Haruskah? (1)

29 12 0
                                    


Thalitha pulang dari sekolahnya, duduk di teras rumahnya, memandang bunga-bunga bermekaran yang ditanam oleh ibunya di pekarangan.

Ibu Thalitha keluar, melihat anaknya yang sedang duduk di bangku teras rumahnya itu, ada yang mau ibu sampaikan.

"Thal..Gimana sekolahnya?" ,tanya ibunya menyusul Thalitha duduk di kursi sebelahnya.

"Kayak biasa aja." , jawab Thalitha

"Kapan kamu semesteran?"

"Sebentar lagi, ini aku mau belajar buat UTS."

"Yasudah, belajar yang bener ya, mama tau kamu punya kemampuan."

"Iya mah."


Jujur, Thalitha takut tidak fokus belajarnya. Rachel semakin hari semakin baik, Thalitha semakin percaya bahwa yang dilihatnya tempo hari itu bukan Rachel.

Dan tentang chat dengan Bastian, Thalitha rasa itu hanya gurauan semata yang dibuat oleh Bastian agar Rachel dan Thalitha bertengkar kecil.

Lagi pula, Rachel semakin hari semakin romantis, wajar saja hatinya kembali percaya kepada Rachel. Toh, Thalitha mengenal Rachel sudah cukup lama, jadi ini bukan hal yang terlalu penting untuk dibahas pada saat ingin ujian.


Thalitha pergi belajar, memahami apa yang menjadi kesulitannya, dia berusaha menghindar dari senjata paling mematikan yang bisa membuat Thalitha lupa kalau mau belajar. Yaitu. HP.

Jadwal UTS Rachel dan Thalitha sama, jadi mereka meluangkan waktu untuk belajar, tidak saling mengabari selama beberapa hari , dan mereka  berkomitmen untuk berjuang di UTS ini.

Bodohnya, Thalitha percaya saja, padahal Rachel adalah orang yang antibelajar apalagi membaca materi pelajaran yang bejibun.


Waktu ini dimanfaatkan oleh Rachel untuk lanjut PDKT dengan calon pacarnya, Chika.

- HARI PERTAMA UTS-

Thalitha masih sibuk belajar untuk hari berikutnya, meminimalisasi angka di kertas UTSnya itu di bawah 80.

Sementara Rachel, sibuk mencari Chika, Chika biasanya waktu jam istirahat di kantin, tapi hari ini dia tidak nampak. Akhirnya Rachel pergi ke kelasnya, dan melihat Chika sedang sendirian karena teman-temannya ada di kantin. Rachel menghampiri Chika.

"Tumben belajar." ucap Rachel membuka obrolan

"Gue sadar gua bego. Jadi mau gak mau harus belajar hehe."

"Eh tumben lo nyari gue, kenapa?" , lanjut Chika

"Kangen." Jawab Rachel

Jawaban itu membuat pipi Chika jadi merah tak karuan, membuat Rachel mencubit kedua pipinya itu

"Lucu banget siii." ucap Rachel.

"Lo kenapa? Kesambet?"

"Iya, kesambet cintamu."

"Gombal banget si hahaha." Chika dengan pipi merahnya itu tertawa dan dihadiahi tawaan balik oleh Rachel.

"Pulang bareng lagi yuk?" , tawar Rachel

"Boleh."

"CUIT CUIT EHEEEEYYYY ADA YANG LAGI MESRA-MESRAAN NIIII." kata Ucup yang  baru saja masuk dan melihat kedua temannya itu di satu meja

RhalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang