Part 21🍫

9 12 4
                                    

Sebelum Aldrick pergi dia memeluk mama, papa dan kakaknya. Setelahnya, dia bertos dengan Alexis dan memeluknya. Dia juga menarik tangan Lysha menjauh dari mereka. Dia ingin mengatakan sesuatu.

"Mau ngapain lagi?"

"Sebelum gue pergi gue punya permintaan."

"Tangannya lepas dulu." Aldrick melepas genggamannya.

"Sebelum gue pulang lo ngak boleh berpaling dari coklat. Dan ngak ada yang boleh gantiin posisi coklat, sebelum gue berusaha."

"Itu permintaan atau perintah sih?" Lysha berdecak.

"Iyain dulu."

"Hm,.." Lysha tampak berpikir. "Iya iya."

"Satu lagi."

"Banyak banget sih"

Tanpa banyak bicara, Aldrick memeluk Lysha dengan sangat erat. Sampai rasanya tulang Lysha ada yang patah.

Lysha terdiam sejenak. Setelah berdebat dengan pemikirannya, perlahan dia membalas pelukan Aldrick. Lysha menepuk-nepuk punggung Aldrick pelan. Tanpa sadar air matanya jatuh. Dengan gerakan cepat Lysha mengusapnya. Dia bingung kenapa air matanya jatuh?

Setelah beberapa saat, Aldrick melepas pelukannya. "Janji ya, jangan meluk laki-laki selain gue"

Tanpa sadar Lysha menggangguk pasti.

Tanpa mereka ketahui ada seseorang yang melihat semua hal yang mereka lakukan. Dari awal, dia sudah tau bahwa Aldrick memiliki perasaan kepada Lysha begitu juga dengan Lysha. Rasanya ada ribuan jarum yang menancap sempurna di hatinya.

Hatinya sangat hancur melihat kedekatan mereka. Ingin rasanya dia dia berlari ke arah mereka dan mengatakan perasaannya yang sebenarnya. Tapi apa daya. Dia akan menunggu waktu yang tepat. Dan dia akan membalaskan dendam nya.

🍫🍫🍫

"Kak!"

"APA" Alexis menjawab dengan garang. Sepertinya Alexis sedang di mode 'senggol dikit bacok'.

"Nggak jadi deh." Lysha membalikkan tubuhnya hendak keluar dari kamar Alexis.

Alexis hanya melirik dan tidak berniat meladeni Lysha.

"Eh kak, kalau boleh tau..." Lysha masih tampak berfikir apakah dia akan menanyakan atau tidak.

Alexis belum bergeming dari posisinya yang sedang berada di depan laptop.

"Nggak jadi deh." Lysha sudah memutuskan untuk tidak bertanya. Bisa-bisa Alexis akan curiga.

Tapi, kalau nggak sama Alexis sama siapa lagi? Haruskah Lysha menanyakannya?

"Lysha, taukan kalau kakak lagi punya banyak tugas. Belum lagi kakak lagi punya masalah. Jadi jangan nambah pikiran dong. Jelasin, ngapain datang kekamar kakak? Ada masalah ya?" Alexis sudah kembali ke sifat awal. Dia sudah menurunkan nada suaranya.

"Gini kak, tadi Lysha datang ke sini mau nanya sesuatu. Tapi karna kakak lagi masang mode 'senggol dikit bacok' jadi, Lysha mikir dua kali mau ngomong." Lysha menjelaskannya panjang kali lebar kali tinggi.

"Jawabannya panjang amat, eh yang ditanya ngak dijawab."

"Hehehe, intinya Lysha ngak jadi nanya. Bye, kak Al" Lysha melangkah keluar dan berhenti saat Alexis berbicara.

"Pasti mau nanya keadaan Aldrick kan?" What? Apakah Alexis tau apa yang akan Lysha tanya.

"Aldrick baik-baik aja. Katanya dia pengen denger kamu jadi juara satu umum."

"Punya kakak kok sotoy banget sih" Lysha cepat-cepat pergi, dia tidak mau Alexis melihat wajahnya yang sudah merah, walaupun kenyataannya tanpa melihat, Alexis tau bagaimana wajah Lysha.

Sorry ya pendek banget part ini. Lagi sibuk sama cerita sebelah. Eh, sekalian promo deh. Aku punya cerita baru loh judulnya " Why not?¿ ". Jangan lupa mampir ya. Tenang, cerita ini bakal dilanjut kok. Mungkin waktu update hanya sekali seminggu. Doain ya guys biar cerita ini cepat kelar.

Voment nya guys jangan lupa

ilo_man3

Moody Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang