Segera ku menuju ke kafe tempat aku dan Khayla akan bertemu. Nggak ada perasaan apapun ketika aku bertemu Khayla, tidak seperti dulu waktu aku sangat mengagumi Khayla. Sebenarnya, aku memberikan alamat kafe ini untuk bertemu dengan Khayla adalah untuk mengulang semua yang telah terjadi di masa lalu. Aku ingin melupakan semua yang telah terjadi antara aku dan Hara. Mungkin ini terdengar jahat, tapi bagaimanapun Hara takkan mengingat ku lagi dan bahkan takkan kembali lagi padaku.
"Assalamualaikum bang, maaf menunggu lama. Soalnya tadi angkotnya lama banget nunggu penumpang" ku melihat ke arah Khayla yang sudah berdiri dihadapanku.
"Iya nggak apa,, lagian saya juga baru sampai" jawab ku dan masuk ke dalam kafe. Khayla pun mengikuti langkah ku, dan aku pun memilih salah satu meja yang terletak di tengah kafe. Aku mempersilakan Khayla duduk dan ia pun mengangguk.
Aku memanggil pelayan dan memesan makanan favorit ku, begitupun dengan Khayla. Seketika aku teringat dengan Hara, karena kafe ini juga tempat favorit aku dan Hara kalau mau ketemuan. Sudahlah, lupakan saja. Kenapa aku selalu teringat Hara, bodoh banget, kan dia nggak bakalan ngenalin aku lagi. Semoga perasaan dan pikiran ku yang selalu tentang Hara, akan segera hilang.
"Maaf bang, kenapa ya tumben-tumbenan bang Rezki ngajak saya buat makan disini? Apa ada sesuatu bang?" tanya Khayla kepadaku. Aku harus berfikir alasan apa yang harus aku katakan kepada Khayla. Soalnya alasan aku ngajak dia kesini, karena aku rindu banget sama Hara. Karena nggak ada siapa lagi yang bakalan ku ajak, dan kebetulan si Afdhal manggil Khayla di kantin tadi, maka aku ngajak Khayla saja.
"Jadi gini, karena kamu salah satu staf di kepengurusan BEM, dan bertepatan hari rabu depan BEM kita bakalan ngadain acara sosial, juga karena kamu salah satu staf Departemen Sosial, maka aku ada sedikit masukan buat acara kalian" alhamdulillah aku menemukan alasan untuk menjawab pertanyaan Khayla tadi.
"Oh gitu ya bang, kenapa bang Rezki nggak ngomong langsung aja ke koordinator aku, Kak Sari?" aduh, Khayla pake nanya kek begitu segala. Iya in aja deh. Ni anak logika nya jalan banget, aku harus jawab apa ini. Aku harus memutar otak buat jawab pertanyaan Khayla. Haa, gini aja.
"Jadi gini, kalau saya nanya ke Sari, otomatis saran yang diberikan sari ke saya, selalu sama dari tahun ke tahun. Sebab dia juga udah dua periode menjabat sebagai koordinator Departemen Sosial. Jadi saya udah tau rencana apa yang bakalan dia jadikan sebagai salah satu acara sosial. Karena kamu baru di Departemen Sosial, jadinya saya bicarain masalah ini ke kamu aja, biar kamu belajar dikit masalah-masalah kayak begini" aduh mak, kayak orang sok pintar aja aku. Ya udahlah, nggak tau lagi aku harus jawab apa.
"Oh, begitu bang" jawab Khayla. Aku melihat Khayla yang mau ngomong lagi, tapi alhamdulillah pelayan udah datang bawa makanan kami, jadi aku selamat dari pertanyaan-pertanyaan yang akan Khayla tanyakan.
Sembari memakan makanan ku, aku melihat ke sekeliling. Kafe ini lumayan rame kalau udah jam 3 siang atau kalau hari sudah sore. Maklum, anak kuliahan daripada gabut di kos, mereka memilih untuk duduk atau pun sekedar mencari wifi di kafe ini. Kafe ini termasuk kafe dengan harga makanan dan minuman yang terjangkau di kantong mahasiswa.
Aku melihat ke sekeliling, ada yang main gitar, ada yang main handphone, ada yang main game sambil Mabar(Main Bareng), dan ada juga yang lagi sendirian, sepertinya lagi nungguin seseorang. Setelah itu, aku melihat ke arah Khayla yang tengah asyik menyantap makanannya, Khayla memang cantik, pintar, tingkah laku nya pun sopan, memang sifatnya perempuan sekali. Hara juga gitu, tapi kalau Hara ada sedikit sifat yang membuatku betah ngobrol sama dia, ya Hara itu orangnya hamble banget kalau diajak ngobrol,nggak jaim-jaim, pokoknya orangnya seru. Tapi ya mau gimana lagi, yang sekarang ada di depanku bukan Hara, tapi Khayla.
"Kok makanannya nggak bang rezki makan?" dan aku melihat ke arah Khayla yang makanannya baru saja habis. Aku hanya menatap datar kearahnya.
"Lagi nggak nafsu makan aja. Kamu udah selesai makannya?" tanyaku ke Khayla, dan Khayla mengangguk.
"Ya udah kalo gitu, kita pulang"
"Eh bukannya bang rezki mau bahas tentang masalah acara sosial untuk rabu depan?"
"Nggak jadi Khayla, saya ada urusan mendadak. Insyaallah kalau besok nggak ada urusan, saya ngajak kamu lagi buat bahas masalah itu"
"Oh gitu ya bang, kalau besok sih aku ada acara juga. Kak Sari minta semua staff untuk rapat besok"
"Ya udah, gak apa. Kapan-kapan aja deh kita ngobrolnya" dan Khayla pun tersenyum mengangguk.
Aku menuju ke meja kasir dan membayar makanan kami tadi. Setelah itu, aku pun menuju ke pintu dan ketika aku menarik gagang pintu, ada tangan seseorang yang juga akan menarik gagang pintu tersebut. Ketika ku melihat siapa orang itu, aku langsung melepaskan peganganku di gagang pintu, dan menatap datar perempuan di depanku. Ya dia Hara, tapi dengan seorang pria yang berdiri disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa [COMPLETED]
Romance📖COMPLETED DONT COPY MY STORY, OKEY? ❤️❤️❤️❤️ "kamu yang namanya Hara?" "iya memangnya kenapa? " salam kenal. Nama saya Rezki. Saya adalah presiden mahasiswa Universitas sebelah. Omong-omong ini kartu mahasiswa mu, tadi jatuh di gerbang kantor gu...