Sebenarnya siapa, langkah takdir yang menuntunnya sampai sejauh ini. Dalam kedamaian malam yang sayup-sayup merayap bersama cahaya temaram lilin. Semua keindahan itu, seakan menyusup tanpa permisi sampai ke ulu hati. Begitu menyentuhnya. Tapi Sehun dengan tangan terbuka menerima kehadiran seseorang dalam rengkuhan. Baru kali ini, ia tak pernah mengijinkan siapapun untuk berbagi ruang yang sama. Biasanya mereka yang memohon untuk menyerahkan diri, berharap kesempatan berada di atas ranjang dan melayaninya. Mengapa sekarang jadi begitu mudah, saat keindahan itu berada tepat disisinya.
Ia mengamati wajah indah yang tertidur di tengah keheningan malam. Seakan tak pernah lelah untuk itu. Namun Minseok- yang Sehun tau. Ia terlihat lembut dan rapuh seperti kelopak bunga. Hal yang membuat Sang pangeran tak sampai hati jika harus lekat merengkuhnya.
Malam memang bukan waktu bagi kaumnya beristirahat. Jadi ia mudah menelan pemandangan itu setiap waktu. Dengan tangan yang mengenggam penuh wajah mungil. Ibu jari yang mengusap pelan bibir yang merekah tanpa kenal rasa takut. Sehun bersumpah bahwa Minseok pasti diciptakan untuk menjungkirbalikan dunianya- juga hatinya. Atau mungkin hal yang lebih besar dari pada itu- takdirnya.
.
.
.
.
.
Sampai titik akhir dimana cahaya bersinar lain tertangkap dari diri sang namja cantik. Sapphire biru- melingkar pada jari manis jelas berseru. Ikatan yang sesungguhnya mengganggu pikiran sang pangeran. Sekalipun berbinar untuk terengkuh dalam genggaman.Sang pangeran memilih tenggelam bersama pasang surut mimpi untuk kembali bergelung mendekap tubuh mungil yang di dera hawa dingin. Melingkari milik-nya. Setelah Kris menjeratnya dalam urusan politik yang tak kunjung habisnya. Dirinya mungkin perlu menyenangkan diri lewat keindahan tubuh namja cantiknya.
.
.
.
.
.
Terbangun di tengah hamparan bunga. Mengerjap tersungkur mengikuti langkah cahaya yang menyelimuti penuh hatinya."Tidak ada yang akan terjadi jika tidak di ijinkan takdir".
Sang dewi tersenyum melihat keluguan anaknya. Ikut menyibak jalanan berbunga yang tersentuh oleh jemari lembut. "Kau hanya perlu mengikuti hatimu, ialah peta terbaik yang akan menuntunmu pada takdir itu".
"Aku kira inilah simbol dari kesetiaan". Ia berhenti sesaat, mengusap permata berharga yang melingkari jari.
"Minseok, dengar nak-". Suara halus itu bergema.
"Kau anugrah langsung dari kami. Bukankah kau memiliki dua ibu?".
"Aphrodite-".
"Benar-itu mengapa kekuatan sekaligus dapat menjadi kelemahan.
Anugrah juga bisa menjadi kutukan"."Mereka hanya perlu membuka mata hati mereka untuk dapat melihat keindahan sejatimu. Saat itu tiba, kau akan tau siapa takdirmu-tempat dimana hatimu akan bermuara".
"Aku pergi". Ucapnya tulus.
"Tidak ibu-".
"Kau tau aku slalu di sisimu. Tiap kali kau melihat ke arah purnama, juga kelopak mawar ibu Aphrodite. Kapanpun kau membutuhkan kami, kami akan datang sebagai jawaban juga kenyataan".
"Ikatan itu-".
Minseok seketika menyentuh tanda berbinar biru di dekat telinganya.
"Kau masih bisa merasakan kehadiraannya, bahkan mengenali perasaan terdalamnya. Karena jiwa kalian terikat".
"Sekarang berjalanlah dengan damai bersama anugrahmu, bawa itu slalu dalam hatimu".
Senyuman itu seakan memudar tertelan oleh cahaya yang begitu menyilaukan. Ini terlalu singkat.
.
.
.
.
.
"Tidak- Luhannn".Nafasnya terengah bersamaan dengan mimpi. Minseok meringkuk meremat erat perutnya, tersiksa setengah mati oleh rasa sakit yang memilukan. "Lu-han" ringisnya perih. Apa yang terjadi padanya?.
Sampai kesekaratan menjemputnya cepat. Sang pangeran ikut terbangun setelah mendengar penderitaan itu. Segera ia menopang tubuh namja mungil dengan mengenggam erat pundaknya yang hampir merebah.
"Minseok-".
Berusaha menyadarkan namja mungil dalam rangkulan dengan memberi tepukan pelan pada pipi halus. Rasa khawatir menyergap cepat saat melihat wajah pucat yang bercucuran keringat dingin. Apa yang membuat Minseok memekik kesakitan?. Tangan besar Sehun mengenggam sebagian wajah mungil itu sepenuh hati.
"Bangunlah sayang" pintanya lembut.
Dan kelopak mata itu perlahan terbuka untuk mengerjapkan cahaya, menangkap bayangan raut tampan sang pangeran yang tak berjarak.
Anugrahnya?. Samar-samar Minseok menginggat pesan itu.
"Se-hun" Lirihnya lemah, memandang iris legam pangeran yang bersinar. Sebelum akhirnya menyerah pada pekatnya ketidaksadaraan.
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
–to be continued. . .*Sorry if you waiting so long😩
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Of Immortals ( Lumin & Hunmin)
FanficSaat Klan Vampire dan Klan Wolves saling menyerang dan melanggar wilayah perbatasan. Kedua pemimpin Klan menghadapi peperangan yang luar biasa. Sosok Luna berada dan terkurung di dalam Kastil Vampire. Sang pangeran muda terjebak cinta dan tak mau me...