•SVITBFRUNIT• - 11

6.9K 332 12
                                    

SEPERTI biasa rutinitas Cleo di setiap weekday adalah bersiap-siap memakai seragam sekolah dan turun dari kamar.

Di meja makan sudah ada Damar dan Samuel dengan gaya yang bagaimanapun itu selalu berhasil membuat mulut Cleo gatal ingin berdecih.

Sok keren.

Namun cukup dalam hati saja kali ini. Cleo sedang malas berdebat. Heran juga sih, dia dan kakak kandungnya itu sepertinya ada bakat jadi anggota DPR. Hebat berdebat. Tetapi jika benar terealisasi, tentu keduanya akan selalu membuat gedung penting itu gaduh. Bisa hancur nanti.

"Suapin dong Bang," pintanya tentu saja pada Damar.

"Duduk dulu dek." Cleo menurut duduk di kursi sebelah lelaki berusia 26 tahun itu.

Samuel yang tak sengaja menyaksikan adegan Damar menyuapi nasi goreng kepada Cleo di awal harinya berdecak mencibir ucapan manja yang gadis itu ucapkan tadi.

Menjijikkan.

"Sekali lagi Bang. Aaa." Damar memberi suapan lagi.

"Loh, dek, gak makan?" tanya Damar saat adik perempuannya itu meninggalkan kursi dan menyalimi tangannya.

"Tadikan udah disuapin Bang Damar. Udah ya Bang, Cleo buru-buru. Dah..."

"Eh bocah! Balikin gak roti gue!" pekik Samuel ketika sekonyong-konyong roti yang tersisa satu di piringnya dicuri Cleo.

"Gak papa bocah yang penting gak jomblo ngenes yang taunya marah-marah." makin menjengkelkan lagi gadis itu memeletkan lidah sebelum ia berhasil mengejar Cleo yang menghilang bersama mobil.

"Bangsat!"

.....

"Ngapa muka lu?" Chatur yang baru datang dengan muka memerah habis di jemur karena tidak memakai dasi bertanya memperhatikan raut masam yang Samuel pasang.

"Tck. Udahlah. Males gue bahasnya." Chatur mangangkat bahunya cuek.

Kalau suasana hati sudah jelek ngomong apapun pasti dibalas jutek. Daripada Chatur kena imbas, mending dia diam kan? Dia sih sudah tebak, pasti mood Samuel hancur nggak jauh-jauh dari adiknya.

Memangnya siapa lagi? Pacar? Hmm, sepertinya nggak mungkin.

"Sam!" panggil seseorang yang berhasil membuat keduanya menoleh pada suara tidak asing yang barusan terdengar.

Perasaan keduanya jadi tidak enak.

"Sam, gue tadi niatnya mau bikin kejutan sama Cleo. Tapi pas gue samperin, kata temen kelasnya dia udah gak masuk selama seminggu. Emang Cleo kenapa?" dan benar firasat mereka, masalahlah yang datang.

"Lo udah sembuh?" bukannya menjawab, saking terkejutnya justru Samuel menimpali kalimat tanya pula.

"Lumayanlah Sam. Cuma emang belum fit seratus persen. Jadi kenapa Cleo gak masuk?" Samuel dan Chatur sama-sama diam. Daffa yang mengamati kedua orang itu mencetak kerutan garis samar di dahinya.

"Gue ngerasa ada yang gue gak tau disini. Bisa lo berdua jelasin sekarang?" dan tampaknya Samuel maupun Chatur sudah tidak bisa menyembunyikan ini lebih lama lagi.

BUGH!

"Kenapa lo gak ngomong dulu sama gue, Tur?!" hardik Daffa usai memberi bogeman mentah tepat disisi wajah Chatur.

Daffa, Chatur dan Samuel sudah berada di halaman belakang sekolah mereka. Dan Samuel disana bertugas mengawasi kedua temannya yang sewaktu-waktu bisa saja beradu jotos.

Save It Before You Need It (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang