Basah

865 88 22
                                    

"Sayang, kamu tau nggak?"

"Apa?"

"Kamu hari ini cantik banget. Nggak kayak biasanya." Wonyoung mengeratkan pelukannya dari belakang, menghirup wangi shampo Nako yang manis.

"Ga usah basa basi gitu, pasti ada maunya." Cewek Jepang itu menggetarkan bahunya, geli merasakan nafas pacarnya di lehernya.

"Hehehe.....Besok kan aku sendirian di rumah, temenin ya?"

"Lha ortu sama kakak² kamu kemana?"

"Papi mami mau ke Taiwan, jenguk kerabat yang sakit. Si akang pasti lagi nongkrong sampe malem, kak Minju sibuk ngurusin pertunangannya sama Mas Chaewon." Si bungsu Chou menghentikan aktivitasnya dan meletakkan dagunya di pundak Nako.

"Gimana ya, kalo aku nemenin kamu terus Kak Sakura di rumah sama siapa? Ortu aku masih belum pulang dari Jepang." Nako membalikkan badan dan menangkupkan wajah tampannya di tangan mungilnya.

"Ayolah babe. Masa kamu tega biarin kekasih hati kamu yang ganteng, tinggi, kaya, dan pinter ini seorang diri di rumah yang besar ini? Nanti kalo aku mati diserbu Komo dan anak-anaknya gimana?" Lagi, Wonyoung tidak bisa berhenti menghirup aroma wangi dari adik mantan akangnya itu.

"Nggak usah lebay. Meluk iguana nggak takut, dicipok ular takut. Katanya seme yang dapat diandalkan..."

"Ya udah. Aku minta temen Kak Shuhua aja buat kesini."

"HEH! SIAPA ITU? MASIH BOCAH NGGAK USAH SOK MAIN SELINGKUH!!" Nako berteriak tepat di telinganya hingga berdengung.

"Nahkan, nahkan. Makanya temenin." Si tiang tidak dapat menahan senyum manisnya melihat pacarnya yang menatapnya kesal.

"Ish, serah kamu lah, Mas." Nako mendorong tubuhnya dan melipat tangannya di depan dada.

"Aww, dipanggil mas sama kamu serasa ada yang bergetar di bawah sana." Wonyoung mengulum bibir bawahnya dan mengerang aneh.

"Masih dibawah 17 tahun nggak usah mesum."

"Hahaha....beneran ya besok temenin?"

"Iya,iya. Nanti aku bilang sama Kak Sakura." Dan Nako kembali ke pelukan hangat Wonyoung. Namun momen keduanya diinterupsi oleh Hyewon yang lewat.

"Dua bocil mojok bae. Hati-hati nanti bunting tau rasa."

"Jomblo kepanasan?" Wonyoung memutar bola matanya kearah akangnya.

"Dek, gelut yuk. Mumpung katana papi habis dicuci."

"Ogah. Daripada gelut sama jomblo nolep plus ambis, mending gelut sama pacar gue di atas spring bed."

"CHOU WONYOUNG!!" Nako mencubit pinggang Wonyoung hingga dia berdesis.

"Mampus lu diamuk. Makanya jadi seme pikirannya jangan selangkangan mulu. Tit*t masih kecil juga."

"Anjing lo, kang. Gue liatin punya gue nih lama-lama." Adik bungsu Hyewon itu sudah memposisikan kedua tangannya di ujung celananya, siap melorotkan.

"Alah, gedean juga punya gue."

"Apa buktinya coba?"

"Tanyain aja ke kakaknya pacar lo." Hyewon tersenyum bangga saat menyadari pipi Nako memerah mendengar ucapannya.

"Jancoeg, lo kang."

"Canda. Gue cabut ya, udah ditungguin cewek cantik soalnya."

"Buset, gebetan baru." Wonyoung menyeringai ke arah kakaknya.

"Mungkin. Btw, Nako gue titip salam ke kakak lo sama tanyain, kemana aja kok akhir-akhir ini jarang keliatan di kampus." Hyewon tersenyum tipis ke arah Nako.

"Oh, oke kak."

"Katanya udah move on, kok masih nyariin."

"Sebagai temen elah."

"Siap,siap."

"Gue cabut ya. Jangan ngelakuin yang aneh aneh lho ya."

"Iya, kang."




















"Hoek! Hoek! Hoekk!"

"Kenapa lo? Keracunan?" Saerom bertanya kepada Sakura yang terhuyung saat keluar dari kamar mandi.

"Nggak tau nih. Dari Minggu lalu nggak enak badan, akhir-akhir ini juga nggak terlalu nafsu makan." Pemilik kamar langsung terbaring di atas kasurnya selagi mengambil nafasnya yang tersengal-sengal. Energinya hampir terkuras setelah berkali-kali bolak balik ke kamar mandi untuk muntah.

"Udah minum obat belum?"

"Obat pusing aja sih."

"Udah ke dokter?"

"Makan aja gue males, apalagi disuruh periksa ke rumah sakit." Sakura meraih selimutnya dan menutupi tubuhnya sebelum melihat Saerom mengerjakan tugas kuliah mereka.

"Ya udah lo tidur aja sana. Tugasnya gue aja yang ngerjain." Saerom tersenyum dan menepuk paha Sakura pelan.

"Beneran?"

"Iya." Saerom mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya.

Di sisi lain, Sakura masih termenung, memikirkan apa yang membuatnya tidak enak badan. Padahal sebulan ini dia tidur cukup, tiap pagi peregangan, tetap makan meskipun tidak nafsu, dan dia bukan tipikal orang yang mudah sakit.

"Apa mungkin karena telat haid ya? Tapi biasanya teratur, telat pun paling lambat 1 Minggu. Tapi masa telat haid pake acara mual sama nggak nafsu makan?" Ia mengecek jadwal haidnya di hp.

"Emang Lo terakhir haid kapan?"

"Gue itung, 6 Minggu yang lalu."

"........." Saerom berhenti sejenak dan menoleh ke arah temannya. Sesuatu ada yang ganjil dari temannya satu ini.

"Kok diem?"

"Gue mikir, Sakura. Lo katanya nggak nafsu makan, kok lo gendutan?"

















Short update....
Biar nggak macet aja ini cerita.

SEME BARU GEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang