Pertempuran dengan klan vampire sangatlah merepotkan. Mereka kaum elit yang haus darah, begitu keji, dan selalu bertindak semaunya. Wajah-wajah pucat nan angkuh itu punya mata yang tajam untuk mengintrogasi, menelisik dengan pertanyaan sakartisnya.
Membuat namja mungil dihadapan mereka bergetar hebat, sesekali bibir mungil itu terisak tertahan, tak ingin terlihat lemah dihadapan kaum sialan ini.
Pemuda paling muda berjalan mendekat ke sosok mungil yang kini tengah menjadi pusat perhatian segerombolan kaumnya.
Oh Sehun pria tampan berambut pirang dengan mata yang menyala. Mengangkat dagu namja mungil itu hingga mempertontonkan iris matanya yang indah, semua tersikap kagum,sialan—begitu cantik.
Melihat wajah putih itu berkilau setengah basah karna air mata, bibirnya merah merekah mendesah di tengah sorotan lampu kastil yang redup. Minseok terlihat begitu menggugah selera.
Namja cantik itu meremat erat kemeja putihnya yang terkoyak karena tersangkut ranting- ranting pohon hutan. Tempatnya melarikan diri dari kejaran kaum vampire yang ingin membunuhnya.
Usahanya meninggalkan wilayah perbatasan kaum musuh hampir berhasil, jika saja ia tak terkepung oleh salah satu pemuda berwajah terpucat disini. Oh Sehun, Minseok akan mengingat nama itu dengan jelas mulai sekarang.
Di dalam keheningan, Sehun dapat menangkap samar atensi penuh kebencian dari mata namja cantik itu. Memperhatikan wajah menggoda yang minta ditaklukan itu dari dekat. Seulas seringai kini menghiasi wajah tampannya.
Mengundang rasa penasaran teman satu kaumnya, otak liciknya bekerja merancang manupulasi yang dapat membuat sang pemimpin kaumnya sendiri mengikuti kemauannya.
Melibas wilayah yang sulit di tembus pertahanannya, menundukan seorang Alpha yang terkenal akan kekuatannya, prestasi yang akan membuat kaumnya semakin kuat dan di segani. Sehun akan melakukannya sukarela dengan tangannya sendiri.
Tak kan jadi masalah tentunya jika ia mendapat satu kehormatan kecil di bandingkan dengan hyung-nya yang bertahta sebagai pemimpin negeri. Mengambil keuntungan dari posisinya— “aku akan membawanya” karena aku yang membawanya kemari— “ia mutlak milikku”.
Dominasi pangeran muda itu memang tak terkalahkan menggema di antara keheningan malam. Begitu merobek logika saat harga diri seorang pemimpin sengaja di sudutkan sampai ke dasar jurang. Pembangkang abadi, tapi mau tak mau harus diakui Sehun punya peran penting dalam kawanan.
Kris melempar pedangnya yang berlumuran darah. “Sepertinya kita tak membutuhkannya” membuatnya tak perlu kehabisan tenaga untuk menghabisi satu wolf lagi, atau memang hati kecilnya sendiri tak ingin membunuh mahluk cantik itu. Kris berdecih—sejak kapan ia punya hati.
Dengan keberanian Minseok mengangkat kembali dagunya, melihat pedang penuh dosa itu terlempar miris. Pasukan mereka membunuh klannya lagi, ada perasaan benci, marah, tercabik dan rasa lemah terkumpul jadi satu tak tahan ingin ia muntahkan.
Namun mengingat ialah yang sebenarnya berada di sudut jurang, mau tak mau ia terperangkap permainan seorang pangeran muda bernama Oh Sehun.
Membawanya dalam kegelapan malam yang begitu menjeratnya. Di bawah dominasi yang merenggut harga dirinya secara terang-terangan. Minseok akan memohon agar Kris membunuhnya saat itu juga dari pada dilecehkan dengan sengaja oleh Sehun. Ia tak sudi jika di sentuh klan musuhnya.
Tak terasa air mata menetes deras lewat pipinya dan segera dihapusnya dengan paksa. “Maafkan aku Alpha Luhan”.
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
—to be continued. . .May, 2020
Vienna Zhang
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Of Immortals ( Lumin & Hunmin)
FanfictionSaat Klan Vampire dan Klan Wolves saling menyerang dan melanggar wilayah perbatasan. Kedua pemimpin Klan menghadapi peperangan yang luar biasa. Sosok Luna berada dan terkurung di dalam Kastil Vampire. Sang pangeran muda terjebak cinta dan tak mau me...