Eps. 1 - Insiden

324 32 117
                                    


BRAAKK!!
Pintu kamar pun dibanting sendiri oleh seorang wanita

"Heh anak kecil!! Bisa gak sih lo gausah ganggu gue kerja?!!" teriak si wanita

"Huaaaa... Maaf ma maaf, maafin ana hiks..hiks.." tangis seorang anak kecil yang berusia 6 tahun sambil berlutut pada sang ibu nya

PLAKK!!
Sebuah tangan mendarat di pipi nya yang halus dari seorang ibunya anak itu kembali menangis kejer.

"Bun, udah bun kasihan Alana nya bun," ucap anak laki-laki berusia 8 tahun dengan hati hati. Sedangkan anak laki-laki satu nya yang berusia sama hanya bisa menangis menonton pertengkaran tersebut.

"Diam kamu!! Gausah ikut campur!! Dasar anak setan!" teriak sang ibu kembali

"Tapi bun kita ini anak bunda sendiri apa bunda gak tega?!!" teriak sang kakak laki-laki berusia 13 tahun

PLAKK!!
Sebuah tangan kekar sekarang yang mendarat di pipi anak yang berusia 13 tahun itu.

"Hiks..hiks... Ayah," tangis Alana

"Berani kamu sekarang Dareen?!!" teriak sang ayah

CTAKK!!
Tanpa basa-basi anak tersebut dicambuk oleh ayahnya sendiri memakai sabuknya berkali-kali. Setelah puas menyiksa para anak-anak orang tua tersebut langsung pergi ke ruang kantor masing-masing dan mengunci pintu nya.

Semua anak anak menangis kesakitan setelah di siksa. Sang kakak yang paling tua pun berusaha menenangkan para adik-adik nya ini dengan mengajak ke taman sambil memakan es krim.

Yups, mereka di siksa dengan orang tua nya sendiri yang gila akan pekerjaannya. Pembantu-pembantu disana yang menjadi saksi mereka tak sanggup lagi melihat anak-anak di siksa dengan orang tua mereka sendiri. Salah satu pembantu sanalah yang melaporkan kejadian tersebut kepada sang omah.

Malam hari...
02.00

"Hoaamm haus," seorang anak yang paling kecil diantara saudaranya terbangun di tengah malam untuk mengambil minum di dapurnya, baru saja ia membuka pintu terdengar seseorang wanita yang meminta bantuan. Alana mengenal suara ini.

dengan mengumpulkan seluruh keberanian Alana mengendap-endap di tempat yang gelap agar tidak ada yang melihat. Alana terbelalak kaget ketika yang dilihat nya pertama kali adalah darah yang mengalir dari tubuh tante nya.

"J-jane jangan, apa yang kamu lakukan?!" teriak sang tante

"Apa yang aku lakukan? Jelas aku ingin membunuhmu brengsek haha.."

"Ke-kenapa kau melakukan itu?!" teriak sang tante takut

"UNTUK MEREBUT PERUSAHAANMU TENTU NYA HAHAHA" tawa jahat yang menggelar di telinga Alana membuat Alana membeku di tempat sambil menutupi mulutnya sendiri untuk berjaga-jaga agar tidak teriak. Sang tante yang melihat Alana samar-samar dalam gelap pun berusaha menyampaikan kata-katanya tanpa diketahui oleh sang ibu nya.

"Po-polisi"
Ucap tante nya tanpa mengeluarkan suara. Alana mengerti perkataan tante nya dengan berusaha keras Alana berlari tanpa membunyikan suara apapun. Baru saja ia ingin berbalik sang anak pun melihat tante nya yang baru saja dibunuh memakai pisau yang ada di tangan bunda nya. Alana tak tahan lagi dia harus bertindak sebelum semua nya terlambat.

Alana berlari tanpa membunyikan suara dengan berusaha secepat kilat ia berlari sembari menitikkan air mata dan pergi mengunci kamarnya dari dalam. Alana berhasil menelpon polisi saat itu.

Alana masih tak percaya apa yang baru saja dilihatnya Alana menenggelamkan wajahnya di bantal empuk nya dan menutupinya dengan selimut. Alana takut setengah mati melihat darah yang sangat banyak bahkan darah sang tante muncrat ke wajah Alana saat itu.

The Most BadassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang