Chapter 4

333 32 6
                                    

Angin musim semi berembus pelan memasuki jendela kastil, membawa cahaya hangat menerpa kulit pipi namja yang sedang bergelung di alam mimpi.

Sosok lain memperhatikan dengan seksama, di mana wajah tampan namja yang sedang terpejam itu di penuhi beberapa goresan luka yang belum sepenuhnya mengering.

Seolah menimbulkan rasa sesak di paru-parunya, yang kini di penuhi asap duka cita dan kerapuhan. Ia pun ikut menangis pilu merasakan perih luka yang sama. Tapi sebagaimana kata sekarat itu terucap. Hati-nya begitu menolak untuk kehilangan namja tampan ini.

"Kyungsoo?"

Namja mungil itu terperanjat menghapus cairan bening di pelupuknya. Sosok namja yang satunya menatapnya dengan tatapan sendu.

"Ini sudah dua hari" ucapnya lemah.

Kyungsoo melirik sekilas kelopak mata yang enggan terbuka. Seakan berharap ada tanda kehidupan dari sana. Jika benar keajaiban ada, mungkin dirinya serakah untuk meminta hal itu sekali saja.

Tragisnya namja yang sedang berbaring itu, terakhir ditemukan dalam keadaan yang cukup menyayat hati. Luka segar di tubuhnya begitu terbuka. Hingga membuatnya tak sadarkan diri selama berhari-hari.

Seolah menghantarkan ketenangan pada sang adik, sosok namja bersurai hitam memberikan tepukan pelan di bahu Kyungsoo. Kemudian di balas genggaman lembut oleh namja mungil itu.

Keduanya sama berharga dalam kehidupannya. Entah kebetulan atau apa bahwa mereka adalah sosok pimpinan dari pack. Chanyeol adalah seorang Alpha dari pack Barat sedangkan Suho pemimpin pack Timur.

Pertalian mereka cukup erat hingga mengasilkan persahabatan yang kuat. Itu mengapa pembantaian di pack Barat membawa duka tersendiri bagi mereka.

"Maaf Tuan"

Seorang anggota pack mengiring kedatangan tamu, bertepatan saat di bukanya pintu kayu itu. Netra mereka membulat seketika.

"Luhan?"

Apa gerangan seorang pimpinan besar semacam Luhan berkenan langsung berkunjung ke pack mereka?.

Meskipun mereka punya kedudukan yang sama sebagai seorang Alpha, Luhan begitu istimewa. Ia bukan hanya pemimpin besar, ia punya kekuatan yang begitu di segani. Pemimpin pack tengah dengan kekuasaan dominan. Hingga membuat pack Barat dan Timur tunduk pada dominasinya.

Hutan bagian tengah adalah pusat kota kaum wolf, wilayah yang membentang sepanjang aliran sungai deras beserta lebatnya hutan pinus itu merupakan wilayah terluas sekaligus titik sentral pemerintahan mereka. Jantung kota yang mengelilingi nadi Barat dan Timur. Hal yang mau tak mau membuat sang Alpha harus memperhatikan hal kecil tentang kedualatan wilayah itu.

Air wajah sang Alpha masih begitu keras saat melihat sosok yang teronggok di hadapannya, ia hanya meneliti dengan ekspresi datar, mengingat hubungan-nya yang sedikit kaku dengan Alpha pack Barat itu. Namun tak disanggah bahwa kekhawatiran Sang Luna terhadap pertalian dari kedua pack kini berdampak jelas.

Hal yang tak disukai Luhan ketika Sang Luna mencampuri lebih dalam urusan politik dan sebagainya. Alasan yang langsung dimentahkan Suho karena menangkap kecemburuan Sang Alpha. Diam-diam ia tau bahwa Alpha bagian tengah itu begitu posesif terhadap Luna-nya.

Hingga setiap gerak-gerik Sang Luna tak luput dari pengawasannya. Termasuk juga menjadi peringatan bagi Alpha lain yang memandang Luna-nya dengan tatapan memuja. Luhan tak akan segan berbuat kejam dan menunjukan respon ketidaksukaannya lewat penyiksaan langsung. Dan salah satu yang pernah menjadi korban-nya adalah sosok yang kini terbaring lemah.

"Kami menemukannya malam saat pembantaian itu".

Berkat inisiatif pemimpin pack Timur yang kembali mengais sisa kehidupan dari pembantaian malam itu, Chanyeol berhasil di temukan kemudian segera di pindahkan ke kastil pack ini. Masih segar dalam ingatan Suho dimana wilayah pack Barat di penuhi dengan bau anyer dan gelimpangan mayat. Tapi dirinya beruntung saat berhasil menemukan satu tanda kehidupan, meskipun sosok itu di temukan dalam keadaan hampir merenggang nyawa. Tapi ia tau titik kekuatan dari Sang Alpha, mereka tak akan mudah mati begitu saja. Dengan perawatan yang baik ia yakin Alpha pack Barat itu akan pulih dengan cepat.

Alih-alih tertarik dengan penjelasan Suho, Sang Alpha hanya menarik informasi bahwa tidak ada sosok Luna di temukan di wilayah Barat itu bahkan usai pembantaian. Luhan hanya ingin memastikan siapa yang terakhir melihat Luna-nya. Dan sosok itu bukanlah Chanyeol. Jadi dengan secepat gerakan kaki Sang Alpha sudah berada di ambang pintu.

"Luhan"

Sang Alpha pack Timur berusaha mencairkan hati, seolah mengetahui apa yang Sang Alpha pack tengah itu cari. Luhan mengeluarkan sobekan kecil dari sakunya. Hal terakhir yang di temukan prajuritnya di pesisir hutan Barat. Luhan menghirup aroma yang begitu memabukan serta di rindukannya. Itu dari pakaian Sang Luna. Luhan menghirupnya lama.

"Aku akan membuat Chanyeol terbangun, dan saat itu ia akan punya seribu kali lipat kekuatan untuk membalaskan dendamnya". Ungkap Suho.

"Jadi kau meminta ku bermurah hati untuk tak membinasakan kaum rendahan itu lebih dulu?". Luhan berseringai. Dan Suho tau Alpha pack tengah itu bisa melakukannya seorang diri. Pasukannya begitu banyak dan kuat. Ia mungkin tak memerlukan bantuan.

"Aku hanya meminta itu padamu". Dan Alpha pack Timur itu sedikit menahan arogansi Luhan.

"Baiklah, tapi kau tak bisa menahanku untuk mengambil milik ku kembali". Ucap Luhan sebelum pergi dari kastil packhouse Suho. Membawa hawa getir bagi kedua namja yang masih tersadar.

"Chanyeol bangunlah!".

¨¨¨¨¨¨¨¨-to be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
¨
-to be continued. . .

The Flower Of Immortals ( Lumin & Hunmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang