Aku tersesat terjatuh dalam indahnya pesonamu
Melupakan bagaimana cara bernafas, aku mabuk oleh indahmu
Jangan kau pergi dari pandanganku, meski pagi datang menyapa
Caramu melangkah adalah caraku bermimpi, hanya dirimu kupu-kupu cantik-EXO Don't Go
Dalam perjalanan panjang yang berkabut, sepasang sayap mengepak ke segala penjuru untuk melewati badai itu, kemudian terhenti untuk menemukan sebuah rumah. Tempat ternyaman untuk-nya berlabuh. Namun semua kedamaian itu terasa cepat tersentuh. Saat dimana kepedihan lain mendesaknya penuh tanya, kemana kaki ini harus melangkah?
Ia yang menahan langkah untuk tak membuatnya terbang lebih jauh.
"Kim Minseok"
Segala hal manis yang terdengar untuk menyebutkan nama-nya. Segala peperangan yang terjadi karena pesonanya. Hingga segala darah yang tertumpah untuk memperebutkan keberadaannya. Namja cantik itu terperanjak untuk tak sengaja membuat kupu-kupu yang di raihnya hilang dalam sentuhan. Sama sekali tak menyadari sepasang mata yang telah lama mengawasinya.
Dan begitu raut cantik mendongak untuk mendapati sosok itu, jantungnya terasa terhenti, bersamaan dengan aliran dingin yang merambat ke sekujur tubuh. Dirinya membeku oleh sapaan itu.
Sosok angkuh yang kini menatapnya, bagaimana bisa ia berdiri tenang di sana namun di penuhi banyak dosa.
Namja cantik itu membayangi kembali pertemuan pertama mereka hingga sampai ke kastil ini. Sejauh yang terlintas hingga semua ingatan perang tertelan pahit. Terlumuri oleh darah-darah kaumnya yang tertumpah. Hal yang membuatnya menyesak sekaligus mual seketika.
Sesuatu yang tak disadari Minseok bahwa itu belumlah sebuah permulaan.
Permulaan dari mimpi pahit, layaknya ujung pedang yang melukai hatinya. Minseok tak dapat membayangi betapa perihnya, untuk mereka yang telah mati, untuk mempertahankan segala yang terenggut dalam dirinya, untuk tak membiarkan siapapun menyentuhnya. Bukankah harusnya ia mendapatkan kematian yang sama? kematian yang lebih baik, tapi separuh ia bernafas ia tau bahwa yang mereka inginkan darinya adalah hal lain, sejauh Minseok mencoba sekeras hati mempertahankan kehormatannya yang ia dapatkan adalah rasa sakit. Layaknya bergerak dalam duri yang membelitnya.
Dan itulah akhir dari sang mawar, yang di hadapkan dengan setiap cermin yang melenyapkan kekuatannya seketika. Hingga membuatnya tak mampu berpijak.
--
Di tempat ia berada, dimana kastil merah masih berdiri kokoh, pilarnya masih menopang di sana. Bekerja, secepat datang bagai takdir yang merengkuhnya. Dan begitu lengan kokoh pangeran membawanya dalam rengkuhan. Mendekapnya tiba-tiba dengan penuh rasa hangat untuk tak membiarkannya terjatuh ke tanah, bahkan untuk detik itu, tak membiarkannya mendapati sesuatu yang pahit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Of Immortals ( Lumin & Hunmin)
FanfictionSaat Klan Vampire dan Klan Wolves saling menyerang dan melanggar wilayah perbatasan. Kedua pemimpin Klan menghadapi peperangan yang luar biasa. Sosok Luna berada dan terkurung di dalam Kastil Vampire. Sang pangeran muda terjebak cinta dan tak mau me...