"Aku serius.. Dejun bilang.. lusa dia akan pulang.. ke sini.."
Althea terdiam. Otaknya berpikir keras. Apakah Xiaojun sudah berhasil kembali ke zamannya? Bagaimana bisa? Ataukah Xiaojun hilang entah kemana dan tubuhnya dikendalikan orang lain?
"Althea?? Halo?"
"Ah, maaf kak. Aku sedikit terkejut."
"Apa roh saudaraku... masih bersamamu?"
"Aku tidak tahu.. aku baru saja pulang, dan Xiaojun sudah tidak ada. Aku tidak tahu pasti apa yang terjadi, tapi entah mengapa rasanya sedikit janggal."
"Semoga itu bukan hal yang buruk. Ya sudah, aku tutup teleponnya."
Ajun mengakhiri panggilannya. Althea masih duduk termenung memikirkan kemungkinan - kemungkinan yang bisa terjadi.
⏪▶️⏩
Hari ini, Ajun pergi ke bandara untuk menjemput saudaranya. Jantungnya sangat berdebar. Mungkin gara - gara Ia sudah lama tidak bertemu dengan saudaranya. Kaki tidak berhenti bergerak selama menunggu kedatangan Dejun. Perasaannya aneh. Ia senang Dejun akhirnya pulang karena telah menyelesaikan separuh studi di sana dan harus melanjutkan sisa studinya di sini. Di lain sisi, Ia juga merasa ada sesuatu yang janggal.
Pada waktu yang sama, Althea dan Jemi masih menunggu kepastian dari Ajun. Apakah saudaranya benar - benar pulang atau tidak. Semua urusan kampus seperti pendaftaran ulang, pembayaran UKT, dan sebagainya sudah Althea selesaikan kemarin.
"Xiaojun belum ada tanda - tanda sejak kemarin?" Tanya Jemi. Althea menggeleng.
"Rasanya sepi.. benar - benar sepi. Berbeda kalau Xiaojun ada di sini." Ucap Althea.
"Jeno nggak macem - macem ke lo kan?" Tanya Jemi.
"Tidak, Ia tidak melakukan apapun. Tapi.." Althea menggantungkan kalimatnya.
"Tapi kenapa?"
"Semalam, aku mendengar perempuan berteriak dari lantai 2 rumah Jeno.. maka dari itu.. aku meneleponmu kemarin.." Jemi tahu, semalam Althea meneleponnya karena Ia ketakutan. Terdengar dari suara Althea yang sedikit goyah dan tumben sekali Althea meminta Jemi untuk tidak menutup panggilannya sampai Ia tertidur.
"Waktu gue bilang, kalo ada apa - apa segera hubungi gue, itu masih berlaku sampai kapanpun. Kapanpun lo ngerasa ada yang janggal, gue harap lo segera ngehubungin gue." Balas Jemi.
"Jemi.. sebenarnya ada satu hal yang belum kuceritakan saat aku berkunjung ke rumah Jeno.." Jemi menegakkan badannya dan menatap Althea serius.
"Oh ya? Tentang apa?"
"Lantai 2 rumah Jeno terlihat mencurigakan bagiku."
"Mencurigakan gimana?"
"Di lantai 2 hanya ada 1 pintu, sisanya hanyalah jendela yang terlihat dari depan dan samping rumah."
"Pintu?" Althea mengangguk.
"Iya, aku tahu aku sudah melanggar privasi, tapi rasa penasaran mengalahkan segalanya. Suasananya sangat tidak menyenangkan. Aku hampir saja membuka pintu itu, tapi Jeno tiba - tiba sudah berdiri di belakangku dan menegurku." Jelas Althea.
"Fix. Fix banget ini. Keluarganya Jeno nyembunyiin sesuatu." Ujar Jemi.
"Eh?" Ponsel Althea yang tergeletak di meja tiba - tiba menyala. Tanpa pikir panjang, Althea langsung mengambil ponselnya. 2 pesan belum dibaca dari Ajun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUTURAE | Xiaojun
FanfictionBagaimana reaksimu saat kamu terbangun dan ada sesosok pria di kamarmu yang mengaku bahwa Ia adalah suamimu nanti? Bagaimana juga reaksimu saat orang yang ada di dekatmu tidak sebaik yang kamu kira? Tidak akan ada asap jika tidak ada api. Lantas, si...