Bab 22

2.8K 68 0
                                    

Hara sudah dimakamkan beberapa menit yang lalu. Keluarga yang pergi datang melayat pun sudah berangsur-angsur pulang. Kini tinggal Rezki, Khayla, Afdhal, Ania dan Ratna. Mereka masih tak percaya dengan apa yang terjadi kemaren. Rezki mengelus-elus batu nisan Hara, menampilkan nama lengkap seorang Harasyifa Aulia.

'Hara, kamu adalah wanita pertama yang aku sukai. Namun, kenapa semua orang yang aku sayangi, harus pergi meninggalkanku. Mama yang sangat aku sayangi, juga pergi meninggalkan aku karena penyakit komplikasi yang dideritanya. Dan kamu, perempuan yang aku sukai juga harus pergi meninggalkan aku karena kecelakaan yang terjadi. Aku tau ini semua salah ku, aku penyebab semua ini Hara. Mengapa aku harus menyakiti perasaanmu? Andaikan waktu itu aku tidak mengatakan hal yang sangat menyakitkan seperti itu, mungkin ini semua nggak akan terjadi. Andai waktu bisa diputar, aku akan meminta maaf ke kamu dan aku akan menyatakan perasaanku saat itu juga. Tapi apa daya, semua terjadi begitu cepat. Tragedi itu membuat mu, wanita yang aku sukai harus pergi meninggalkan aku dan semua orang yang menyayangimu. Semoga kamu tenang disana ya Hara. Semoga kita dipertemukan kembali di akhirat nanti. Aku sayang kamu Hara" lalu rezki pun mendoakan Hara dan menabur bunga yang ia bawa tadi. Setelah selesai rezki pun berjalan menuju mobilnya. Di dalam mobil, ia meraih amplop hitam yang diberikan mamanya Hara kemaren. Tapi, ia kembali menyimpan amplop itu dan memilih membukanya di kamarnya saja. Ya, dia butuh kesunyian untuk memulihkan hati, pikiran dan perasaannya saat ini.

Presiden Mahasiswa [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang