Ini adalah kumpulan cerita fiksi tentang penyiksaan. Setiap episode cerita menampilkan kisah yang berbeda-beda dari masing-masing tokoh dan tidak ada hubungan dengan episode ceritanya lainnya. Cerita antar episode tidak berkesinambungan sama sekali...
Di suatu desa yang sangat ramai dan aman tentram, ada sepasang suami-istri muda yang telah hidup bersama selama 1 tahun meskipun hidup mereka serba berkekurangan. Sang suami bernama Ihsan Akhmal. Usianya 24 tahun. Sementara itu, sang istri bernama Nur Haniyah. Usianya masih 22 tahun. Ihsan merupakan seorang kuli bangunan. Dia bekerja keras demi menafkahi istrinya yang memiliki cedera. Beberapa bulan setelah mereka menikah, Haniyah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dirinya mengalami keterbatasan untuk melakukan aktivitas. Tubuhnya akan tiba-tiba kaku sampai tidak bisa digerakkan sama sekali apabila Haniyah memaksakan dirinya melakukan terlalu banyak aktivitas. Sebenarnya, Haniyah juga ingin bekerja agar dapat meringankan beban suaminya. Namun, sang suami menolak keras karena cedera permanen yang dialami sang istri. Oleh karena itu, Haniyah hanya tinggal di rumah dan tidak melakukan aktivitas berat apapun.
Menurut Ihsan, dirinyalah yang harus menanggung beban terberat sebagai seorang lelaki sejati yang masih memiliki tangan dan kaki sempurna. Meskipun pendapatannya kecil, Ihsan tetap berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan istrinya. Apalagi, mereka tentunya akan memiliki anak suatu saat nanti sehingga Ihsan selalu berhemat agar kelak bisa menghidupi istri dan anaknya. Cedera permanan sang istri sama sekali tak pernah menghilangkan cinta Ihsan. Bisa dikatakan, mereka adalah pasangan baru yang paling bahagia di desa karena benar-benar saling mencintai satu sama lain. Cinta sejati.
Ihsan memiliki fisik sempurna. Wajahnya tampan. Lengannya kekar. Badannya tinggi, tegap, kokoh, dan sangat berotot. Perutnya berhiaskan lekukan kotak-kotak berjumlah 6. Kesempurnaan tubuh yang dimiliki Ihsan diperoleh secara alami karena dia sudah bekerja sebagai kuli bangunan selama hampir 3 tahun di desanya. Ihsan juga memiliki kulit sawo matang karena selalu tersengat panasnya matahari. Sementara itu, Haniyah memiliki paras yang cantik dan hati yang sangat baik dan lembut. Kulitnya putih, halus, dan mulus. Tubuhnya pun langsing dan sedap dipandang. Ihsan dan Haniyah benar-benar sosok idaman siapapun.
Pagi itu, Ihsan tampak bersiap-siap untuk pergi bekerja. Seperti biasanya, Ihsan hanya memakai kaos singlet putih dengan celana jeans panjang yang terpasangi ikat pinggang. Ihsan berjalan menghampiri istrinya yang saat itu sedang duduk manis.
"Mas pergi nguli dulu ya, sayang... Jaga dirimu..." Kata Ihsan sambil mencium kening istrinya.
"Baik, mas tersayang... Hati-hati ya..." Jawab Haniyah sambil mencium tangan suaminya.
Ihsan sangat rajin bekerja. Bisa dibilang, dia adalah kuli bangunan yang paling rajin. Itu semua dilakukannya demi sang istri.
"Kerja, kerja..." Gumam Ihsan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Para wanita melewati Ihsan yang tengah bekerja keras. Mereka memperhatikan Ihsan dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Segalanya sempurna. Bisa dibilang, Ihsan adalah kuli bangunan yang paling tampan di desa. Hampir seluruh wanita tergoda untuk menyapa Ihsan karena mereka terpesona pada kesempurnaan fisiknya.