"Lo suami masa depannya Thea. Iya kan?"
Pupil Althea dan Xiaojun melebar mendengar ucapan Jemi. Mulut Xiaojun seakan - kan terkunci. Ia tidak bisa menyanggah ucapan Jemi.
"J-jemi.. kamu sedang bercanda ya..?? Lucu–"
"Gue nggak bercanda, Thea. Apa raut wajah gue terlihat sedang bercanda? Hm?" Althea tidak bisa menjawab lagi.
"Nggak ada yang perlu disembunyiin lagi. Kenapa kalian nyembunyiin ini dari gue?" Tanya Jemi. Tidak ada jawaban. Jemi menghela nafas.
"Gue nunggu salah satu dari kalian jujur ke gue. Gue nunggu kapan kalian akan cerita sendiri ke gue. Gue juga nggak tahan dengan sikap pura - pura lo, Jun.. gue nggak tahan.." ujar Jemi.
"Sejak kapan dan darimana lo bisa tahu tentang hal ini?" Xiaojun akhirnya buka suara.
"Sebenernya sih nggak penting gue tahu tentang ini sejak kapan dan dari siapa gue tahu. Tapi ya udah, gue kasih tahu. Sejak pulang dari rumah nenek gue. Nenek gue yang ngasih tahu gue. Dia nelpon gue malem - malem, di hari itu juga. Kaget? Banget. Gue nggak bisa tidur mikirin ini. Gue sempet nggak percaya, dan malah nyalahin nenek gue sendiri. Tapi semakin lama, gue sadar, nenek gue nggak bohong." Jawab Jemi.
"Gue minta maaf."
"Nggak, lo nggak perlu minta maaf. Gue cuma pengen tahu alasan kenapa kalian nyembunyiin hal yang sepenting ini dari gue?"
"Gue.. cuma nggak mau lo sakit dan patah hati. Gue tahu seberapa tulus perasaan lo. Gue justru ngerasa.. lo jauh lebih pantas buat Ea, bukan gue." Jelas Xiaojun.
"Tapi pada akhirnya, gue tetep sakit hati.. darimana lo tahu perasaan gue tulus?" Tanya Jemi lagi. Xiaojun kembali menjelaskan tentang titik cahaya di dada yang Xiaojun lihat.
"Oke, makasih udah mau jelasin semuanya ke gue." Ucap Jemi.
"Jemi.. sekarang giliranku bertanya." Sahut Althea.
"Hmm? Lo mau nanya apaan?"
"Kalau kamu sudah tahu, kenapa kamu masih melanjutkan hubungan ini?" Tanya Althea.
"Hmm.. kenapa ya?? Gue juga nggak tahu. Yang gue tahu, perasaan gue ke lo nggak main - main. Gue tahu lo akan jadi milik orang lain di masa depan nanti. Tapi seenggaknya, gue pernah punya tempat di hati lo, dan gue nggak akan sia - siain itu." Ekspresi Jemi benar - benar serius dan meyakinkan.
"Perasaan lo gimana? Lo juga tahu kalau Xiaojun masa depan lo, kenapa lo masih nerima gue?" Tanya Jemi balik. Althea diam sejenak.
"Alasannya sederhana. Kamu selalu ada untukku. Aku memang awam tentang percintaan, tapi aku tahu pasti, kamu adalah orang yang membuatku bahagia saat ini. Hari - hariku jauh lebih berwarna denganmu. Kamu sudah memberi warna baru di hidupku, Jemi.. masa depan itu harusnya tetap menjadi misteri. Aku tidak akan terganggu dengan clue masa depanku. Masa sekarang adalah sekarang. Masa depan adalah masa depan." Jelas Althea. Jemi terdiam mendengar penjelasan panjang Althea.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUTURAE | Xiaojun
FanficBagaimana reaksimu saat kamu terbangun dan ada sesosok pria di kamarmu yang mengaku bahwa Ia adalah suamimu nanti? Bagaimana juga reaksimu saat orang yang ada di dekatmu tidak sebaik yang kamu kira? Tidak akan ada asap jika tidak ada api. Lantas, si...