Jangan lupa Vote & komennya 💕
•••
CLEO baru turun dari boncengan Daffa yang mengantarnya pulang.
"Hati-hati!" seru gadis itu menghantar kepulangan Daffa yang melaju pergi bersama motornya.
Satpam yang menjaga gerbang lantas saja membukakan gapura untuk Cleo sesaat melihatnya.
"Pulang Non." ujarnya beramah tamah. Cleo menyungging senyum.
"Iya Pak." baru selangkah masuk, Cleo dibuat memicingkan matanya saat menangkap mobil yang tak asing bertengger didepan rumah. "Itu bukannya mobil Daddy, Pak? Emangnya Daddy sama Mami udah pulang?" tanyanya antusias. Sudah membayangkan memeluk kedua orang yang amat dirindukannya.
Pak Satpam yang baru selesai mengaitkan slot gerbang menoleh seutuhnya untuk menjawab. Pria paru bayah itu turut membuat senyum.
"Iya Non. Tuan dan Nyonya sudah ada didalam." mendengar itu Cleo hampir terpekik namun ditahannya dengan memilih langsung berlari kedalam rumah. Tapi sebelum itu, gadis itu mengucapkan terima kasih pada Pak Satpam.
"MAMI!!!" dan terbebaslah teriakan yang sempat ia tahan saat melihat sosok Maya, ibunya.
Kedua perempuan itu saling berpelukan erat.
"Mami nyampe jam berapa?" tanya Cleo mendongak. Maya tersenyum sambil mengaitkan surai putrinya ke belakang telinga.
"Jam tujuh, Sayang. Emangnya kamu dari mana, sih? Samuel juga gak ada. Mami pulang tapi rumah gak ada siapa-siapa."
"Cleo abis pergi main sama temen, Mi. Tadinya sama Bang Sam juga. Tapi gak tau tuh anak ngilang kemana."
"Lho, kok ngilang? Terus kamu pulang sama siapa tadi?" pertanyaan Maya cukup lama tergantung karena Cleo yang tiba-tiba salah tingkah. Kerena memang selain Samuel dan Damar, kedua orang tuanya belum ada yang tahu bahwa ia sedang menjalin hubungan dengan Daffa.
"Tapi Mami jangan bilang-bilang ke Daddy ya? Cleo takut Daddy marah." ucapnya sangsi. Membuat Maya semakin penasaran dengan tingkah anak bungsunya itu.
"Emangnya apa yang gak boleh Mami bilang?"
"Mami janji dulu tapi buat gak bilang ke Daddy." tuntut Cleo tidak mau kecolongan nantinya. Dan Maya sebagai ibu hanya bisa berdeham untuk mengiyakan kemauan sang putri. Cleo menatap ragu-ragu pada Maya yang setia menunggunya. "Cleo diantar pacar Cleo. Namanya Daffa. Orangnya baik kok, Mi. Dia temennya Bang Sam juga." sempat tegang menghadapi respon Maminya, Cleo dapat bernapas lega saat wanita itu justru tersenyum simpul.
"Mami kira ada apa. Ya udah gak papa. Yang penting ada batasan dan dia bisa bantu Sam buat jagain kamu."
"Jadi Mami bolehin?" tanyanya memastikan yang diangguki Maya. Sekali lagi Cleo tersenyum senang. "Oiya, Daddy mana?"
"Ada di ruang kerja."
"Eh, Cleo!" langkah Cleo yang baru hendak pergi menghampiri sang ayah tertunda dan berbalik lagi saat Maya memanggilnya.
"Iya Mi?"
"Bang Damar tadi langsung pergi ke Samarinda. Ada urusan bisnis. Katanya maaf gak bisa pamit langsung ke kamu. Nanti kalo kamu mau apa-apa, tinggal bilang ke Abang." Cleo mengangguk sembari tersenyum. Bang Damar memang kakak yang paling manis dalam memperlakukannya.
Setelahnya Cleo melanjutkan langkahnya yang tertunda dan membuka pintu kayu berplitur itu cepat tanpa menutupnya dan berhambur memeluk Jovan tanpa aba-aba. Untung saja pria itu dapat menahan bobot tubuh keduanya sehingga tidak berakhir terjungkal mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save It Before You Need It (End)
Roman d'amour[18+] Young Adult Bukan hal baru bagi kakak dan teman-teman Cleo bila gadis itu sangat mencintai Daffa. Istilah pendeknya itu 'bucin'. Selain bucin, Cleo juga sangat protektif pada Daffa jika kekasihnya itu akan terlibat dalam masalah dari Genk Pamu...