Bab 4

4.7K 222 0
                                    

Tak terasa, seminggu telah berlalu dan sekarang adalah hari selasa, hari dimana aku ikutan aksi dan juga mengambil jatah kuliah untuk libur satu hari untuk ikut aksi. Terkadang aku takut ngambil jatah, nanti aku ketinggalan materi kuliah karena sekarang aku udah semester lima, semua materi perkuliahan pun bertambah susah plus bakalan panas-panasan di lapangan waktu aksi nanti. Ya udah deh, sekali-sekali aku ikut aksi apalagi aku koordinator, sebagai koordinator aku harus bisa memanage anggota-anggotaku. O iya aku baru nyadar, nanti aku berangkat sama siapa coba? Orang pada punya motor semua. Nggak mungkinkan aku nebeng sama si Gubernur, malu tahu. Nanti teman-temanku yang lain pada nertawain aku lagi, ya yang so pasti aja gubernur aku ini juga pernah PDKT sama aku. Hehehe
"Eh kamu, belum berangkat? Acara bentar lagi loh. Malah masih nyantai-nyantai aja" nah nah, kan Gubernur ku mulai beraksi dengan kata-katanya yang pedas. Sebenarnya dia nggak pemarah seperti ini, tapi karena jabatannya lah dia harus tegas kepada semua anggotanya, nggak boleh pandang bulu. Padahal baru tadi aku mikirin gimana caranya aku bisa pergi ketempat aksi.
"iya bang, tapi saya nggak tau mau berangkat sama siapa. Saya nggak punya motor soalnya bang. Nggak mungkin juga kan saya pake angkot. Lama nyampenya di gedung gubernur" jawab ku  dan membuat gubernurku  pun mengangguk. Entah apa yang dianggukin sama si gubernur , mungkin lehernya kejepit kali ya. Awokawokawokawok.
"Karena semua sudah pada berangkat, kamu sama saya aja. Kalau helm, kebetulan helm saya ada dua" Alhamdulillah aku dapat tebengan lagi. Tapi kok tumben dia bawa helm dua? Kan dia nggak biasanya bawa penumpang ke kampus. Tapi masa bodoh lah, yang penting aku sampe di gedung gubernur tepat waktu. Soalnya aku harus mengkoordinir semua anggota di lapangan nantinya.
"Hei, ayo cepat. Nanti kita telat" lah si gubernur, main teriak aja. Untung kupingku nggak copot.
"iya bang, maaf. Jangan teriak-teriak napa" dan aku pun nebeng sama Gubernur ku. "Ya iyalah saya teriak, kamunya saya panggil dari tadi ngelamun aja. Ngelamunin apaan sih? Belum dapat kiriman?" Ya Allah ini orang. Sabar, sabar. "Ya elaah, gubernur kepo sih" dan disepanjang perjalanan kami hanya diisi suara angin siang yang berhembus.

0000

Suasana di lapangan gubernur sudah ramai, mahasiswa dari berbagai universitas sudah berkumpul disana dengan memakai atribut yang sudah dipersiapkan dari masing-masing BEM. Dan beruntung, di universitas ku hanya diminta untuk memakai baju almamater doang. Aku pun beserta anggota BEM yang lain mencari tempat untuk berdiri. Sebelum itu aku memeriksa semua anggota yang sudah datang dan meminta untuk mengisi data hadir, barulah ketika semuanya sudah selesai kami pun ikut aksi. Dari jauh, aku melihat  mobil polisi yang membawa watercannon untuk berjaga-jaga jika nanti terjadi perlawanan antara pihak mahasiswa dan juga dari pihak kepolisian. Aku hanya bisa berharap, mudah-mudahan semua berjalan aman dan damai, soalnya aku takut nanti terjadi tindakan kekerasan. Tapi biasanya jika dalam aksi ini ada Presma dari masing-masing universitas, maka InsyaAllah Aksi nya akan berjalan aman dan lancar. Namanya saja Aksi Damai.

Presma dari berbagai universitas sudah berkumpul dibarisan paling depan untuk memimpin aksi kali ini. Suara presma dari universitas ku lah yang pertama kali ku dengar.
"HIDUP MAHASISWA, HIDUP RAKYAT INDONESIA, HIDUP PEREMPUAN INDONESIA" itu lah yang disampaikan setiap presma, dan entah dorongan darimana, aku pun juga bersemangat untuk mengucapkan kata-kata  tersebut. Dan tibalah saatnya presma universitas sebelah yang mengucapkan kata-kata tadi. Yang bikin aku heran, kenapa semuanya jadi semakin semangat ya? Heran. Apalagi dari anggota perempuan. Mungkin energi mereka terpompa sebab presma universitas sebelah yang berbicara. Karena aku baris di barisan tengah, jadinya presma yang katanya ganteng itu nggak keliatan banget dari tempat aku berdiri. Karena azan sebentar lagi berkumandang, para presma dari setiap Universitas pun memutuskan untuk beristirahat dan beribadah sholat azhar bagi yang muslim.
Aku pun yang kebetulan lagi nggak sholat memutuskan untuk duduk di halte bus yang kebetulan berada persis di depan gedung gubernur, sambil menunggu teman-teman sesama anggota BEM selesai beribadah.

Aku merasakan ada seseorang yang melangkah ke arah ku, tapi aku tak mempedulikannya karena memang halte bus ini juga dijadikan trotoar yang kedua bagi pejalan kaki yang kepanasan. Namun, aku terkejut ketika ada sebuah tangan yang menyentuh bahuku, yang membuatku menoleh ke samping ke tempat orang yang menyentuh bahuku tadi. Aku dibuat kebingungan ketika melihat siapa yang berdiri di sebelahku, aku tak mengenalnya sama sekali. Eh tapi tunggu dulu, sepertinya aku kenal. Eh gimana ya? Kenal apa enggak ya? Ah ya sudahlah. Tapi sepertinya aju memang pernah melihat dia. Melihat raut kebingungan dari wajahku, akhirnya ia pun memulai percakapan terlebih dahulu.
"kamu yang namanya Hara?" tanya nya dengan wajahnya yang berkharisma.
"iya memangnya kenapa ya? Apa kamu ada perlu dengan saya? " tanya ku yang keheran-heranan. Antara takut dan bingung sih. Soalnya dengan wajah yang dingin, juga dia yang menanyakan namaku,membuat ku berpikir apakah aku ada salah sama dia.
"Oh iya, saya ada keperluan dengan mu. Omong-omong ini kartu mahasiswa mu, tadi jatuh di gerbang kantor gubernur". Ia pun memberikan sebuah kartu kepadaku yang disimpan disaku celananya.
"Perkenalkan nama saya Rezki, presiden mahasiswa dari universitas sebelah. Salam kenal " seketika wajah bloon ku pun muncul, pantesan aku kayak kenal gitu sama dia. Jadi dia presma yang di bilang Aina? jadi ini dia presma universitas sebelah? Emang ganteng sih. Malah lebih ganteng dari yang difoto Instagram . Tapi wajahnya dingin banget.
"oh iya terima kasih. Tapi kenapa anda bisa tau wajah saya ya?" tanyaku kembali.
"oh itu, kan saya liat dari kartu mahasiswa mu, dan sama-sama". Ia pun hanya tersenyum kecil dan berjalan menuju anggota BEM nya. Aku yang liat senyuman nya itu, seketika merasa kagum dan benar apa yang dibilang sohib ku, kalau presma nya ganteng.

Presiden Mahasiswa [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang