Kepergian Rizal membuat suasana regu dua seketika berbeda. Regu dua bersikap kebingungan dan itu membuat Leonardo kesal kepada mereka.
"Kalian kenapa?! Jawab aku hei!"
Frey melayangkan pukulan kepada Yuma. Yuma hanya terdiam tidak dapat berkata apa-apa. Di lantai dia hanya memasang wajah seperti orang tidak mengalami apa-apa. Padahal dia sudah dipukul oleh Frey.
"Kalian kenapa? Boleh aku membantu kalian?" tanya Juan.
Juan yang baru saja bergerak langsung dibanting Leonardo. Dari tubuh Juan seketika terdengar suara sesuatu yang remuk. Diperkirakan tulang punggungnya patah.
Leonardo menampar keras Juan. "Kau tahu Juan, kakakmu ini ingin agar kau selalu menurutiku. Kau tidak boleh berperilaku yang tidak sesuai penglihatanku. Bersikaplah seperti adik baik Juan."
Kedua teman perempuannya membantu menyembuhkan luka Juan. Juan meringis kesakitan.
Ada apa denganmu kak? Kau kenapa bersikap seperti ini sejak kau masuk akademi. Kau sombong karena mendapat pujian dari semua orang. Kau berbeda kak. Batin Juan.
Regu dua seketika dipisahkan. Yuma diseret paksa ke bawah pohon kelapa yang tidak jauh dari rumah. Frey melakukan peregangan tubuh saat ia telah menalikan Yuma di pohon. Frey tertawa keras dan memperlihatkan kepala tangannya di hadapan Yuma.
"Lihat bodoh! Kau melihatnya 'kan? Kau akan menerima pukulanku. Hah? Apa? Kau ingin aku memukulmu? Baiklah terima ini!"
Bug!
Pipi Yuma seketika lebam. Baru satu pukulan tapi sudah terasa menyakitkan bagi Yuma. Frey mengangkat dagu Yuma dan memukulnya lagi.
"Terima ini! Terima!"
Pukulan mendarat berulang kali tapi wajah Yuma tidak dapat menunjukkan sakit. "Siapa yang hilang? Aku merasa ada yang hilang. Kau apakah tahu? Beri tahu aku jawabannya."
Dahi Frey mengernyit. "Argk! Aku tidak peduli apa yang kau ucapkan. Sekarang aku akan memukulmu lagi."
Di lain sisi Fururun dan Widya dibawa ke tengah pantai. Ombak saat itu sedang tidak besar atau pun pasang surut, karena bulan sedang tidak mengalami fase purnama. Leonardo tertawa saat Fururun akan mengaktifkan kekuatannya namun dia berhasil mematahkan tangan kanannya sehingga berakhir gagal.
"ARGKKK!"
Leonardo mengulum senyum licik lalu menenggelamkan kepala dua perempuan itu berulang kali. Pasir-pasir tetiba berterbangan ke tengah pantai. Pasir tersebut berubah menjadi emas dan menghantam tepat di belakang mereka.
Tangan Widya ikut dipatahkan sama seperti Fururun. Teriakan memenuhi suasana malam saat itu. Bintang yang sama-sama mengalami keanehan dibanting kepalanya berulang kali oleh kedua teman perempuan Leonardo.
"Bintang, oi sadarlah! Aku sudah kembali."
Rizal menampar pelan pipi Bintang. Yuma ditidurkan di lantai ruang tamu. Kondisi Yuma mulai memburuk saat dia mulai mimisan dan pingsan.
Rizal berdecih. "Keterlaluan sekali orang-orang ini. Baiklah Bintang, Yuma, aku akan keluar rumah untuk memanggil bala bantuan."
Rizal berlari keluar dan mendapati Leonardo dan kawan-kawannya sedang pingsan tidak berdaya kecuali Juan. Rehan bersama Fiaa menepuk-nepuk tangan mereka yang kotor sehabis menalikan orang-orang itu agar tidak melarikan diri. Widya dan Fururun juga sudah diselamatkan dan direbahkan di kasur tumpukan kertas.
"Akhirnya mereka berhasil kami kalahkan. Oi jangan lupa beri aku bayaran." Kata Rehan.
"Traktir aku juga Rizal." Ucap Fiaa yang ingin diberi bayaran sama seperti Rehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four-Leaf Clover Academia 1 [END]
Fantasy[ZRENS Project] "Orang yang mempunyai kekuatan hebat akan menjadi pemenangnya." Ucapan itu terdengar seperti menyemangati orang-orang Indonesia bangkit dari keterpurukannya di bidang sihir Internasional. Four-Leaf Clover Academy menampung anak-anak...