Part 1🍫

167 56 31
                                    

Hai, aku balik lagi. Makasih buat yang selalu setia nunggu cerita ini update.
Author kepedean kali ya?
Budayakan vote sebelum membaca ya ⭐. Gratis kok. ✌️

Happy reading 😊


Nikah dulu baru pacaran.
Biar gak pernah putus.

Kring...kring...kring...
Bunyi lonceng sekolah pertanda jam istirahat. Kelas yang semula tenteram mendadak ribut.

"Ok anak-anak pelajaran sampai di sini dan silahkan istirahat. Selamat siang." Ucap bu Rania guru Bahasa Indonesia.

"Siang bu!" Ucap siswa serentak.

Sebagian besar penghuni kelas berhamburan keluar. Hanya beberapa siswa yang tinggal dikelas. Termasuk seseorang yang  tidak mengalihkan pandangannya dari handphone yang berada di genggamannya. Orang yang melihatnya akan mengira dia aneh, karena dia senyum senyum ngga jelas menatap layar handphonenya.

"Sha kantin yuk!" Ajak Gaby Raitrama yang biasa di panggil By.

"Hah? Ngga ah, gue takut ngga fokus kalo di kantin, berisik" Tolak Angely Syalom Canuto yang biasa di panggil Lysha.

"Yaudah deh. Mau nitip gak?" Tawar Gaby.

"Iya dong. Beliin-" Sebelum Lysha menyelesaikan ucapannya, Gaby sudah duluan memotongnya.

"Beng-beng dua, nextar coklat dua, chocolatos empat, sama minuman rasa coklat satu. Benar gak?" Gaby yang sudah hapal pesanan Lysha, dengan bangga memotong ucapan Lysha.

"Lah tau darimana gue mau pesan itu?" Heran Lysha.

"Siapa sih yang ngga tau, kalo lo makan camilan yang sama setiap hari." Celetuk Kenzo Pratama.

"Heheeh" Cengiran khas Lysha.

"Sha, lo gak bosan apa tiap hari ngemilin coklat mulu ?" Tanya Gaby heran.

"Enggaklah, lo aja gak bosan ketemu pacar lo tiap hari." Ejek Lysha.

"Lah itu mah beda Sha. Serah lo aja deh. Kalau lo sampe sakit gigi dan punya penyakit diabetes, gue bakal jadi orang pertama yang ngetawain kebodohan lo" Peringat Gaby.

"Ehh By bukan lo doang, gue juga bakal nunggu momen itu. Pasti seru kalau liat Lysha kesakitan dan gak bisa makan coklat lagi." Kali ini Dion Pangariban yang menimpali .

"Eh dasar sahabat laknat, doain nya yang baik baik kek sesekali. Dan itu ngga bakalan terjadi." Ucap Lysha dengan percaya diri, tidak lupa mengibaskan rambutnya.

"Kalian ngga jadi ke kantin? Gue jadi gak konsen bacanya karna kalian masih disini." Usir Lysha dengan halus, sembari memberi uang dua puluh ribu kepada Gaby.

"Dasar sahabat durhaka!" Ucap mereka serempak dan berlalu dari hadapan Lysha.

🍫🍫🍫

"Nih pesanan lo." Gaby  menyodorkan camilan ke hadapan Lysha. Merasa di abaikan, Gaby langsung memfokuskan pandangannya pada Lysha.

"Apalagi yang lebih bisa membuat Lysha bahagia selain headset yang menyumpel telinga, mata yang tertuju pada bacaan yang ada di aplikasi wattpad, dan camilan dengan rasa coklat. Dasar Lysha!" Batin Gaby yang masih fokus memandangi Lysha.

Merasa kelas mendadak sunyi seperti kuburan, Gaby menoleh kearah pintu kelasnya. Ternyata guru PKN mereka sudah datang.

"Sstt Sha ibu Dina udah masuk kelas tuh." Bisik Gaby agar suaranya tidak kedengaran. Merasa masih diabaikan secara paksa Gaby menarik headset Lysha.

Moody Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang