Part 16🍫

33 24 26
                                    

Yuhuuu....
Voment nya guys jangan sampai lupa ya 🙏

Happy reading 😊

"Lo gak kedinginan?"

"Nggak"

"Harusnya lo bilang iya"

"Supaya?"

"Supaya gue punya alasan buat meluk lo."

"Gue nggak butuh."

"Kenapa lo malah nolak, ketika cewek lain pengen?"

"Jangan samain gue sama mereka. Gue itu beda. Lagian juga gua udah per- ngga jadi, lupain ajah"

"Susah banget sih ngomongnya. Tinggal bilang 'Gue juga udah pernah kok meluk lo' kan simpel."

"Apaaan sih, udah tau saat itu gue kira lo kak Alexis, kalau aja saat itu gue tau itu lo, gue juga gak bakal mau."

"Bilang aja pengen lagi."

"Serah lo. Ayo pulang hujannya udah reda!"

🍫🍫🍫

"Lah kak Alexis udah pulang? Kirain masih ada urusan!"

"Lagian siapa juga yang punya urusan?"

"Tapi kata- ih nyebelin banget sih. Tau gitu mending gue jalan kaki!" Lysha makin kesal akan perbuatan Aldrick. Gimana bisa Aldrick membohonginya.

"Aldrick maksudnya? Tadi dia sendiri yang nawarin buat ngatar lo pulang. Ya, diiyain aja!"

"Au ah gelap, Lysha makin sebel sama Aric, udah tukang nyebelin, tukang boong lagi." Lysha pergi dari hadapan Alexis menuju kamarnya.

"Dasar, katanya tukang nyebelin sama tukang boong, eh malah punya panggilan khusus." Guman Alexis.

🍫🍫🍫

Sudah dua hari setelah Aldrick membohonginya, Lysha tidak melihat batang hidung Aldrick. Entah kemana hilangnya seorang Aldrick, apakah Aldrick telah ditelan bumi setelah membohonginya? Gak mungkin sih. Tapi itu lebih baik.

Di sekolah juga Lysha tidak melihatnya. Mungkin karena Lysha jarang keluar kelas sih.

Saat ini, Lysha ingin ke cafe. Sepertinya dia merindukan suasana cafe. Tapi anehnya, kemarin Lysha sudah pergi ke sana. Aneh memang.

"Mau kemana lagi?"

"Hm, ke cafe. Kenapa emang?"

"Bukannya kemaren udah?"

" Iya, tapi Lysha rindu sama suasananya."

"Rindu?" Alexis mulai curiga, baru juga kemarin, kenapa bisa rindu? Atau jangan-jangan...

"Bilang aja rindu sama pemiliknya karna udah dua hari gak ketemu" celetuk Alexis.

"Ish, kakak apaan sih. Siapa juga yang rindu sama dia?" Lysha berusaha mengelak tapi ada sesuatu di hatinya yang terasa mengganjal, seperti rasa bersalah karena telah berbohong. Mungkin?

"Mata lo gak bisa boong"

🍫🍫🍫

Setibanya di cafe Lysha hanya memandangi jalanan yang ramai dengan kendaraan, diiringi rintik hujan yang semakin lama semakin deras.

"Permisi mba, ini pesanannya." Ucapan salah satu pelayan membuyarkan lamunannya.

"Makasih mba." Ucap Lysha seraya tersenyum.

"Mba, pak Aldrick hari ini datang kok."

"Hah?" Lysha bingung, untuk apa pelayan tersebut memberitahunya.

Moody Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang