Bab 14

2.7K 119 9
                                    

'Izinkan ku menemani hari-hari mu, walau hanya sebentar saja'
-----------------------
Suara alarm yang ku stel dengan volume tinggi, mengganggu tidur nyenyak ku. Semalam aku susah tidur, karena kepikiran tentang Rafael dan hubungan yang ku jalin sudah lama, kandas begitu saja. Aku baru ingat, kalau sekarang adalah jadwal ku menemani bang rezki ke panti asuhan binaannya. Aku segera melihat whatsapp ku dan melihat chat yang sudah masuk. Rupanya bang rezki udah chat aku dari tadi malam.
Bang Presma : besok saya jemput kamu jam 08.00

Oh jam 8 toh. Eh bentar, jam 8? Sekarang aja dah jam setengah sembilan. Ya allah, trus gimana? Lah aku aja belum mandi, belum juga gosok gigi. Jadi kemaren aku stel alarm nya jam setengah 9 dong? Laaah gimana ini? Pasti bang rezki marah.
Tring.. Tring... Tring
Ada nada panggilan masuk dari bang rezki. Buru-buru ku raih handphone ku dan menekan tombol hijau. Takut-takut, ku dekatkan handphone ku ke telingaku.

"Halo, Assalamualaikum bang rezki" ucapku dengan nada cemas. Duh, pasti bang rezki sudah marah ini.

"Waalaikumsalam, saya sudah nunggu kamu dari setengah jam yang lalu. Sekarang ayok keluar, kita berangkat ke panti asuhan" jawab bang rezki.

"Tapi maaf sebelumnya bang, aku belum mandi. Hehehhe" aku hanya bisa merafalkan doa agar bang rezki nggak marah nantinya. Semoga saja.

"kan kemarin saya sudah bilang, saya jemput kamu jam 8. Kenapa masih saja lelet? Harusnya kamu pasang alarm biar nggak telat"

"Iya bang maaf, kemaren saya ada masalah dikit sama mantan pacar saya. Jadi ya saya tidurnya cepat dikit, karena capek juga" jawabku dengan jujur.

"Enggak ada alasan ini itu nya. Sudah sana kamu gosok gigi saja. Habis itu tukar baju dan pakai saja parfum banyak-banyak. Nggak pake lama, 5 menit kamu sudah harus selesai" dan telfon pun dimatikan. Aku hanya bisa urut dada dan membersihkan diri secepat mungkin. Dirasa cukup, aku pun keluar kamar dan mencari keberadaan bang rezki yang dia bilang, dia sudah didepan kos ku.

"Kamu nyari siapa? Ayok masuk. Lama banget sih" aku pun melihat si mpunya mobil, dan mengangguk membuka pintu mobil bang rezki.

"Lain kali, kamu harus masang alarm biar nggak telat" ucap bang rezki yang sedang fokus dengan setirnya. Aku hanya mengangguk seadanya karena saat ini mood ku sedang tidak baik, mengingat kejadian kemaren dan ditambah bang rezki yang terus-terusan mengingatkan ku untuk nggak lupa memasang alarm.
000000
Rezki pov
Kesal karena Hara yang lelet, aku pun selalu mengingatkan dia agar tidak lupa masang alarm. Tapi, Hara hanya menanggapinya dengan anggukan, dan setelah ku lihat, mood Hara sepertinya sedang tidak baik. Aku pun melihat sekilas ke Hara yang sedang memandang pemandangan diluar kaca mobil ku. Hara hanya diam saja, dan tak bergeming sedikit pun. Aku memutuskan untuk diam dan memilih menunggu Hara semoga mood nya kembali bagus.

Setelah tiba di panti asuhan yang ku bina, aku pun memarkirkan mobil, dan membuka pintu mobilku. Hara yang tak bergeming sedikitpun, membuatku penasaran dan kembali masuk ke dalam mobil. Setelah ku lihat, Hara rupanya sedang tertidur lelap. Sebenarnya aku tidak tega membangunkan hara, tapi ya mau gimana lagi.

"Hara, hei, kita sudah sampai di panti asuhannya. Ayok bangun" ucapku dengan menepuk pipi hara agar dia terbangun. Ku lihat Hara mengerjapkan matanya dan melihat ku dengan tatapan orang habis tidur. Ya allah, kenapa aku gemas sekali melihat tingkah hara setelah aku mengenalnya.

"Kita sudah sampai di panti asuhannya ya bang? Maaf ya aku ketiduran. Soalnya kemaren malam aku nggak bisa tidur" jawab Hara yang masih kelihatan mengantuk.

"Iya, ayok kita masuk. Anak-anak sudah pada nungguin" ujar ku dan Hara mengangguk.

Kami menghampiri pengurus panti asuhan ini, dan setelah itu meminta izin untuk bergabung bermain dengan anak-anak panti asuhan ini. Aku melihat Hara yang tampak gembira dan tersenyum, karena ia melihat tingkah lucu dari anak panti asuhan. Ada yang bermain kejar-kejaran, ada yang main petak umpet, dan ada juga yang main congklak, karena kalah salah satu dari anak itu pun menangis.

Presiden Mahasiswa [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang