Ulang

21 12 0
                                    


Thalitha, sudah tiga hari dia bersekolah yang sama dengan Rachel, tapi Thalitha tidak melihatnya sama sekali.

Sudah beberapa hari setelah mamanya meninggal, Rachel juga tidak memberi pesan sama sekali kepada Thalitha. Sedih, memang.

Bohong kalau Thalitha tidak sedih sekarang, berbagai macam cara sudah dia lakukan untuk menutupi kesedihannya. Mata tidak pernah bohong. Mata Thalitha yang kini sembab, melambangkan bahwa dia sangat rindu mamanya.

Apa salah mamanya sehingga ada orang jahat yang menghabisi nyawa mamanya?


~.~

Pada saat pelajaran berlangsung, Thalitha izin ke Bu Asri, guru matematika sekaligus guru konseling di sekolahnya untuk ke toilet sebentar.

Bu Asri mengizinkan.

Saat perjalanan menuju toilet, Thalitha melihat Rachel. Thalitha pasti tidak salah lihat, itu Rachel. Rachel juga berjalan ke toilet. Thalitha memanggilnya.

"Rachel!" , Thalitha memanggil Rachel, sontak Rachel menoleh

Rachel terkejut, bukan main. Jantungnya mau lompat dari tempatnya tadi.

"EH?! Thalitha? Kenapa lo di sini?" ,tanya Rachel gugup. Lebih tepatnya takut.

"Lo ke mana aja? Gue anak baru di sini. Pulang sekolah ke rumah gue. Oke?"

"Oke."

Pertemuan singkat terjadi. Ada rasa yang aneh dari sudut pandang Thalitha ke Rachel. Seperti gugup, takut, dan mungkin cemas. Merasa ini semua karena ulahnya yang memberikan kejutan terlalu banyak, Thalitha memilih berbincang di lain tempat. Rumahnya.

Thalitha pergi meninggalkan Rachel, tidak jadi ke toilet. Thalitha mengajaknya pergi ke rumah lama karena ada yang mau disampaikan. Thalitha tidak minta diantar oleh Rachel, dia pulang sendiri, naik angkot.

Thalitha sampai duluan, dia berdiam di pagar rumahnya. Kosong dan hampa. Tidak ada tanda kehidupan di sini.

Tak lama, Rachel datang.

"Kenapa ngajak gue ke sini?" , tanya Rachel

"Masuk, ada yang mau gue omongin." , kata Thalitha membuka pintu pagar agar mereka berdua bisa masuk

"Kok kosong?"

"Ada masalah keluarga. Papa selingkuh." , ucap Thalitha sendu, ingin rasanya menangis.

"Hah? Papa lo?"

"Ya. Ma..Ma dibunuh." , Jujur Thalitha sangat terpuruk karena membicarakan ini, dia tak kuat menahan air matanya.

"Kapan?" , tanya Rachel yang dari tadi menatap Thalitha teduh dan dalam.

"Beberapa hari yang lalu, di rumah ini, tepatnya di kamar mandi." , ucap Thalitha dengan terbata-bata karena menangis.

"Kenapa lo gak bilang sama gua?"

"LO TAU? GUE UDAH TELFON LO PADA SAAT ITU JUGA BUAT BAWA MAMA GUE KE RUMAH SAKIT. TAPI APA?! LO GAK ANGKAT BANGSAT!" , ucap Thalitha, penuh emosi. sangat-sangat emosi.

Rachel berdiri kaku. Pada saat itu dia tidak menjawab telepon Thalitha karena sedang bersama Chika.

Rachel hanya bisa mendengarkan.

"SETELAH MAMA KASIH TAU GUE KALO PAPA SELINGKUH, DAN PAPA GAK KASIH GUE UANG BULANAN, MAMA MULAI CARI KERJA."

"MAMA MINDAHIN GUE KE SEKOLAH LO KARENA SPP DI SANA LEBIH MURAH DARI PADA DI CITRA KENCANA!"

RhalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang