"Kondisi Althea sudah sangat stabil, dari hasil rontgen juga tidak ditemukan sesuatu yang aneh dalam jantungnya, bisa dibilang Althea benar - benar sehat" ucap dokter setelah melakukan beberapa pemeriksaan pada Althea.
"Anak saya sudah boleh pulang hari ini, dok?" Tanya mama Syren.
"Iya, Althea sudah boleh pulang, saya akan beri beberapa resep obat dan vitamin tambahan, pastikan untuk membelinya di apotek rumah sakit" jawab sang dokter.
"Baik, dok. Terima kasih"
"Terima kasih, dok"
"Sama - sama, Althea sehat terus ya" dokter keluar dari kamar Althea setelah mengucapkan kalimat ini.
"Ma, nanti sore... Althea boleh ke perpus nggak?" Tanya Althea. Mama Syren langsung menggenggam tangan Althea dengan erat. Ia menggelengkan kepala.
"Maaf, nak. Untuk hari ini mama nggak akan izinin kamu kemana - mana..."
"Kalo—"
"Walaupun bareng Jeno, mama tetap nggak akan kasih izin. Kamu baru aja keluar rumah sakit, masa mau pergi?? Lebih sayang sama buku daripada diri kamu sendiri??"
"Eumm.. yaudah ma, Thea bakal istirahat aja hari ini" Althea pasrah.
"Iya, makasih ya nak, udah mau nurut sama mama"
⏪▶️⏩
"Jem.." panggil Jeno.
"Yo??" Jawab Jemi.
"Cerita gue semalem, jangan lo kasih tau siapa - siapa ya... termasuk Althea"
"Siap brou!! Tapi gue nggak janji"
"Loh?! Kok gitu?!"
"Canda doang bro, candaa" ucap Jemi sambil menepuk punggung Jeno.
"Bikin gue panik aja lo"
"Sorry sorry, ngantin kuy?! Jam kosong nihh" Jemi merangkul pundak Jeno.
Maaf, Jen. Gue bercanda. Tapi bohong. Alias, gua nggak bisa janji.
-JemiBel yang telah ditunggu para murid telah berbunyi. Mereka segera merapikan barang - barangnya dan menuju parkiran. Ada juga yang langsung keluar sekolah karena menggukanan angkutan umum atau ojek. Jeno masih diam termenung di tempat duduknya. Pemandangan yang cukup aneh bagi Jemi. Biasanya Ia langsung tancap gas untuk berangkat latihan basket atau langsung pulang, apalagi kalau ada Althea.
"Jen, lo kenapa?" Tanya Jemi.
"Gue... ada lomba basket besok Jumat"
"Iya, gue tau, terus??"
"Gue dikasih amanah sama pelatih buat... jadi... captain.."
"Wah wah, kok lo nggak cerita ke gue?? Tapi gini, bukannya itu berarti pelatih percaya sama lo sampe dia ngasih lo posisi captain??"
"Ya makanya itu, gue takut Jem, gue takut kalo gue nggak bisa jadi kapten yang baik, gue takut ngecewain.." Jeno menghela nafas kasar.
"Gue percaya lo bisa Jen.. atau mungkin lo butuh penyemangat..??"
"Penyemangat??"
"Iya, gue bakal ajak Althea buat nonton pertandingan lo, gimana Jen??"
"Eh—"
KAMU SEDANG MEMBACA
FUTURAE | Xiaojun
FanfictionBagaimana reaksimu saat kamu terbangun dan ada sesosok pria di kamarmu yang mengaku bahwa Ia adalah suamimu nanti? Bagaimana juga reaksimu saat orang yang ada di dekatmu tidak sebaik yang kamu kira? Tidak akan ada asap jika tidak ada api. Lantas, si...