Haruskah? (2)

21 12 1
                                    


Haruskan Thalitha memberitahu kepada Rachel tentang ini?

Haruskah Thalitha mencari sekolah yang lain saja?

Kenapa papanya seperti ini?

Tugas yang harus dilakukan Thalitha adalah menentukan masa depannya sendiri. Dia tidak boleh tergantung kepada mamanya yang pasti sangat tersakiti.

Mamanya jadi malas makan, begitu juga Thalitha.

Sekarang mereka duduk di meja makan. Dulu, saat semuanya masih baik-baik saja, ada banyak kenangan dan canda tawa di sini. Saling bertanya "Haha, gimana hari ini?" , bertukar kisah menarik dan membangkitkan suasana kehangatan dalam keluarga.

Kini, semuanya berubah.

Air mata Thalitha tiba-tiba jatuh tanpa izin, membuat mamanya menoleh, dan ikut menangis.

Mama Thalitha tau apa yang dirasakan oleh putrinya itu.

"Nanti mama daftarin di sekolah Rachel ya, Thal." , ucap mamanya dan dengan segera Thalitha membuyarkan lamunan serta tidak lupa menghapus air matanya.

"Iya ma.."

Sudah dua hari Thalitha tidak masuk sekolah, Thalitha pikir ini adalah waktu yang tepat untuk berfikir positif agar Thalitha tidak salah jalan.

"Lagian, gak diajar ini. Ngotor-ngotorin baju doang."

~.~.~

Rachel, Ariel, Boy, Ucup , dan Bastian sedang mengadakan cingcong versi lelaki di pojokan, membahas segala macam yang bisa dibahas dengan ketawa ketiwi menggelegar.

"WOY MASA SI BU ASRI DIJADIIN WALLPAPER DI HP UCUP WOE!!" , kata Boy yang tampak memamerkan HP Ucup berwallpaper Bu Asri.

"Anjir lo cup, ditolak Rachel malah suka sama guru." balas Ariel dengan ketawa khasnya

"WOE BALIKIN HP GUE SETAN." , ujar Ucup yang masih mengejar Boy untuk mengambil HPnya.

"Sukur deh kalo lo ngaku lo setan Cup, gak sia-sia gue nyindir lo mulu." , dilanjut dengan Bastian yang masih memperhatikan kejar-kejaran Ucup dan Boy

"NIH YAUDAH NI GUE GANTI WALLPAPER GUE." , Ucup mengalah.

"Jadi siapa Cup?"

"Chika aja deh ." , kata Ucup sambil mencari foto Chika.

"Lo mau gue hajar? Dah setengah jalan ni. Jangan sampe gak jadi gara-gara lo ya Cup." , kata Rachel dengan nada bercanda.

"YAUDAH SITU SANA, SEMUA AJA LO EMBAT!! GUE PACARAN AMA MAMA LO AJA RACH!"

"Si goblok malah tambah parah anjir." Ucap Ariel.

Saat mereka sedang asik bercanda, tiba-tiba Chika menghampiri Rachel.

"Eh Chika, nyariin gue ya?" , kata Ucup dengan bangganya.

"NAJ I S ." , ucap Chika dan dihadiahi tertawaan oleh teman-temannya.

"Gue mau ketemu Rachel. Mau ngobrol."

"ASEQQQQ ASELOLE JOSSS." , kata Boy yang tidak mengetahui Rachel punya pacar.

"DAH LAH. SAKIT HATI GUE." , ujar Ucup yang berlaga seolah dia tertembak di dadanya dan pergi keluar, entah kemana.

"Si Ucup mendramatisir banget anjir."

Rachel dibawa keluar, lebih tepatnya ke bangku lapangan yang kapasitas duduknya hanya dua orang, mirip bangku taman.

"Kenapa?" , ucap Rachel.

RhalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang