Ajun Xiaojun

1.4K 248 131
                                    

"Eh? Ini belum? Aku tidak merasakan apapun." Ucapan Ajun semakin membuat Althea bingung. Ia menoleh pada Jemi untuk menanyakan pendapatnya.

"Apa? Kan gue udah nggak bisa lihat dia.. ya mana gue tahu.." ujar Jemi saat Althea menoleh padanya.

"A-ah.. benar juga.. aku tidak bisa memastikan apakah Xiaojun sudah berhasil atau belum.. aku tidak melihatnya lagi." Ucap Althea. Ajun hanya mengangguk lalu melihat jam di tangan kirinya.

"Yaudah, aku pamit sekarang ya. Bentar lagi rapatnya mau mulai. Nanti kalo ada sesuatu, aku bakal kabarin secepatnya." Ajun berdiri dari kursi dan kembali memakai jas almamaternya.

"Oh iya, kalian yang semangat ya ospeknya!! Kalo ada perploncoan jangan ragu buat lapor ke kaprodi atau dekan. Byee!!" Setelah memberi pesan pada Althea dan Jemi, Ajun langsung keluar dari cafe dan melaju dengan motor maticnya ke arah kampusnya.

"Hhh..." Jemi menengok ke arah Althea yang menghembuskan nafas kasar dengan tangab kanan memijat dahinya.

"Lo gapapa??" Tanya Jemi.

"Semuanya semakin rumit. Aku ingin sekali berhenti mengurusi semua hal ini, tapi aku sudah ditakdirkan untuk ikut masuk ke dalamnya." Jemi menatap wajah Althea yang benar - benar terlihat lelah. Ia ingin sekali membantunya, tapi apa yang bisa dia lakukan? Ia sudah tidak bisa melihat Xiaojun. Ia tidak bisa memberi saran. Yang bisa Ia lakukan untuk saat ini hanyalah berada di samping Althea dan berusaha untuk selalu ada untuknya.

"Yaudah, yok pulang sekarang. Lo butuh istirahat. Besok masih ada ospek jurusan." Ajak Jemi. Althea mengangguk pelan. Jemi lalu mengulurkan tangannya pada Althea, berharap tangannya akan disambut. Namun, Althea hanya menatapnya.

"Huh? Kenapa?" Tanya Althea. Jemi tidak menjawab. Ia hanya memberikan sinyal melalui mimik wajah dan gestur tangan.

"Oh.. uang parkir? Sebentar-" Althea membuka tasnya dan mengambil dompetnya. Pada saat yang sama, Jemi menghela nafas dan tersenyum kecut.

"Ah!! Dahlah!! Lupain aja." Jemi pergi lebih dulu, meninggalkan Althea yang sedang mencari uang kecil untuk parkir.

"Loh? Dia kenapa..." gumam Althea. Ia segera berjalan mengejar Jemi dan mensejajarkan posisinya.

"Ada apa? Ini uang parkir-"

"Gue nggak minta uang parkir, sayangku cintaku maniskuuu" sahut Jemi sebelum Ia membuka kunci mobilnya. Althea menatap Jemi bingung.

"Gue tu mau ngambek.. tapi kalo lo bingung kayak gini malah gue jadi gemes sendiri sama lo.. udahlah, sana masuk." Ujar Jemi. Althea yang semakin bingung hanya menuruti ucapan Jemi dan masuk lebih dulu ke dalam mobil. Sedangkan Jemi masih berdiri di luar bersandar di pintu mobil sambil mengusap kasar wajahnya.

"Sabar gue mah sabaarr.. punya pacar kok polosnya nggak ketulungan.. tingkat kepekaannya dibawah 1% pula.. haduh.. untung sayang."
-Jemi

⏪▶️⏩

Ajun's side

Ajun bergegas menuju ruang himpunan mahasiswa Arsitektur. Ia tiba 3 menit sebelum rapat dimulai. Sebagian besar anggota sudah siap di sana.

"Habis darimana lo? Tumben datengnya mepet." Tanya Theron, teman sekaligus "anak buah" satu bidangnya di acara ospek jurusan. Bidang kedisiplinan. Ajun menjabat sebagai ketua bidang kedisiplinan di acara ospek jurusan kali ini.

"Ada urusan pribadi." Jawab Ajun singkat.

"Urusan pribadi... atau urusan cewek???" Guraunya.

"Dibilangin urusan pribadi ya pribadi." Jawab Ajun dengan menaikkan nada bicaranya.

FUTURAE | XiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang