Happy Reading.*
Me Back, New Tittle AND New Name. So akan ada perombakan dengan nama. Jadi harap maklum.
*
"Jadi sudah berapa wanita yang kau belai liangnya J?" Pertanyaan sinis terlontar kala seorang laki-laki berpostur tidak terlalu tinggi mengambil sebuah botol berisi minyak aroma terapi.
Sedikit menyunggingkan senyum karena pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang wanita yang telanjang diatas ranjangnya. Mau memulai pertengkaran rupanya.
"Tidak lebih dari 2, aku sedikit bosan" jawab laki-laki dengan menunduk. Memperhatikan tubuh telanjang perempuan yang ada dibawahnya. Perempuan ini cemburu.
"Dasar Keparat" bantal itu terlempar sempurna diwajah Julian. Jelas Aliya pelakunya.
"Come On Sweety. Aku suka mendengar jeritan mereka" jika saja kaki Aliya tidak terikat sudah pasti akan menendang laki-laki ini. Sialan sekali sih, sudah panas tambah dipanasi. Brengsek.
"Kita hidup di Amerika Sweety, jadi jangan terlalu difikiran" Julian menunduk dan fokus pada wajah merah sang wanita. Tau jika wanita ini semakin emosi.
"Kau menunggangi meraka J. Sementara aku tidak melakukan kegilaan itu dengan yang lain. Kau tidak adil" Julian tersenyum tipis dan dan mengecup bibir merekah wanitanya.
"Sweety aku tidak menyentuh mereka langsung. Hanya service jari tanpa bibir atau sejenisnya. Hanya alat-alat itu yang bekerja. Mereka saja yang horny melihat aku" Aliya mencoba menetralkan emosinya, percuma berdebat dengan Keparat satu ini. Aliya yang akan kalah total. Menyesakkan!
"J bisa tidak untuk beberapa waktu ini kau tidak bekerja. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu saja. Hanya selama 3 hari J?" Julian memikirkan permintaan Aliya. 3 hari tanpa bekerja? Ah itu sama saja menumpuk pekerjaan. Pasti akan banyak Klien dan Julian akan lembur, Julian tidak suka menumpuk pekerjaan.
"Memang kau mau kemana sayangku?" Mencoba fokus pada sang kekasih, memang jika cemburu seperti ini Aliya butuh dimanja.
"Sibuk Skripsi, aku lelah mendengar gerutuan Hary. Bisa tau duluan aku" Julian tertawa keras. Aliya sungguh lucu.
"His Your Dad Baby" Aliya mendengus tidak peduli. Meraih kepala Julian dan mendekatkan wajah mereka. "Ayolah J. Please" akhirnya Julian mengangguk. Tidak ada gunanya juga menolak wanita manja ini.
"Baiklah" Aliya tersenyum kelewat manis dan itu membuat Julian tertawa, wanita ini sangat senang rupanya.
"Jadi mau apa kita?" Tanya Julian memecah keheningan karena Aliya berhenti berbicara setelah disetujui keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Alexia!✓
Fiksi PenggemarKarena Kisah ditulis oleh dua orang, dan pasti akan ada pemanis yang kadang menjadi batu sandungan. harapan mengerti selalu harus ada, kalanya memang sakit tapi demi sebuah kebahagiaan maka akan tetap dilakukan. * saya kembali dengan bab baru, jelas...