Chapter 10

359 22 48
                                    

"Kau yang bermandikan cahaya bintang
Belum pernah aku melihat pemandangan semenarik itu
Kau dalam pandanganku layaknya sebuah lukisan
Disetiap akhir tatapanku
Sebuah tempat yang tak bisa kusentuh
Sebuah tempat yang tak bisa aku tempati"

–EXO Moonlight

Di bawah derasnya salju, datang untuk melingkupi ranting-ranting pepohonan hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di bawah derasnya salju, datang untuk melingkupi ranting-ranting pepohonan hutan. Kegelapan petang membawa satu persatu kelopak mawar terjatuh meninggalkan tangkainya, terbawa hembusan angin hingga berhamburan untuk memberi jalanan berbunga, dan kala itu kecantikannya masih tetap sama.

Saat dimana sosok keras hati menumpahkan banyak darah demi harga diri kaumnya. Itu perang musim dingin yang panjang, namun sangat di inginkan pemimpin klan. Meskipun dipenuhi oleh luapan kemuakan, sang pangeran masih saja dengan berapi mengangkat pedangnya, menebas segala lawan dengan tak peduli alasan penggerak. Ia tak punya alasan kuat untuk mengetahui apa yang sedang ia pertahankan ataupun yang ia inginkan. Tak seperti Kris dan Kai yang punya ambisi tinggi. Semua sama tak berharganya.

Namun dalam bekunya ingatan musim itu, ia menyadari ada satu hal yang sangat berarti di matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun dalam bekunya ingatan musim itu, ia menyadari ada satu hal yang sangat berarti di matanya. Bayangan kelopak mawar yang terekam dalam memori pangeran. Mawar musim dingin yang merekah dengan berani di tengah kepingan salju. Menciptakan dominasi warna kentara yang mengalihkan pandangan mata. Dan kali itu sang pangeran memiliki alasan. Berjanji untuk tak membiarkan satupun kelopaknya jatuh.

"Jangan sakit"

"Aku tak akan membiarkanmu terluka"

Ialah satu-satunya kecantikan yang Sehun tangkap di perang musim dingin itu. Hadiahnya.

.
.
.
.
.

"Brengsek! jangan menyentuhnya"

Pukulan terlayangkan untuk beberapa bedebah berstatus prajuritnya. Sedangkan sosok yang menjadi korban terudutkan dengan isakan. Terdiam sesaat kemudian mengambil langkah untuk melarikan diri dari tawanan.

The Flower Of Immortals ( Lumin & Hunmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang