"Ngak terasa ya, dua hari lagi lo mau pergi." Alexis dan Aldrick sedang berada di kafe Aldrick. Mereka ingin mengistirahatkan otak setelah UN berakhir.
"Hm, iya." Aldrick menerima undangan kuliah di luar negeri. Yaitu kuliah di Inggris.
"Gimana, udah siap belum?"
"Siap belum siap ya harus." Padahal Aldrick rasa dia belum membuat Lysha kagum padanya. Bagaimana Lysha bisa kagum padanya? Setiap mereka bertemu selalu saja ada hal yang harus mereka perdebatkan, walau kadang di akhiri dengan tawa.
"Gimana sama doi? Udah peka belum? Ntar, nyesel loh!" Aldrick pernah cerita bahwa dia sedang berusaha membuat seseorang kagum kepadanya tetapi dia tidak memberi tahu siapa perempuan itu.
"Hm, sudahlah. Bukannya buat dia kagum, malah gue yang kayaknya jadi suka sama dia. Kan jadi kebalik." Aldrick mulai menyadari bahwa dia mulai suka sama Lysha.
"Tapi, lo ngak lupa kan minta dia ngantar lo ke bandara?" Oh iya, Aldrick baru ingat dia belum meminta Lysha untuk mengantarnya.
Nanti saja, pasti Lysha akan datang ke kafe nya."Ntar aja."
"Lo harus bisa bujuk dia, gue kepo banget sama wajahnya." Alexis kepo seperti apa wajah perempuan yang bisa membuat seorang Aldrick suka sama perempuan. Eits, jangan salah paham ya. Aldrick normal kok. Tapi, selama ini yang Alexis tau Aldrick belum pernah pacaran.
"Intinya cantik"
🍫🍫🍫
"Hai, lo sendiri?"
"Emang biasanya gue punya temen datang kesini? Ngak kan?" Apakah Lysha tidak tau cara berbasa-basi?
"Gimana lo mau punya pacar, kalau lo ketus mulu?"
"Gue kesini juga ngga berniat nyari pacar, Aric"
"Iyain deh. Dua hari lagi gue mau pergi."
"Udah tau kali. Eits, kak Al yang ngasih tau." Lysha tidak mau Aldrick terlalu kepedean. Nanti di kira dia penguntit.
"Lo ikut ya ngatar gue ke bandara."
"Hm, gimana ya? Angelo ngajak gue jalan,"
" Ya dibatalin aja"
"Santuy banget ngomongnya. Hm, gue gak bisa janji ya bisa ikut ngatar lo"
"Hm, iya" Aldrick yakin seratus persen Lysha akan datang.
"Selama gue pergi, lo harus tetap kayak gini ya. Jangan berubah. Tetap jadi Lysha yang gue kenal, Lysha yang sangat menyukai coklat."
"Maksudnya?" Lysha mengerutkan keningnya.
"Hm, gak ada. Gue pergi dulu ya, gue masih ada urusan. Bye!" Aldrick beranjak dari duduknya. Biarlah Lysha berusaha mengartikan apa maksud perkataannya.
"Gaje banget jadi cowok."
🍫🍫🍫
"Ayo kesana, itu mereka" Lysha menunjuk ke arah Aldrick dan Alexis yang sedang duduk.
"Hah, lo ngapain ikut juga?"
"Serah gue dong , ini kan tempat umum." Jawab Angelo ketus. Angelo dan Lysha tidak jadi pergi jalan, gantinya Angelo memaksa harus ikut menemani Lysha ke bandara untuk mengantarkan Aldrick.
"Rick, doi lo ngak dateng ya?"
"Emang Aric punya pacar ya kak?" Setahu Lysha, Aric juga sama dengannya.
"Pacar sih enggak, tapi dia lagi suka sama seseorang." Ada perasaan tidak suka saat Lysha mengetahui Aldrick menyukai seseorang.
"Katanya, dia ngak tau bisa datang atau enggak. Karna, dia lagi punya janji sama orang lain. Tapi gue percaya dia pasti datang." Ucap Aldrick yakin. Ya iyalah, orang yang dibicarain juga udah di depan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moody Girl
Teen Fiction"Coklat" Hal yang dapat mengubah suasana hati seseorang. Berawal dari seseorang dimasa lalu yang menjadikan coklat sebagai hadiah ulang tahun. Dan selalu memberinya dikala bersedih. "Coklat adalah pengubah moodku" ucapnya. Pernah terlintas di benak...