Bab 16

2.7K 110 4
                                    

'Berlian nggak akan berkilau kalau nggak ada cahaya. Begitupun kamu'
––––––––––––––––––––––
Hari-hari ku berjalan seperti biasanya. Pulang kampus, nugas, makan, rebahan, tidur, main handphone dan banyak lagi. Dan tak terasa sekarang aku sudah di pertengahan semester ganjil saja, sebentar lagi aku mau UTS juga. Nggak terasa aja waktu cepat berlalu. Dan begitupun hari-hari ku menemani bang rezki setiap hari sabtu ke panti asuhan binaannya. Diantara kami nggak ada yang berani mengusik masalah yang terjadi di panti asuhan beberapa bulan silam. Atau lebih tepatnya kami memilih bungkam, dan mempermasalahkan masalah itu hanya di hati dan fikiran kami masing-masing.

Hari ini, aku mendapatkan pesan dari bang rezki kalau dia mau ngajak aku pergi main ke pantai sekaligus menginap di penginapan pantai itu. Ini karena sebentar lagi aku mau UTS, dan ia mau ngajak aku pergi refreshing sebelum UTS di mulai. Juga karena aku udah nemenin dia setiap hari sabtu ke panti asuhan. Agar nggak ada fitnah diantara kami, bang rezki meminta ku agar mengajak dua orang teman perempuan ku, dan dia juga mengajak seorang teman laki-lakinya. Aku memilih Anip dan Ratna kali ini. Sebab, hanya mereka berdua yang ku rasa cukup dekat dengan ku. Anip dan Ratna tak kalah bahagia nya ketika aku mengajak mereka pergi main ke pantai dan itu bareng bang rezki.

Aku pun mulai mengemasi barang-barang yang akan ku bawa, tentunya mengantongi surat izin dari orang tua. Setelah dirasa cukup, aku pun memilih tidur karena besok bang rezki bakalan jemput aku jam 7 pagi. Alasannya sih biar nanti nyampe di pantai nggak terlalu kesorean.

Sebuah pesan WhatsApp, dan aku pun langsung membuka dari siapa pesan itu.
Bang Rezki : jangan tidur larut malam. Nanti telat lagi bangunnya

Dan aku yang mendapat pesan seperti itu langsung tersenyum dan mengetikan sebuah pesan,

Aku : Bang Rezki juga jangan tidur larut malam. Ntar ngantuk waktu lagi nyetir. Kan nggak baik😊

Dan bang rezki auto baca pesan whatsapp aku.

Bang Rezki : iya. Ini juga mau tidur. Malam Hara😴

Dan karena baper saking bapernya, akupun lupa untuk membalas pesan dari bang rezki. Mudah-mudahan malam ini aku mimpi indah. Aamiin.
00000
Rezki Pov

Aku sengaja bangun jam empat pagi, biar nanti ada waktu buat beres-beres dulu. Aku mengemasi barang yang sepatutnya aku bawa nanti. Mulai dari baju, celana, dan sepatu. Setelah dirasa cukup, akupun memanaskan mesin mobil dan sarapan dulu. Aku berfikir, apakah hara udah bangun jam segini? Kan biasanya dia suka telat bangunnya. Ada sebuah ide terbersit difikiran ku untuk mengganggu tidurnya hara.

Aku menelepon hara, dan yang menyahut adalah suara mbak-mbak operator. Aku coba sekali lagi, masih saja seperti itu. Ni anak kebo juga ya, atau jangan-jangan nada dering handphone nya mati? Coba sekali lagi aja deh.

Tring... Tring... Tring..
Dan terdengar suara seseorang dari sana, bisa dipastikan itu bukan suara mbak-mbak operator.

'hmmm? Halo? Siapa ya?' tanya hara dengan suara khas bangun tidur. Kan feeling aku benar, dia pasti masih tidur. Dan aku pun mencoba untuk nge prank dia jadi orang penagih hutang. Soalnya bisa dipastikan hara nggak ngeliat nama orang yang lagi nelepon dia.

"Halo mbak, apakah benar ini dengan Harasyifa Aulia?" tanya ku dengan suara dibuat seformal mungkin.

'iya. Benar. Kenapa sih? Cepat aja elah ngomongnya. Pake nyebut nama orang lengkap-lengkap segala'

"saya adalah debt collector, saya mau nagih hutang kamu sebesar 1 juta rupiah yang belum kamu bayar. Kalau sampai sekarang kamu belum bayar juga, maka liat aja, apa yang terjadi di pantai nanti" apa Hara peka nggak ya aku nyebut-nyebut kata pantai? Ah nggak mungkin peka lah. Hara orang nya susah peka. Indra peka nya udah hilang. Ahaha becanda.

Presiden Mahasiswa [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang