Bab 5

4.6K 171 0
                                    

" wanita yg hmpir jatuh ke neraka, bisa batal ke neraka sebab ada seorang lelaki yang mampu mengubah perempuan itu menjadi perempuan yang dirindukan syurga"

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Pasca bertemu dengan presiden mahasiswa universitas sebelah, aku hanya bisa tersenyum nggak percaya ketika mengingat momen waktu presma ngasih kartu mahasiswa ke aku. Yah berasa mimpi aja gitu, bisa bertegur sapa sama presma yang ganteng dan terkenal itu. Andaikan tuhan ngasih kesempatan ke aku lagi buat bisa ketemu sama presma, mungkin aku juga berfikir presma adalah jodohku. Aduuh, nge-halu lagi.
“ngapain kamu senyum-senyum gitu? Sehat?” Tanya Ratna kepadaku sambil memegang dahi ku. “Nggak panas juga” aku langsung menepis tangan Ratna dan menatap Ratna malas. Pasalnya aku nggak suka banget kalau aku yang sedang asik ngehalu malah diganggu. Jadi buyar kan halu nya.
“Emang kamu pikir aku gila apa. Aku masih sadar ye” untung saja sekarang mood ku lagi bagus, kalau nggak mungkin si Ratna bakalan terima tatapan sadis dari aku. Berasa kayak mau makan orang aja gitu.
“Trus ngapain kamu senyam-senyum gitu? Orang-orang pada ngeliatin kamu dari tadi. Ooh atau jangan-jangan kamu lagi nge halu ya? Iya? Kamu lagi nge halu ya?” Ratna nunjuk-nunjuk kearahku dengan tatapan jahilnya .
“Trus kalau aku lagi nge halu? Apa urusannya ama mu toge? Yang nge halu aku, kamu malah yang penasaran. Dasar. Ya udahlah aku mau ke toilet dulu” aku berdalih pergi ke toilet  sebelum ratna membeberkan beberapa pertanyaan yang nantinya bakalan bikin aku keceplosan lagi nge halu in presma. Soalnya aku termasuk orang yang nggak bisa banget kalau ngejaga rahasia, termasuk rahasia pribadi aku sendiri.
“Eh Ra, tunggu napa? Main lari aja” ratna hanya menatap sebal dan menyusul aku yang mau pergi ke toilet.
000
Rapat, rapat dan rapat.
Kadang aku pusing sendiri, ni anak BEM emang nggak ada kegiatan lain apa selain rapat mulu? Padahal yang dirapatin itu itu terus. Lagian ya, kan kemarin udah pergi aksi, terus sekarang ngapain lagi? Aku nggak tau juga ya apa yang ada dipikiran anak-anak BEM.
“Assalamu’alaikum. Maaf mengganggu waktu teman-teman semua. Jadi Tujuan saya ngumpulin teman-teman saat ini, karena ada satu hal yang akan saya sampaikan terkait peraturan baru untuk anggota BEM” Gubernur BEM ku pun memulai rapat dengan tatapan serius, kadang aku berfikir ini orang serius mulu deh. Emang itu muka nggak kaku apa tatapan dingin mulu, emang hati nya kayak batu ya sampai-sampai jadi orang tegaan banget ke anggota. Tapi yang aku suka dari Gubernur , dia adalah orang yang bertanggung-jawab dan disiplin waktu. Kalau ngadain rapat, Alhamdulillah nggak ngaret, jadi nggak bikin orang-orang sebel nungguin dia.
“Pada kesempatan kali ini, Saya akan menyampaikan perihal peraturan baru untuk anggota BEM, yang akan menjadi tata tertib baru buat kita. Dan saya harap, teman-teman mematuhi  peraturan baru tersebut” gubernur menggeser posisi duduknya dan kembali menatap anggotanya.
Aku yang lagi capek, hanya bisa mendengarkan penuturan dia dengan masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Palingan peraturan barunya itu itu aja. Hanya tukar kata doang.
“Peraturannya kali ini adalah setiap laki-laki wajib memakai baju kemeja panjang tangan, dan untuk perempuan agar memakai baju gamis dengan jilbab yang panjang. Peraturan kali ini terpaksa saya buat mendadak tetapi sudah dengan persetujuan dari kita semua, sebab mayoritas di kampus kita ini adalah mahasiswa muslim jadi kita sebagai anggota BEM harus bisa menjadi contoh yang baik untuk mereka semua”

Dan aku yang sedang merem melek, langsung terkejut mendengar penuturan dari gubernur. Whaaaat? Apa yang barusan aku dengar, pakai baju gamis dan jilbab panjang? Nggak aku banget Ya Allah pakai baju yang kayak begituan. Pake gamis yang nyapu lantai dan jilbab yang nutupin baju, aku aja nggak ada  baju yang kayak begituan di rumah. Ini Gubernur peraturannya ada-ada aja deh ya, kadang aku heran sama jalan pikirannya.
“Izin bicara Gubernur" kataku mengacungkan tanganku ke atas untuk berbicara kepada gubernur. Korlap pun melihat ke arah ku dan mengangguk. "Silakan Bicara Hara" dan aku pun mengangguk.
"Maaf sebelumnya Gubernur, bukannya saya tidak setuju dengan peraturan ini gubernur. Tetapi kok peraturannya mendadak gini? Gubernur bikin peraturannya kok nggak dari beberapa minggu yang lalu gitu biar kita-kita ada persiapan gitu? Semestinya anda sebagai Gubernur harus nanya dulu ke anggota, setuju atau tidaknya. Nggak mendadak seperti ini pemberitahuannya, gubernur. Terus ya, saya juga nggak ada koleksi baju yang kayak begituan. Ya ampun gubernur, nggak banget ya saya make baju kayak gitu, udah nyapu lantai, eh malah bikin badan saya gede gitu” aku pun tak menyangka bisa ngomong sama Gubernur kayak gini. Ya maklum lah ya, namanya aja orang lagi esmosi.
“Mereka udah menyetujuinya. Salah kamu juga kenapa nggak membaca pesan di Grup WhatsApp. Makanya lain kali grup BEM ini kamu pin dan juga notifikasinya jangan dimatiin”  Oh Ya Ampun, aku lupa kalau ada pemberitahuan dari grup BEM. Karena malas untuk membaca 0esan grup, aku memilih untuk mengabaikannya. Lagipun aku juga jarang buka WhatsApp akhir-akhir ini.

Aku melirik ratna yang berada disebelahku dan menaikkan sebelah alis meminta pembelaan. Ratna menggeleng dan  membuang mukanya kembali menatap gubernur yang kembali berbicara.
“Dan saya harap kalian semua bisa menjalankan peraturan ini dengan sebaik-baiknya. Sekian rapat kita hari ini, semoga teman-teman semua selalu diberikan keberkahan oleh Allah SWT. Amin ya Robbal 'alamin” lalu rapat pun bubar dan aku pun langsung menyusul Gubernur yang akan melangkah meninggalkan ruangan.
"Gubernur , ubah dong peraturannya, masak saya yang nggak biasa pakai baju seperti itu  harus pakai baju yang kayak begituan. Nggak saya banget” aku memutar bola mata malas .
“Keputusan saya udah bulat, dan nggak boleh diganggu gugat. Permisi” Astaga. Ini orang nyebelin banget sih. Baik dikit napa.

Presiden Mahasiswa [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang