Eps. 11 - Puncak

30 3 3
                                    


Mereka segera memasuki Villa nya dan segera membilas tubuh mereka yang sudah kotor. Setelah selesai membilas, Alana dan Zia segera menyambar remote TV dan duduk di sofa dengan posisi yang nyaman.

Villa itu berada di atas puncak sehingga hawa nya sangat dingin, untung mereka semua membawa hoodie dan jaket masing masing.

"Untung gue mandi pake air hangat," ucap Zia

"Gue juga,"

"Kita mau bermalam diatas ngga? Katanya kalo malam pemandangannya bagus," ucap Dareen yang baru saja datang.

"Mauuu!!" serentak Alana dan Zia

"Gue ikut bang," ucap Elios

"Lo berdua mau ikut ga?" tanya Dareen kepada Rio dan Dio.

"Gak ah, mager" serentak mereka berdua

"Cih, yasudah" jawab bang Dareen sambil berdiri dari sofa dan mengambil kunci mobil.

"Ayo," ucapnya

Mereka berempat segera keluar Villa menuju mobil, mereka akan ke tempat wisata. Biasanya tempat itu lebih bagus jika didatangi di malam hari karena bisa menikmati pemandangan lampu lampu kota serta bintang yang bertebaran. Kadang, setiap bulannya terdapat rasi bintang.

Alana duduk di depan sebelah bang Dareen yang mengemudi sedangkan Zia dan Elios di tengah. Setelah setengah jam menaik puncak, mereka akhirnya sampai tujuan. Mereka keluar dari mobil dan berjalan ke tempat wisata tersebut. 60% orang orang tidak tahu bahwa tempat tersebut lebih indah jika pada malam hari.

"Waahh keren cuii," serentak Alana dan Zia

"KUY FOTO ZI," teriak Alana sambil merangkul Zia

"SKUYY" jawabnya

Dareen dan Elios terkekeh melihat kehebohan Alana dan Zia. Mereka berdua sibuk selfie selfie sendiri. Setelah itu Alana foto dengan Elios, tentu saja karna paksaan darinya.

"Ah capek," keluh Alana yang dari tadi memang berdiri

"Duduk sini," ucap Elios sambil menepuk nepuk rumput di sebelahnya. Alana sudah sangat lelah, akhirnya ia menyerah dan duduk di sebelah Elios sambil bersandar di sebuah pohon. Mereka hanyut dalam perasaan masing masing. Jantung mereka berdetak kencang. Tanpa mereka sadari Zia dan bang Dareen sudah tidak ada.

"Loh Zia sama bang Dareen mana?" tanya Alana yang baru sadar

"Loh gatau deh perasaan tadi disana," jawab Elios. Lalu handphone Alana pun berdering. Alana segera mengangkatnya sambil memencet speaker agar Elios juga bisa mendengarnya.

"Zi, lo dimana?" tanya Alana

"Sorry al, gue sama bang Dareen lagi beli cemilan sama makan. Lo sama Elios tunggu disitu ya jangan kemana mana kita pasti balik kok hehehe"

"Ga lama kan?" tanya Alana lagi

"Umm.. Soal itu gue gatau deh tergantung bang Dareen hehe, tapi nanti kita pasti jemput kok. Udah ya bubye,"

"Tunggu zi,"

"Yahh dimatiin," ucap Alana

Duh dasar pasti ini rencana Zia atau bang Dareen, sialan mereka

– batin Alana

"Owh, Yaudah kita tunggu aja disini," ucap Elios sambil tersenyum.

"O-oke," lama mereka berdiam karna merasa canggung satu sama lain.

"Ugh this is totally awkward," gumam Alana sambil menenggelamkan kepala nya diantara lutut dan perutnya. Elios terkekeh melihat Alana.

Alana menggosok kedua tangannya, ia kedinginan karna suasana di puncak. Semakin malam semakin dingin belum lagi anginnya.

The Most BadassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang