6. Cause I'm Envy

1.1K 170 41
                                    

GAES! GIMANA KALAU GW BIKIN GROUP CHAT BUAT KALIAN PENGGEMAR 97LINE???

COBA DEH ABSEN BIAS KALIAN DI 97LINE DI COMMENT YAAAAA:)

BTW nih gan, jangan lupa baca baik baik setiap kata di setiap chapter oke? Siapa tau ada clue di dalamnya:) Dari prolog sampai part ini, hampir setiap chapter mengandung clue untuk ke depannya:)

BTW nih gan, jangan lupa baca baik baik setiap kata di setiap chapter oke? Siapa tau ada clue di dalamnya:) Dari prolog sampai part ini, hampir setiap chapter mengandung clue untuk ke depannya:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jung Taera."

Wanita yang merasa bahwa namanya terpanggil membalikkan tubuhnya menghadap seseorang yang kini sedang menatapnya dengan tatapan membunuh. Ia tersenyum sinis merasa tertantang.

"Sendiri? Mana temen-temen lo?" tanya Taera angkuh. Ia bersedekap dada seakan memperlihatkan pada langit malam bahwa ia lebih berkuasa dibanding wanita berpakaian serba hitam di hadapannya.

"Jung Taera." panggilnya sekali lagi dengan penuh penekanan. Ia mulai melangkah mendekati Taera hingga berhenti tepat di hadapannya.

"Lo mau apa dari gue?" tanya Rose langsung pada intinya. Tak ingin berbasa-basi.

"Mau apa kata lo?" Taera berdecih. "Kalau gue mau lo balikin nyawa Haeri, lo bisa?" tanya Taera menatap mata Rose tajam. Taera cukup angkuh untuk ukuran seorang musuh bagi Rose. Tetapi musuh tetaplah musuh, yang harus ia hancurkan. Lagipula siapa Taera? Ia bahkan lebih muda dari Rose.

"Berhenti nyebut nama cewek sialan itu di depan gue bangsat!" bentak Rose.

"Maksud lo, Goo Haeri?" tanya Taera.

Plak!!

"Nice! Udah berapa kali lo nampar gue?" tanya Taera yang tak menundukkan wajahnya barang sedetik pun.

"Gue bilang berhenti nyebut nama sialan itu!" tekan Rose.

"Okay,—Taera membalikkan tubuhnya berjalan mendekati pembatas rooftop. Sekilas ia melihat ke arah bawah dimana terlihat hamparan lapangan sekolah mereka yang luas, cukup untuk membuat seseorang meregang nyawa ketika melompat dari atas sana. "Gue yakin lo nggak akan bisa ngembaliin nyawa Haeri. So, gue ganti permintaan gue. Gue mau lo bayar kesalahan lo, dengan lompat dari sini. Gue rasa ketinggian ini cukup bikin lo nyusul Haeri dan nebus kesalahan lo." ucap Taera mempersilahkan, matanya menerawang seakan mengukur seberapa tingginya gedung sekolah mereka.

"BERHENTI NYEBUT NAMA DIA SIALAN!" teriak Rose untuk ketiga kalinya. Ia mendorong Taera dan menyudutkannya. Tangannya mencekik Taera tak peduli dengan wajah Taera yang mulai memerah karena kehabisan napas.

"Gue kasih lo pilihan. Lo tutup mulut, atau lo bernasib sama seperti temen sialan lo itu?!" Rose semakin mengeratkan cengkeramannya membuat Taera semakin terhimpit hampir kehabisan napas.

Krekk!!

Perhatian Rose teralih saat mendengar suara benda yang terinjak. Instingnya membawanya untuk menolehkan kepala ke arah dimana suara tersebut berasal.

MORTEM (97Line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang