Chapter 3

307 30 2
                                    

Ratusan lusin permohonan maaf sama sekali tak berguna di telinga Luhan. Sosok itu terlihat jengah dengan ketidakberdayaan pasukannya. Emosinya sekejab naik ke ubun-ubun. Menggilas segala hal yang ada di depan mata. Ia ingin menghancurkan. Meremukan segala sesuatu yang merenggut miliknya.

Prank!!

Serakan perabotan antik yang menghiasi meja terjatuh pecah memenuhi lantai. Siapapun yang melihatnya pasti gemetar melihat amukan Sang Alpha. Gemertak taringnya seolah-olah siap untuk mencabik mangsa. Beberapa prajurit hanya bisa menundukan kepala berharap bisa di ampuni nyawa.

Sepetang saat Sang Luna di kabarkan menghilang. Menjadi awal hari kiamat bagi Luhan. Ia mengerahkan seluruh pasukan untuk menyusuri hutan. Mengeledah seluruh wilayah dan menggunakan segala cara untuk mengendus keberadaan namja cantik yang sangat di cintainya itu. Namun dengan seluruh usaha yang ia kerahkan, Sang Luna masih belum di temukan.

"Cepat telusuri lagi wilayah hutan! Jika kalian tak menemukan apapun maka kepala kalian akan menjadi gantinya!".

Dengan cepat mereka berubah ke wujud serigala, menumbuhkan kuku tajam mereka dan bergerak menuju hutan bagian Barat. Tak perduli dengan keadaan hujan lebat dan jalanan hutan yang becek.

"Zhang Yixing?".

Sang Beta muncul dari ambang pintu, memperhatikan air muka Sang Alpha yang belum sepenuhnya berubah. Namun dari sana ia tau bahwa sahabatnya itu sedang berperang dengan kegundahannya sendiri.

Yixing mengambil alih percakapan sekaligus memberikan ketenangan tak langsung pada Sang Alpha. Namun dirinya tau bahwa kabar yang akan di berikannya masih belum mampu memberi kejelasan tentang keberadaan Sang Luna. Setidaknya sumbangan pikirannya masih berlaku. Karena ini sudah menjadi tugasnya sebagai wakil pimpinan dari pack.

"Ku dengar malam saat hilangnya Sang Luna adalah hari yang sama saat pembantaian pack Chanyeol".

Luhan mengerutkan dahi menaruh perhatian pada perkataan Yixing. "Lanjutkan!" perintahnya.

"Kita tau Alpha Chanyeol adalah pemimpin hutan Barat, dan wilayah itu sudah lama menjadi incaran kaum Vampire".

Entah mengapa semua kebetulan itu begitu mengaduk hatinya. Mulai dari hilangnya Sang Luna dan keterkaitan kaum vampire yang mengambil alih wilayah Barat. Ini jelas bukan sebuah kebetulan semata.

Dan sungguh mereka tak sanggup membayangkan sesuatu buruk menimpa Sang Luna.

"Mung–kin saja Luna menjadi korban dalam pembantaian malam itu". Yixing berbicara berhati-hati. Takut-takut membangunkan sisi kejam Sang Alpha. "Atau mungkin kita bisa menemukan Luna di tempat yang belum pernah kita jamah".

Sang Alpha mengeram emosi hingga terdengar suara erangan keras. Spekulasi Yixing serasa begitu masuk akal. Membuat tanda Telekinetis ditangannya berubah menjadi kilatan biru. Aliran darahnya merambat naik hingga mengacaukan realitas. Dengan secepat gerakan tangan Sang Alpha mengobrak-abrik isi laci.

'Belati Perak'

"Akan ku pastikan sendiri jika Minseok berada di tempat terkutuk itu, maka akan ku buat mahluk rendahan itu binasa ditanganku".

¨¨¨¨¨¨¨¨—to be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
—to be continued. . .

The Flower Of Immortals ( Lumin & Hunmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang