"Kelamaan sih....ketauan kan." Wonyoung menghela nafas dan meminum bubble tea nya.
"Dari berangkat sampe sekarang, bahas itu terus.... mending kita pulang aja. Daripada disalahin mulu akunya." Nako berdiri dari kursinya dan bersiap pergi. Wonyoung panik dan segera meraih tangannya.
"Jangan dong ah. Baru sampe kok mau pulang. Aku minta maaf deh buat kamu marah. Sebagai gantinya kamu mau apa? Aku beliin deh." Nako menatap Wonyoung tidak percaya. Segitu sukanya kah si bocah SMP ini sama dirimya sampe rela naik motor akangnya tanpa minta izin yang punya, ngajak keluar tapi belum punya SIM, sekarang dia dengan pede nya bilang mau bayarin dia? Dasar bucin.
"Aku bakal maafin asal jangan ngungkit lagi masalah itu. Dan kebetulan aku laper dan pengen makan yang pedas-pedas." Wonyoung bernafas lega tapi setelah mendengar kalimat terakhir cewek pendek di depannya, mukanya langsung suram. Wonyoung benci makanan pedas karena dia tidak kuat. Terakhir, dia diajak makan seblak langganan Minju dan besoknya mules berat sampe gak sekolah. Wonyoung berpikir keras, dia nggak mau dicap bocah sama gebetannya gara gara gak doyan makanan pedas.
Di satu sisi, Nako yang duduk kembali, menunggu jawaban dari cewe tinggi berjaket kulit itu. Dia heran dengan Wonyoung yang tiba-tiba diam setelah ia mengatakan apa yang ia ingin makan. Kecuali....
"Kalo kamu gak suka yaudah. Kita bisa cari-"
"Nggak kok! Kamu mau yang pedes-pedes? Ayo gitu kita makan apa yang kamu pengen." Nako kaget ketika tiba-tiba Wonyoung memotong omongannya.
"....yaudah kalo gitu. Ayo." Dan Wonyoung merasa dia pasti akan menyesal karena telah memilih gengsinya.
"Kamu kepedesan? Muka kamu merah banget..."
Nako khawatir bukan main saat melihat wajah Wonyoung yang merah dan berkeringat. Ia juga bisa melihat bulir-bulir air mata di sudut matanya.
"Ng-nggak kok. Cuma panas aja." Wonyoung tersenyum dengan terpaksa. Seharusnya dia memesan ramen dengan kuah kaldu saja daripada ikut ikut memesan ramen pedas dengan level yang sama seperti yang dipesan Nako.
"Tapi disini kan ber-AC?" Si cewe Jepang mengernyitkan dahi dan melanjutkan makan siangnya.
Wonyoung tidak bisa menjawab karena dia sedang sibuk menahan rasa panas yang menyebar di mulut. Shit, ia merasa lebih baik dicipok Husein daripada harus menghabiskan semangkok ramen itu.
'Ayo, Nyoung! Lo kuat! Masa dipukuli pake sapu sama Mami kuat, makan ramen nggak kuat? Ini kencan pertama lo, jangan kacau.'
Wonyoung menarik nafas sebelum memakan ramennya dengan lahap. Ia juga memakan toppingnya dan sesekali menggigit udang goreng untuk meredam sedikit rasa pedasnya. Nako melihatnya takjub.
'inget kata Bang Chaeyeon, kencan pertama Lo harus nuruti apapun kemauan gebetan lo. Meski nyawa lo sendiri taruhannya.'
Wonyoung memang awalnya tidak percaya dengan wejangan sohib akangnya itu, tapi kalo dipikir-pikir. Jika Chaeyeon nggak ngelakuin itu, dia mungkin nggak akan bisa jinakkan cewek macem Eunbi yang galaknya udah setara macan betina.
"Nyoung.....Lo nggak apa-apa?" Nako bertambah cemas ketika Wonyoung menyeruput habis kuah yang terlihat meras dan pedas itu. Ia saja nggak terlalu bisa menikmati kuahnya karena terlalu menyakitkan pedasnya, tapi Wonyoung meneguknya seperti minum fanta stroberi.
"Ahh....." Wonyoung berhasil menghabiskan satu mangkok sampai tidak ada yang tersisa di dalam. Ia segera meraih minum dan menghabiskannya dalam sekejap.
"Fuck..." Wonyoung menggerutu dan memutuskan menghabiskan bubble tea nya yang masih tersisa tadi. Ia melirik ke arah Nako yang sepertinya juga sudah selesai memakan ramennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEME BARU GEDE
אקראיMeet Chou Wonyoung, si bungsu keluarga Chou yang nggak kalah keren sama akang dan kakaknya. Dan ini cerita Wonyoung mengenai masa pubertas dan cinta pertamanya pada Hirai Nako yang lebih tua darinya.