Ke mana Kamu?

22 12 1
                                    


Thalitha memandang mamanya yang masih tidak sadarkan diri, kata dokter kepala mama Thalitha terbentur cukup keras, dan luka di sekujur tubuhnya sangat dalam. Kondisi mamanya sedang kritis. Thalitha tidak tau apa yang harus dilakukannya sekarang.

Melihat mamanya tertidur, papanya yang pergi entah ke mana, Rachel yang dari tadi tidak bisa dihubungi, membuat Thalitha ingin tak sadarkan diri juga.

Thalitha sendirian, dia kedinginan.

Sebentar lagi libur sekolah berakhir, tepatnya lusa. Thalitha harus masuk sebagai murid baru di sekolah Rachel. Dia harus bertemu dengan Rachel secepatnya.

Besoknya, Thalitha masih di rumah sakit, posisinya sedang ada di kantin rumah sakit itu. Merenung. Besok sudah sekolah, bagaimana mamanya?

Makanan Thalitha datang, nasi goreng dan air mineral itu segera dihabiskannya, kemudian Thalitha kembali ke ruangan mamanya.

Kosong. Sedang dirapikan. Ke mana mamanya pergi?

Thalitha segera berlari ke dokter yang ada di dekatnya.

"Mama saya mana dok?" , tanya Thalitha gelisah.

"Ibu Maya? Yang di ruangan sebelah sana?" , jawab dokter itu sambil menunjuk ruangan yang tadi Thalitha masuki.

"Maaf, dia sudah almarhumah. Tadi tiba-tiba beliau kejang-kejang, dan kembali koma. Lalu menghembuskan napas terakhirnya." , lanjut dokter itu.

"Kapan? Tadi baru saja saya tinggal makan di kantin bawah." Ucap Thalitha tidak percaya mamanya pergi secepat ini.

"Sekitar 10 menit yang lalu. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, adek punya keluarga? Biar rumah sakit yang mengurus jenazahnya."

Thalitha tidak berdaya, kini dia butuh topangan, ke mana semua ? Thalitha menangis, tidak karuan. Thalitha tidak masuk sekolah, selama kurang lebih dua minggu. Dia butuh istirahat.

Kini, Thalitha tinggal di rumah kakek neneknya.  Sakit, sangat sakit.

Semua telah direnggut. Semua menghukum Thalitha.

" Kenapa mama cepet banget ninggalin Thalithanya? Thalitha belum bisa ngebanggain mama, tapi mama udah pergi selamanya. Maafin Thalitha mah, kadang suka ngebangkang, ga nurut sama apa yang mama ucapi, keras kepala. Maaf ma, mama gak bisa kembali ke sini? Mama sakit hati ya gara-gara papa pergi?

Masih ada Thalitha maa, Thalitha janji bakalan ada di samping mama terus, mama harusnya gak boleh pergi begitu aja. Mama yang ngajarin Thalitha supaya jadi perempuan tangguh. Tapi mama kenapa nyerah gitu aja maa?"

Thalitha berceloteh sendiri, mengungkapkan apa yang ada di hatinya dan pikirannya.


/Dua minggu kemudian/


Thalitha sudah seperti biasa, ceria walaupun tak seceria dulu. Rambutnya digerai, dia pergi ke sekolah hanya dengan polesan bedak bayi.

Thalitha pamitan kepada kakek dan neneknya. Thalitha berusaha ikhlas atas keperian dan hal-hal yang dialaminya.

Thalitha bangkit.


Sesampainya di sekolah, Thalitha dipandang aneh oleh siswa di sana.
"Siapa dia?"

Thalitha masuk ke kelasnya, kelas 10 Bahasa 2. Untungnya Thalitha disambut hangat oleh teman-temannya.

"Anak baru ya? Dari mana? Namanya siapa?" , kata Alya yang baru saja menghampiri Thalitha dan mengajaknya berkenalan.

"Thalitha, dari SMA Citra Kencana."

"OHHH! TAU-TAU!"

"Hai, gue Alya." ,Lanjut Alya.


Berita anak baru kelas 10 Bahasa 2 sudah tersebar luas. Thalitha dengan pesonanya mampu menggerakan kaum mageran maupun anak hitz di sekolah itu langsung memperhatikan Thalitha.

Thalitha cantik, dan pintar. Anak baru. Tentu jadi sorotan dan membuat semua heboh. Berita itupun sampai ke telinga Ucup yang kemampuan ghibahnya lebih dari mamanya.

"WOEEEEEEE ADA ANAK BARU!!" , suara Ucup menggelegar di kelas 10 IPS 5, kelasnya.

"CAKEP GA CUP?!!" , sambut Bastian

"CAKEP KATANYA MAH! GUE MAU KE SANA CUMA TADI ADA BU ASRI ANJIR."

"Lah emang napa?"

"Ntar Bu Asrinya cemburu." , ucap Ucup dengan senyum di bibirnya

"Goblok." , kata Ariel yang sedang mengunyah kuaci di belakang

"Namanya sapa tuh?" , tanya Boy

"Thal...Aduh anjir gue lupa, Thalia kayaknya mah."

"Boong gue sunat ya Cup." , kata Boy meledek, karena Ucup belum sunat.

"Dari mana?"  kata Rachel yang dari tadi memperhatikan.

"Dari Indonesia." , jawab Ucup tanpa dosa.

"ARIELLL AMBIL GUNTING! KITA SUNAT SI UCUP SEKARANG JUGA. BAS! LO AMBIL SARUNG BUAT NUTUPIN ANUNYA!"  , perintah Boy yang dari tadi kesal dengan Ucup.


~ . ~ . ~

Thalitha ingin menanyakan di mana kelas Rachel pada temannya, tapi, dia belum bisa bertemu Rachel karena masih ingin memberikan surprise kecil lainnya.

Sedangkan Rachel, sebodoamat dengan anak baru si "THALIA" itu.

Chika menghampiri Rachel.

"Rach, ada anak baru, mau liat gak?" , tanya Chika.

"Enggak ah, aku mau liat kamu aja di sini." , jawab Rachel dengan senyum

"Ih apa sih."

Rachel mencubit kedua pipi Chika karena gemas dengan rona merah di sana.

"Bucin aja terus." , kata Bastian yang lewat untuk mengambil kuaci Ariel.

"IRI BILANG BOS." , kata Rachel melempar botol kosong ke arah Bastian namun tak kena.

Bastian langsung memungut botol itu, dan saat Rachel kembali berbincang dengan Chika, Bastian melemparkannya ke arah Rachel.

Tapi sayang, yang kena malah Chika.

"Awww sakit tau." , kata Chika

"Woe jangan gitu dong ke pacar gue." ,kata Rachel

"WTF PACAR? DAH JADIAN LO PADA?" , kata Ucup

"Udah. Nape lo gak suka?" , Chika yang menjawab.

"Gak si, suka-suka aja. Gue cuma mau minta PJ hehe."

"Bangsat." , kata Rachel dengan tertawanya yang manis. Chika makin sayang.






UDAH YA SEGINI DULU :"

MENTOK WKWKKW



J A N G A N

L U P A

V O T E

D A N

C O M M E N T


STAY AT HOME AND STAY HEALTHY SOBAT!

RhalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang