Chapter 14

1.6K 245 31
                                    

Balutan dress berwarna cream selutut tampak manis kendati harus tertutup mantel warna mocca di tubuh gadis Ahn. Stoking hitam pun membalut kaki jenjangnya agar tak kedinginan di malam musim gugur. Tak lupa sepatu boots dengan hak sedang menambah kemanisan dirinya. Lengkungan manisnya terangkat tatkala menatap pantulan dirinya yang sudah siap melepas penat dan stres malam ini bersama kawan-kawan barunya.

Hanya butuh waktu sekitar setengah jam perjalanan untuk mencapai tempat yang dituju dengan taksi yang ia pesan. Seandainya ia menggunakan busway, butuh waktu agak lama lagi untuk mereka yang menunggunya sebab ia tahu waktu mereka sangat berharga kendati sekadar bersenang-senang, begitu opini yang bersarang di benak Jira saat ini.

Tungkainya berderap melalui pintu gerbang kendati langkahnya terkesan pelan. Dirinya bingung kenapa taman bermain yang ia pijak saat ini tampak sepi tak ada pengunjung sama sekali, batang hidung teman-temannya pun belum ia temukan dengan manik cokelatnya. Mungkin ia terlalu cepat datang, sedangkan mereka kemungkinan masih ada jadwal yang belum selesai.

Bermaksud menunggu kedatangan kelima kawan barunya itu, ia daratkan bokongnya di salah satu bangku kayu dekat pohon mapel yang kini daunnya berguguran. Netranya terfokus pada daun mapel yang berserakan, di benaknya hanya muncul pasti tukang kebersihan sulit menyapukannya sebab guguran daun itu takkan ada habisnya sebelum musim gugur berakhir. Satu hentakan ia menghirup oksigen malam khas musim gugur, hingga ia mendongak tatkala menemukan sepasang sepatu boots hitam yang rasanya familier berada di depannya.

Benar saja ia menemukan sang empunya tengah tersenyum simpul dengan manik jelaganya menyorot rasa bersalah tersirat di sana. Lengan kokohnya menyodorkan satu cup kopi panas yang disambut dengan suka hati oleh Jira.

"Maaf kau menunggu lama, aku habis memesan minuman ini lebih dulu untuk sekadar menghangatkan tubuh," ujar Yeonjun seraya duduk di samping Jira tanpa dipersilakan.

"Tak apa, lagi pula aku baru sampai. Juga terima kasih untuk kopinya," sahut gadis Ahn dengan senyuman sekilas terpatri.

Kopi panas yang disesapnya secara perlahan sukses menghangatkan tubuhnya di malam musim gugur. Leher jenjangnya bergerak ke segala arah, mengedarkan pandangan mencari kehadiran yang lain.

"Di mana yang lainnya?"

Yeonjun tersentak akibat pertanyaan yang dituturkan sang gadis. Pasalnya, ia bingung harus menjawab apa sebab ia telah berbohong jika ia mengajak Jira ke taman bermain bersama member yang lain. Namun, jangan remehkan pria Choi itu, justru ia adalah seorang raja berkelit.

"Ah, setelah latihan, mereka ada jadwal lainnya masing-masing. Mereka hanya bisa berpesan untuk meminta maaf padamu. Ya, kau, kan, tahu kami pun punya kesibukan masing-masing, terlepas dari kesibukan satu grup. Beruntungnya saat ini aku tak ada jadwal apapun," ujarnya berdalih kendati sempat ditatap curiga oleh gadis Ahn. Namun, Jira takkan ambil pusing, toh, ia mengerti kesibukan para bintang macam mereka.

"Ya sudah, kita bersenang-senang saja berdua. Sayang, 'kan, jika kita sudah datang kesini tanpa merasakan sensasi kesenangan juga adrenalin kita yang sudah mendidih?" Lengan jenjang Jira secara impulsif meraih tangan kokoh Yeonjun lantas menariknya, membuat sang empu tersentak akan tingkah gadis itu. "Let's go!"

Sial, jantungnya berpacu lebih cepat kendati belum menaiki wahana yang menguji adrenalin. Yeonjun berusaha bersikap seperti biasa walau entah apa yang mendorongnya untuk bersikap berbeda dari biasanya. Ada apa denganmu Choi Yeonjun?

"Kau berani tidak naik itu?" tantang Jira menunjuk wahana rollercoaster yang kini tak jauh dari pijakan mereka.

Sebelah sudut bibir Yeonjun terangkat. "Tentu saja aku berani. Ini wahana yang aku suka, kau tahu?"

YOU ARE • Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang