Bab 8

3.3K 124 1
                                    

"Ma, Hara mau ngomong sama mama perihal yang kemaren ma" Aku pun memberanikan diri bertemu dengan mama yang saat ini sedang duduk diruang keluarga sambil menonton televisi. Setelah ku pikir, ada benarnya juga yang mama omongin kemaren ke aku.

"Ya, emang nya apa yang mau kamu omongin?" Mama tersenyum kepadaku dan masih tetap melanjutkan menonton acara televisi.

"Hara, eem Hara. Eeh Hara mau ma make baju syar'i gitu. Jadi besok kita ke pasar ya ma?" aku hanya bisa menunduk dan nggak berani menatap mama, karena walaupun aku udah memutuskan untuk memakai baju syar'i, aku masih saja malu memikirkan bagaimana nanti ketika aku ke kampus memakai baju syar'i.

Mama menatap ku, dan seketika senyumnya semakin mengembang ketika aku mengatakan kalau aku mau memakai baju syar'i. Mama memelukku dan mencium pipi ku.

"Mama harap, kamu betah make baju-baju seperti itu ya nak" mama memelukku semakin erat dan aku pun membalas perkataan mama dengan anggukan sambil memeluk mama.

000
Hari sabtu, tibalah saatnya aku pergi ke pasar berdua sama mama untuk membeli baju-baju syar'i yang akan ku pakai ke kampus dan kemana pun aku pergi nantinya. Dan betapa aku terkejut, kalau baju syar'i yang aku bayangkan tidaklah seburuk yang aku pikirkan. Dan yang lebih mengejutkan lagi, aku melihat Presma Universitas Garuda, Universitas sebelah yang aku omongin kemaren, Rezki. Tak sengaja aku menoleh ke arahnya dan dia juga menoleh ke arahku dan sesaat kami bertatapan. Tapi sedetik kemudian iya memalingkan wajahnya dan kembali melanjutkan kegiatannya. Sepertinya dia juga lagi membeli sesuatu, eh tapi tunggu dulu. Kok dia pergi sama seorang gadis yang kalau dilihat-lihat, seumuran dengan ku.

Presma itu terlihat mulai menjauh dari lapak itu dan yang bikin aku kecewa, dia terlihat merangkul perempuan itu dan tersenyum tipis kearahnya.

"Oh jadi itu cewek nya presma? Cantik sih lumayan. Sepantaran la sama presma yang ganteng. Ah presma udah ada yang punya. Nggak asik" Aku hanya bisa memasang wajah kecewa dan menatap mama yang ternyata juga menatap ke arahku.

"Kok kamu ngomong sendiri kayak gitu, kayak lagi patah hati saja. Dah ayok kamu pilih baju yang mana yang kamu mau?" Eh si mama, tau-tau aja kalau aku lagi patah hati. Iya ma, anak mu ini lagi patah hati. Gimana ini?

Dan akhirnya aku selesai berbelanja baju-baju gamis dan jilbab yang aku butuhkan. Bajunya lucu-lucu, apalagi jilbab nya. Aku suka warna dari kerudung yang aku beli. Pokoknya nggak seburuk yang aku pikirin kemarin deh.

"Ma, kalau seorang wanita menyukai seorang pria, dosa nggak ma?" tanya ku spontan ke mama dan mama tersenyum menggoda ke arah ku.

"Cieeee anak mama dah mulai suka-sukaan nih yee. Eheeem. Dah gede ya kamu. Tapi kenapa kamu nanya kayak gitu? Kamu lagi suka seseorang?" tanya mama kepadaku dan aku pun memilih untuk tidak menjawab. Karena aku juga bingung sama perasaan ku. Aku suka sama presma? Nggak mungkin la. Aku aja ketemu presma cuma sekali waktu aksi itu doang. Dan itupun gara-gara kartu mahasiswa ku jatuh di gerbang kantor Gubernur.

"Enggak sih ma, aku cuma mau nanya aja. Dosa nggak ma?" aku kembali bertanya dan mama terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Jadi gini nak, dalam hadist yang mama baca, “Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah.” - Hadits riwayat Al-Bazaar. Dan kalau menurut mama nih ya, suka itu sesuatu yang normal dan itu juga menandakan kamu itu perempuan yang sedang beranjak dewasa atau istilahnya puber. Tapi kalau kamu suka sama seseorang, sukalah dengan sewajarnya saja. Jangan berlebihan."

"Maksud mama jangan berlebihan?" aku kembali bertanya karena aku masih belum mengerti kata-kata mamaku tadi.

"Iya, jangan sampai kamu memikirkan hal-hal yang kotor karena kamu menyukai lelaki itu. Karena dosa tidak hanya timbul karena saling bersentuhan, tapi dengan pikiran-pikiran tentang dia, kamu juga bisa berdosa"

"Oh gitu ya ma. Makasih ya ma" aku kembali menatap jalanan dan tiba-tiba handphone ku bergetar. Sepertinya ada yang chat aku.

Gubernur BEM : assalamualaikum Hara, senin besok kamu temui saya di PKM ya. Lokasi nya nanti saya bilang ke kamu. Jangan lelet. Terima kasih.

Eh, tumben-tumbenan  gubernur nge WhatsApp aku. Dan minta ketemuan lagi. Ada apa ya? Apa cuma aku aja yang dipanggil  gubernur buat ketemuan di PKM? Eh iya si Ratna. Aku coba hubungi Ratna dulu deh. Mana tahu, dia juga diundang gubernur untuk ketemuan di PKM nanti.

Aku : assalamu'alaikum Na. Maaf aku ganggu. Gue boleh nanya nggak?
Dan aku menunggu notifikasi dari si Ratna. Ayo dong Na di balas, ih ni anak kemana sih kok cuma ceklis dua.

Sudah sepuluh menit menunggu dan tidak ada tanda-tanda dari si Ratna untuk membalas chat dari aku, aku pun memilih mematikan data seluler karena mama bilang kalau kami sebentar lagi sampai di rumah. Alhamdulillah, sebentar lagi aku sudah bisa rebahan. Badan ku capek semua, karena berjalan dari satu lapak ke lapak lain buat cari baju yang pas sama keinginan aku.

Presiden Mahasiswa [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang