Negara Indonesia dipulangkan lebih dulu daripada negara lainnya membuat perbincangan hari ini. Indonesia memang dalam keadaaan gawat saat itu, hingga Pak kepala sekolah sendiri sampai khawatir dan memulangkan langsung murid-muridnya itu. Orang-orang sebenarnya iri karena mereka harus berjuang habis-habisan demi mendapatkan poin, tapi ini seenaknya langsung lulus begitu saja.
Ternyata poin ini akan dijumlahkan di papan klasemen untuk mendapat ranking di kelas. Ranking digunakan untuk mengetahui siapa saja murid yang menggunakan pemikirannya serta fisiknya dengan baik saat ujian di Hinland berlangsung.
Anak Indonesia memang sedih saat harus diselesaikan ujian padahal mereka belum menginjak seminggu. Suasana Hinland belum dapat mereka rasakan dengan nyaman dan nikmat. Sedangkan banyak tempat yang belum mereka semua jelajahi.
Di Hinland setiap regu mempunyai pengalamannya sendiri-sendiri. Mulai dari misteri patung Hinland, sungai Hinland, hingga gua Hinland yang dapat dibilang susah untuk dimasuki.
Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada regu-regu itu. Hanya beberapa regu saja yang tidak mendapat pengalaman terlalu banyak disaat di sana.
Yuma melihat kondisi Bintang yang sudah terbangun. Namun masih terlihat lemas dari tubuhnya yang mengurus. "Bintang bagaimana kondisimu?" tanya Yuma.
Fururun dan Widya juga sudah sembuh. Dalam sebulan rasa trauma mereka terhadap air telah menghilang. Fururun yang memiliki kekuatan air juga ternyata bisa trauma pada kekuatannya sendiri.
Seseorang memasuki kamar perawatan akademi Four-Leaf Clover. Dirinya tampak lebih segar daripada kondisinya satu bulan yang lalu. Namanya Juan Lagestro, seseorang pemuda berkulit putih dari negara Italia. Rambutnya yang pirang membuat dia terlihat mencolok di ruangan itu.
"Juan, bagaimana kabarmu?" tanya Rizal dari kursi yang dekat dengan jendela.
Regu dua sedang berkumpul untuk menengok keadaan Bintang di hari libur. Juan menaruh roti sandwich buatannya di meja dan diberikan kepada yang lainnya. Bintang masih terbaring lemah walau dirinya kini sudah benar-benar sadar sepenuhnya. Bintang memperbaiki posisinya dan beralih duduk di ranjang.
"Ah, aku baik-baik saja Rizal." Jawab Juan.
Untung saja waktu Bintang diangkat ke helikopter ambulan, orang-orang tenaga medis langsung membantu dirinya dengan baik. Hingga Bintang akhirnya tersadar tiga minggu yang lalu. Kira-kira sudah satu minggu Bintang bisa berbicara lagi bersama teman-temannya.
"Rotinya enak sekali! Ambyar aku!" kata Fururun.
Widya tertawa saat Fururun tersedak. "Kalau sedang makan lebih baik diam daripada banyak berbicara jadi begitu woi!"
Fururun mengambil gelas di meja yang seharusnya diminum oleh Bintang bukan untuk Fururun. "Ah! Leganya."
Bintang melotot kesal. "Woi! Itu minumku tahu. Cepat ganti gelas, aku tidak mau tahu pokoknya."
Widya rasanya ingin menangis saat ujian waktu itu. Dia sempat-sempatnya menyukai musuhnya sendiri dan itu membuat Widya kesal. Waktu dipertemukan kembali sebelum Leonardo dipindahkan, dia sempat menampar lelaki itu dan Widya meninggalkannya. Leonardo hanya bisa mengulum senyum penyesalan akhirnya.
Yuma yang dipukul Fred saat itu tidak marah sama sekali. Dia juga tidak kesal. Yuma hanya ingin berdamai dan tidak ingin mencari gara-gara yang membuat nama negaranya malah memburuk. Toh, Yuma juga sudah bersyukur bisa lulus tanpa banyak usaha.
Fururun dengan cepat mengeluarkan kekuatan air miliknya ke dalam gelas baru. "Woi Fururun kau sudah gila hah?! Air minum dari dispenser air bukan lewat kekuatanmu. Aku bisa mati nanti."
Fururun tertawa jahil. "Fufufu! Air dari kekuatan milikku ini begitu jernih loh. Kau bisa mendapatkan kesembuhan energi serta fisik. Dijamin sehat kembali loh Bin."
"Tidak! Aku tidak mau! Cepat ganti Urun!" teriak Bintang.
Tiga laki-laki itu duduk bersamaan di kursi empuk berwarna coklat. Sekali duduk saja rasanya bokong bisa langsung tenggelam karena kenyamanannya. Rizal memakan sandwich pemberian Juan dengan santai. Juan juga terlihat senang karena teman-temannya memakan sandwich-nya.
"Hei Juan, bagaimana keadaanmu di kelas?" tanya Yuma disela mengunyahnya.
Juan mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menunjukkan foto dia bersama teman-teman barunya. "Aku merasa damai di kelas karena mendapat begitu banyak teman baik dan pacaran dengan perempuan asal Inggris. Aku juga sudah pernah bertemu orang tuanya melalui video call. Mereka sudah merestuiku jika suatu saat akan menikah."
"PACARAN?!"
"Ohok ohok!"
Serempak orang-orang di ruangan berteriak begitu hingga Juan tersedak. Juan mengambil air minum buru-buru. Bukannya ada yang menolong, mereka membatu karena baru kali ini mereka melihat anak di akademi pacaran.
"Woi Master! Jangan bikin kaget dong. Kayak jelangkung aja. Datang tidak diundang pulang tidak diantar." Kesal Widya. Widya menatap orang di sampingnya dengan sinis.
Pak Hagaromo memakai teleportasi seperti biasa. Memang kekuatan teleportasi lebih enak digunakan karena tidak perlu berjalan jauh lagi, yah walau harus siap memakan energi lebih.
Mendengar Juan pacaran sampai sudah mendapatkan restu orang tua si pacar, membuat Pak Hagaromo iri. Pasalnya, di usianya yang sudah menginjak 30 tahunan dia masih belum mempunyai pasangan hidup. Seharusnya di umurnya dia sudah menikah atau mempunyai anak umur lima tahunan.
"Anak muda memang enak sekali. Sudah cinta, saling suka, terus sudahnya pacaran. Tidak memikirkan masa depan sepertinya. Ah! Itu membuat Master kesal sendiri. Andaikan Master kembali ke masa muda, mungkin Master bisa menikah sekarang."
Widya tiba-tiba kambuh jiwa untuk menjodohkan orang. Dia memikirkan rencana untuk membuat Pak Hagaromo dijodohkan dengan seorang perempuan yang pernah dia lihat. Umurnya juga dia ingat sama seperti Pak Hagaromo.
"Master, Master mau aku jodohkan tidak? Kami akan mempertemukan Master dengan perempuan yang Widya rekomendasikan." Kata Widya.
Anak laki-laki saling pandang. Mereka tidak mau ikut-ikutan hal ini tapi terlihat cukup menarik jika diikuti. Bisa saja ini sebuah kesempatan yang dapat dilihat seumur hidup, di mana mereka bisa menyatukan Pak Hagaromo dengan perempuan yang dijodohkan murid-muridnya.
Fururun terkikik geli. "Master kalau nolak bakal jomlo terus loh."
Wajah Pak Hagaromo memerah. "Master tidak mau kena perjodohan usia dewasa ini. Apalagi dijodohin sama murid sendiri bikin malu. Jadi hentikan sikap makcomblang kalian anak-anak."
Fururun menjahili Pak Hagaromo dengan membisikkan sesuatu ke wali kelasnya itu. Wajah Pak Hagaromo berubah serius dan berjalan jantan ke arah Widya. Widya mundur beberapa langkah, pikirannya mengira kalau Pak Hagaromo akan marah padanya.
"Jodohkan aku muridku!"
"BENERAN?!"
To be continued..
Duh Pak Hagaromo benar-benar mau dijodohin nih. Siapa yah kira-kira perempuan yang bakal Widya jodohin? Perempuan muda atau tua? Baca episode selanjutnya biar dapat mengetahui tentang perjodohan oleh murid kepada seorang guru yang bujangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Four-Leaf Clover Academia 1 [END]
Fantasy[ZRENS Project] "Orang yang mempunyai kekuatan hebat akan menjadi pemenangnya." Ucapan itu terdengar seperti menyemangati orang-orang Indonesia bangkit dari keterpurukannya di bidang sihir Internasional. Four-Leaf Clover Academy menampung anak-anak...