15. Sungai Yang Tenang

30 10 1
                                    

"Indahnya." Ucap Eris.

Butiran cahaya menyentuh kulit mereka. Butiran yang terasa sangat hangat, berbeda dengan suhu tempat ini yang dingin. Hicchan melepas genggaman tangannya pada Ave, dia sudah tidak takut lagi sekarang.

Mori menggerakkan ekornya. Butiran cahaya itu membuat hati Mori senang setiap kali melihatnya. Mori juga terlihat senang bermain-main.

"Eh lihat, ada cahaya yang berkerumun." Kata Mila.

Jason mendekat ke sebuah batu tajam yang menjulang tinggi di hadapan mereka semua. Memang hanya batu itu yang sangat mencolok di tempat ini. Tidak ada kerangka lain selain Jason juga, jadi bisa disimpulkan kalau tempat tersebut benar-benar dilindungi dengan baik.

"Sudah lama aku tidak melihatnya. Bisakah kalian kemari? Aku ingin melakukan sesuatu."

"Kyaa!!"

Bruk! Bruk! Bruk!

Genangan air dari atas tetiba turun. Lima orang anak terjatuh juga dari atas sana. Entah dari mana munculnya, kemungkinan terbawa sebuah arus kencang.

"Meoww!!"

Bulu-bulu Mori berdiri. Dia dalam posisi melindungi diri dari makhluk asing. Jason membetulkan posisi kepalanya, dia terkekeh kencang baru mengingat sesuatu yang seharusnya dia sadari. Ingatannya sudah benar-benar pudar tentang keajaiban Hinland.

"Woi! Tempat apa ini? Sepertinya kartu judi milikku telah menuntun kita pada keajaiban."

Rima berdecih. "Aku tidak peduli ucapanmu Nana."

Gerbang dari sisi kiri gua terbuka. Terlihat regu tujuh telah sampai juga.

Andrew menyipitkan matanya. Dia merasa kenal pada orang-orang yang telah kebasahan itu.

"Bu-bukannya kalian dari regu satu?!" tanya Andrew.

Sura menatap seisi ruangan. Perempuan itu ternyata telah terbawa bersama teman-temannya ke sini. Fuyu dan Heny menarik nafas sedalam-dalamnya, jantung mereka berdegup kencang karena begitu kaget saat terjatuh.

Regu satu mumpung saja terjatuh di atas tanah yang berubah kenyal karena kekuatan tanah milik Carl, jadi tidak langsung jatuh ke tanah. Carl lalu membantu Kripik berdiri.

Pertemuan regu satu, enam, tujuh ... ah tidak, ada satu regu lagi. Dari bawah tempat itu ada sebuah tangga yang terbuka dan terhubung ke tempat yang sama. Mulut Mila menganga, dia tidak pernah menduga semuanya akan berkumpul di sini.

"Uwahh! Semuanya berada di sini! Hei kalian ayo cepat naik. Halo semuanya halo! Ayam numpang lewat." Ucap Mezu.

Vara melambaikan tangannya bagai model. "Halo istri sah Dazai izin lewat."

Eris menunjuk mereka semua. "Ba-bagaimana bisa, aku jadi bingung."

Jason menepukkan tangan agar semuanya diam. Yah walau terdengar creepy bagi yang mendengarnya. "Semuanya! Selamat datang di tempat agung Hinland. Kalian sudah melalui hal berat pastinya."

Ave berkacak pinggang. "Aku tidak pernah mengira hal ini akan terjadi, sumpah."

🍀

"Kripik, apa ini termasuk bulat?" tanya Sura sambil menyerahkan daun yang dia bentuk menjadi bulat. Kripik menimbang-nimbang apa daun ini bulat atau tidak.

Kripik menggeleng. "Bentuknya berbeda ini bukan bulat. Lonjong? Hm tidak."

"Apa buah apel ini bulat?" tanya Fuyu penuh harap mendapat jawaban 'iya' dari kakaknya itu.

Four-Leaf Clover Academia 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang