu hampir sebulan penuh kamu masakin itu terus. Sampai kamu bosan sendiri kan?" Hina tertawa. Keanu dulu kaku dalam hal berpacaran sama seperti Hina. Mereka tidak mengerti harus melakukan apa. Walaupun Keanu selalu menutupinya dengan wajah tenang nya.

"Tapi enak kan?' Tanya Keanu lagi. Hina mengangguk mengakui masakan Keanu memang enak. Jika dibandingkan dengan masakan Hina kini. Rasanya kurang lebih sama karena Keanu yang mengajarinya memasak, walaupun sebenarnya Hina dulu bisa masak sedikit.

"Enak dong, masakan pacar aku masa nggak enak." Keanu menoleh ke Hina, ia memberikan tatapan datar ke Hina. "Kok pacar? Suami Hina. Udah nikah hampir setengah tahun masih lupa?" Tanya Keanu kesal. Hina terkikik pelan. Wajah Keanu sekarang sangat menggemaskan.

Suaminya itu menghampiri Hina dengan dua piring nasi yang sudah disiram kuah yang berisi ayam, potongan wortel, dan kentang. Sangat menggugah selera bagi ibu hamil yang satu itu.

"Makan sayang, abisin ya. Kamu akhir-akhir ini bikin aku khawatir. Makannya tambah lama tambah sedikit." Ucap Keanu pelan. Hina mencubit pipi Keanu yang sudah ada disampingnya. "Ini bawaan bayinya. Aku jadi nggak suka makan berat pas hamil."

"lya, maunya makan aku ya?" Tanya Kean sok polos. Hina mencubit pinggang Keanu. la memutar kedua bola matanya jengah. "Kamu mah, kita lagi sarapan loh. Kamu bisa-bisanya mesum gini?"

"Heh, kan kamu doang yang aku mesumin. Bukan orang lain. Kalau kamu nggak mau dimesumin, aku mesumin orang lain boleh?" Hina menatap Keanu tajam. Kini Keanu sudah tertawa geli melihat ekspresi Hina yang ingin menguburnya hidup-hidup.

"Bercanda Bayi. Yang dibawah udah aku setel, bangunnya kalau ngelihat kamu doang kok." Hina menaruh kedua tangannya diatas perutnya, seakan-akan menutup telinga sang anak agar tak mendengar ucapan tak senonoh sang ayah. Wajahnya memerah mendengar kalimat vulgar yang dilontarkan lelaki itu.

Tiba-tiba bel apartemen mereka berbunyi. Hina menyerngitkan keningnya. Siapa yang bertamu saat jam sarapan pagi. Hina bingung.

Keanu yang melihat Hina hanya memakai gaun tidur dengan strap tipis menyuruh Hina mengganti pakaiannya.

The thing that i've done with that.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang