Di hutan bagian Barat, wilayah perbatasan yang masih menyisakan bekas-bekas pertempuran akhir. Hanya ada keheningan tercipta sebelum sebagian prajurit di perintahkan untuk menempatkan panji-panji kemenangan mereka di setiap sudut. Kali ini Kris harus membagi pasukan, menempatkannya pada kastil Alpha Pack Barat yang baru saja di kuasai.
Kris dan segala kecerdikannya tau bahwa semua euforia kemenangan itu mesti di pertahankan. Dalam waktu yang lama bahkan selamanya. Jika lenggah mungkin yang di dapatkannya adalah pembalasan darah.
Sehun bangkit dari kursinya dan berjalan tenang.
"Kau tak punya alasan untuk terus menahan ku disini".
Pemimpin klan itu hanya menatap adiknya datar. Terheran.
"Kau seperti bukan dirimu. Bukankah kau suka kemenangan" Ucapnya sambil mengetukan jarinya perlahan.
"Bersenang-senanglah seorang diri". Balasnya retoris. Begitu muak jika harus berlama-lama di tempat ini.
Pangeran muda itu segera beranjak dari tempatnya.
"Sudah ku biarkan Kai mengurusnya".
Dan Sehun berbalik untuk menarik kerah pimpinan klan itu."Aku tidak memberimu ijin untuk menyentuh milik ku, siapapun itu jangan campuri urusan ku".
.
.
.
.
Tepat setelah petang Sehun datang untuk menembus kegelapan hutan. Berubah wujud menjadi kelelawar berukuran besar, melintas seperti sekumpulan asap yang terbang cepat.Cukup waktu lama. Lintasan itu memang tak bisa di katakan dekat. Sial dirinya basah kuyup.
"Tuan muda kapan anda kembali?".
Prajurit itu segera membukakan gerbang tanpa di balas oleh si empunya."Di mana Kai?". Nadanya mulai meninggi.
"Di-di Mansion nya Tu–an".
Tak butuh waktu lama untuk Sehun dengan lancang mengganggu ketenangan namja itu.
Goresan penanya terhenti saat mendapati mata yang terlihat nyalang.
"Aku tak akan membuang waktu untuk bicara dengan mu. Jauhi milik ku jika kau masih ingin bernafas". Ucapnya lambat-lambat namun begitu dingin.
Namja tan itu hanya tertawa ringan.
"Aku kira kau orang yang cerdik".
"Bagaimana dengan percaya dirinya kau menyebutnya milikmu, sementara ia tak mencintaimu".
"Kau tidak akan pernah memilikinya seutuhnya Oh Sehun, akui saja kekalahan mu".
"Brengsek". Umpat Sehun dalam hati. Ia seperti mendapat pukulan telak dari kata-kata itu tapi arogansinya berkata lain.
"Kau seperti tidak kenal diriku, aku terbiasa menang" ucapnya meremehkan sebelum pintu besar itu di tutup kasar.
.
.
.
.
Ia berkubang di air mandi yang hangat untuk merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Menghirup dalam-dalam uap yang mengepul keluar untuk memecahkan keletihannya.Sebagian mungkin bisa luntur jika itu hanya karena Kris menahannya beberapa hari di daerah kekuasaan baru mereka. Tapi ini hanya kata-kata Kai.
Sial. Sehun memang tipikal yang tak suka di tantang.
Tapi kata-kata Kai tempo tadi terus terniang di kepalanya. Lehernya menegak dan tersandar. Kedua tangan menyikap air mandi yang ada di rambutnya. Wajah tampannya terlihat serius.
Dia tak mencintaimu–
Dia bukan milikmu seutuhnya–"Brengsek–"
"Siapa laki-laki brengsek itu?" Tangannya mengepal tanpa sadar.
Sehun mungkin tak kenal bahwa dirinya sedang di rundung kegetiran, takut kehilangan atau apalah itu yang di sebut rasa tersaingi. Dirinya terbawa perasaan. Keinginan kuatnya hanya segera melenyapkan laki-laki brengsek itu dari hati Minseok.
.
.
.
.
"Maaf tuan apa anda memanggil saya?""Masuklah".
"Apa Minseok sudah tidur?".
"Sepertinya belum tuan".
"Baiklah, kau boleh pergi".
"Baik tuan Kai".
"Aku tak suka ikut campur urusan orang lain. Tapi mengapa begitu menarik–" ucap namja itu sendirian.
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
—to be continued. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Of Immortals ( Lumin & Hunmin)
FanfictionSaat Klan Vampire dan Klan Wolves saling menyerang dan melanggar wilayah perbatasan. Kedua pemimpin Klan menghadapi peperangan yang luar biasa. Sosok Luna berada dan terkurung di dalam Kastil Vampire. Sang pangeran muda terjebak cinta dan tak mau me...