Sudah satu bulan semenjak Jira yang secara tidak langsung mendorong mental Yeonjun, membuatnya kembali ke asrama. Terlebih lagi memang Yeonjun dan anggota grupnya akan mengadakan tur konser di Amerika. Ya, selang beberapa hari dari kembalinya Yeonjun ke asrama, sesuai apa yang diceritakannya, muncullah berita bahwa mereka tengah melakukan tur konser ke Amerika.
Entahlah, rasanya Jira tak terlalu peduli. Mungkin karena bukan salah satu penggemar berat mereka, ia hanyalah penikmat beberapa lagunya saja.
Seperti biasa, seperti hari-hari sebelumnya, tak ada hal istimewa bagi Ahn Jira. Di setiap harinya ia hanya akan melakukan kegiatan rutin dari mulai bangun tidur, pergi ke kampus, mengurus buku terbitannya jika ia akan menerbitkan buku barunya, pulang, lalu menulis kembali. Tak ada yang spesial, mungkin kegiatannya diselingi dengan menghabiskan waktu bersama Naeun, atau fangirling sebagai pereda penat, itu pun tidak sering. Seperti saat ini, ia tengah terpingkal-pingkal menonton sebuah variety show yang dilakukan oleh idolanya, BTS. Setidaknya itu membuat Jira terhibur. Namun, setelah acara itu selesai, ia kembali ke keadaan semula.
Kosong.
Serasa ada yang kosong juga kurang, entah apa itu. Namun, bukankah dari awal ia datang ke sini memang keadaannya pun sudah seperti ini? Apakah pernah ia merasa ada sesuatu yang membuatnya dalam keadaan terisi? Dia rasa pernah, entah kapan. Rasanya baru-baru ini, tetapi entah kapan waktu pastinya.
Sial, semua itu membuatnya frustrasi!
Hingga suara bel pintu terdengar, menghentikan kegiatannya yang tengah mengacak-acak rambutnya. Dengan langkah gontai, terpaksa ia membuka pintu. Takutnya kedatangan seseorang yang penting. Namun, memang siapa yang bertamu selarut ini? Persetan dengan itu, ia akan tetap membukanya. Asalkan bukan orang jahat.
Di balik daun pintu menampakkan seorang pria bersetelan serba hitam, sosok itu tak membuatnya takut sekalipun. Pria itu memakai kacamata hitam dan masker berwana senada. Bukannya Jira tidak waspada, ia tahu siapa di balik setelan serba hitam itu. Rasanya deja vu.
"Ada apa kau kemari lagi, Tuan Choi Yeonjun?"
Ya, pria itu Choi Yeonjun, sang idola dari salah satu grup di bawah naungan agensi yang sama dengan idolanya.
"Kau mengenalku?" tanyanya sembari melepaskan kacamatanya.
Entahlah, Jira pun tak tahu kenapa ia bisa dengan mudah mengenalinya. Mungkin setelah Yeonjun tinggal—ah, lebih tepatnya menumpang beberapa hari di apartemennya ia sudah hafal beberapa ciri khas pria itu. Entah itu dari postur tubuhnya, nada bicaranya, ataupun cara berjalannya.
Aish, kenapa aku bisa tahu detail yang seperti itu? Benar-benar tidak penting.
Setidaknya ia ingin menyangkal atas alasan itu, salah satu alasan ia mengetahui bahwa pria itu Yeonjun adalah liontin bintang yang selalu ia pakai di kalungnya. Mungkin alasan itu yang paling masuk akal.
"Apakah aku boleh masuk?"
"Memangnya ada apa? Jika tak begitu penting, kau pulang saja!"
"Ini penting, makanya biarkan aku masuk terlebih dulu. Kau tak mau, 'kan kita tertangkap wartawan?"
Setidaknya kata wartawan yang membuatnya ciut. Bukan karena takut dengan orangnya, ia hanya takut terlibat skandal yang aneh-aneh, tetapi kenyataannya tidak begitu.
Jira sudah membiarkannya masuk, tetapi tak mempersilakan duduk. Dia masih menahannya di depan pintu.
"Ada apa?"
"Ini."
Sebuah paper bag disodorkannya ke hadapan Jira, tetapi ia belum berniat mengambil dari lengan kokoh si pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE • Choi Yeonjun
Fiksi Penggemar[COMPLETED] ❝ Bagiku kau bukan seorang idola, kau hanya seorang Choi Yeonjun. ❞ [Diharapkan FOLLOW sebelum baca^^] ©2020 by karsalara #3 fiksipenggemar [22/8/21] #4 fanfiction [13/6/21] #5 idol [12/6/21] #14 romance [13/6/21]