8. Rengoku's House

5.4K 864 474
                                    

Little bit mature. Yang di bawah umur langsung skip aja ya, hahahaha.

Warn: typos in everywhere

— m o o n l i g h t —

Sang Putri telah terbangun dari mimpi buruknya. Kepalanya pening bukan main, perutnya mual, dan seluruh tubuhnya terasa kaku. Kedua netra itu memandang sekeliling dengan sorot kosong, cahaya yang indah telah hilang seperti milik Giyuu. Gadis itu melirik nichirin miliknya yang berada di pojok ruangan. Dirinya bangkit perhalan, ia merasakan kedua kaki seperti ingin patah. Ia bahkan tidak tahu sudah tertidur berapa lama dan di mana. Jemari mungilnya meraih nichirin dengan sarung berwarna hitam lalu memasangkannya kembali pada sisi pinggang.

Pintu ruangan tersebut bergeser menimbulkan sebuah bunyi. (Name) melirik sebentar tapi tidak menemukan siapapun, sebuah tangan mencengkram pundaknya dengan tiba-tiba. Gadis itu beruntung tidak mempunyai riwayat penyakit jantung atau apapun. Yang jelas cengkraman pada pundaknya itu bukanlah hal yang bagus untuk jantungnya. Orang itu mendekatkan wajahnya pada telinga (Name). Gadis bermata (e/c) sedikit bergidik saat merasakan hembusan napas pada lehernya.

"Kita bertemu lagi, koneko-chan."

Pening yang berlebih hinggap di kepala gadis tersebut. Tubuhnya jauh lebih kaku dari pada tadi. Jantungnya berdegup dengan cepat membuat napas gadis tersebut memburu. Dirinya hendak berpindah namun tangan orang tersebut memeluk pinggangnya erat.

(Name) merasa jengkel dan kesal tapi tidak bisa dipungkiri bahwa wajahnya memerah. Ia tidak pernah disentuh oleh laki-laki dengan jarak sedekat ini. "Lepaskan aku, biadab!"

Orang tersebut menyeringai kecil, tangannya semakin memeluk erat pinggang milik (Name). "Kau memang anak kucing yang nakal. Perkataan yang keluar dari bibir indahmu sangat tidak sopan. Apa sebaiknya aku hukum?"

Didorongnya (Name) ke dinding. Satu tangan orang tersebut mencengkram kedua pergelangan milik (Name) ke atas. Cengkramannya sangat kuat membuat gadis berkulit putih tersebut meringis pelan. (Name) tersadar jika haori bulan miliknya tidak sedang ia pakai. Ia berusaha memberontak saat jemari orang tersebut mulai membuka kancing seragam miliknya. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Tidak."

Sebagian kancing miliknya telah terbuka, hal tersebut membuat orang yang tengah memeluk (Name) menyeringai puas karena melihat kulit yang indah di depannya. Disampirkannya surai (h/c) milik gadis tersebut. Kedua belah bibirnya menempel pada leher (Name). Membuat gadis tersebut melenguh pelan, badannya bergetar. Lidah milik orang tersebut mulai menjilati leher indah tanpa cacat tersebut. Air mata yang tersimpan di matanya mulai berjatuhan, air matanya seperti berlomba siapa yang akan sampai lebih dulu.

"Muzan, hentikan. Sialan. Ku bunuh kau. Akan aku bunuh...."

Orang tersebut adalah Muzan. Bibirnya masih setia mengecup dan menjilat leher milik (Name), sebelah tangannya yang bebas mulai meraba perut rata milik gadis tersebut. Satu desahan lolos dari bibir merona (Name). Ia mengutuk bibirnya sendiri karena mengeluarkan suara yang tidak patut untuk diperdengarkan. Hatinya memberontak tapi sialannya, tubuhnya sendiri malah menerima.

"Kulitmu sangat manis. Aku penasaran, bagaimana rasa darahmu ya?" Muzan mengeluarkan taringnya. Ia menggigit leher putih itu dan mulai menghisap darahnya. Gadis itu mengerang sakit yang teramat pada lehernya. Air matanya jatuh semakin deras.

Ia saat ini sungguh berharap, jika raja iblis ini segera mati dalam keadaan yang mengenaskan. Gadis itu benar-benar bersumpah.

Selagi bibirnya masih menghisap darah milik (Name). Tangan yang berada di perutnya mulai naik ke atas dan sampai pada kedua aset milik gadis tersebut. Meremas pelan payudara sebelah kanan yang masih terbalut dengan bra. (Name) menangis sesegukan, ia menggelengkan kepalanya memohon untuk berhenti tapi tidak digubris dengan pria bersurai hitam tersebut. Merasa bosan dengan leher, bibir disertai taring milik Muzan beralih pada bahu (Name). Meninggalkan bekas gigitan yang terus mengeluarkan cairan merah pada leher gadis tersebut. Tangannya masuk ke dalam bra miliknya dan meremas kencang payudara (Name).

[✔️]Kimetsu no Yaiba: MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang