Luluh

730 89 10
                                    

Sumimasen baru update :))

Nako mengetuk-ngetuk jarinya di atas frame jendela kamarnya. 10 menit telah berlalu, namun tidak nampak sama sekali cewek tinggi yang selalu membuat kupu-kupu berterbangan di perutnya. Ia mengeratkan cardigan yang dikenakannya, angin mulai berhembusnya kencang, awan mendung mulai berdatangan bersamaan dengan rasa khawatir yang mulai merekah di dadanya. Si gadis Jepang pun memutuskan untuk meneleponnya tapi sepertinya tidak dijawab.

"Katanya janjian jam 11 tepat....dia sendiri yang telat." Nako menggerutu dan memilih kembali rebahan di kasurnya. Ia membuka galeri hpnya

Rasa kesalnya pada Wonyoung semakin memuncak. Ulang tahun nggak diucapin, tau tau ngajak keluar, dingambekin nggak peka, diomelin nggak ditanggap, dan sekarang dia telat. Nggak akangnya nggak adeknya sama aja. Namun, sesuatu tiba-tiba terlintas di pikiran Nako. Bagaimana ia bisa jatuh cinta pada anak bungsu keluarga Chou yang 2 tahun lebih muda darinya ini.

Nako tidak percaya pada cinta pada pandangan pertama. Ia tidak percaya saat Minju bercerita bahwa ia sangat mencintai Chaewon padahal Minju baru pertama kali melihat rupa sepupu Yuri. Atau Mas Chaeyeon yang langsung terpesona pada Mbak Eunbi yang waktu itu marahin dia gara-gara telat latihan dance. Baginya cinta itu butuh waktu, untuk mengenal orang lebih jauh dan tau mereka sebenarnya seperti apa.

Sebelum bersama Wonyoung, Nako pernah jatuh cinta pada temannya sendiri. Yang ia kenal sejak masih bayi. Dan ia baru sadar bahwa ia sangat mencintai sahabatnya (secara romantis) saat ia pindah ke rumahnya sekarang. Namun Wonyoung? Tidak sampai satu bulan mengenal cewek jangkung adik sahabatnya, Nako sangat jatuh pada pesona Wonyoung.

Apa Nako kenal Wonyoung dengan baik? Tidak.

Apa Wonyoung sahabatnya dari kecil? Tidak.

Apa Wonyoung selalu membuatnya tersenyum? Tidak.

Apa Wonyoung tau semua rahasianya? Tidak.

Tapi kesabaran Wonyoung dalam menghadapi Nako patut diacungi permen jempol. Dari dikatain, dicuekin, hingga pernah diblokir. Ya bukan salah Nako sepenuhnya sih karena Wonyoung sendiri minta kenalan kayak bocah kebanyakan hormon, bentar bentar ngechat, dikit dikit minta pap. Untung aja mintanya bukan pap tt--eh.

Wonyoung selalu sabar mengejar cintanya dan bagaimana ia sendiri dengan mudah bermain tarik ulur perasaan Wonyoung yang bahkan belum sepenuhnya baligh. Melihat kebelakang membuat Nako malu bukan main. Umurnya sekarang sudah menginjak 17 tahun dan pandangannya tentang cinta perlahan mulai terbuka.....mungkin itu--

*DING!*

Lamunan Nako buyar saat notifikasi muncul di layar smartphone nya. Gadis mungil itu tersenyum melihat nama pengirim pesan, namun seketika muram saat tahu isi pesannya.

Wonyoung tidak menjemput dan sudah memesan ojol untuknya.

"Bangsatnya kok harus kumat di hari ulang tahun gue sih?! Gue nggak mood kalo gini." Nako mengeratkan rahangnya dan membalas pesan Wonyoung, menyuruhnya untuk membatalkan pesanan dan memberi tau bahwa ia mau di rumah aja.

Tanpa menunggu lama, Wonyoung pun mengirim pesan lagi, menanyai alasan kenapa dia membatalkan rencana mereka. Nako semakin ingin marah pada ketidakpekaan pacarnya dan memilih tidak membalasnya, melempar hpnya di atas laci.

"Tau ah. Gue mau tidur. Gue benci Chou Wonyoung!"








"Gimana bro?"

"Lo sih njing! Ngambek kan dia sekarang." Wonyoung ingin marah pada Yujin sekarang. Gara gara tu siluman anjing, pacarnya ngambek beneran.

"Terus gimana dong? Reservasi dan sebagainya....mubazir kalo batal. Yang lain juga bilangnya otw kesini." Yujin dengan dramatis menunjuk satu satu ke arah seisi rooftop cafe yang sudah dihias dan mereka reservasi.

SEME BARU GEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang