Warn: typos in everywhere
— m o o n l i g h t —
(Name) tengah berbaring di atas futon berwarna putih. Rambut (h/c) panjang miliknya terurai bebas di lantai. Dua sudut bibir pink itu terangkat sendiri, sepertinya ia tengah bermimpi sesuatu yang menyenangkan yang membuat dirinya tersenyum dalam tidur. Tidur gadis itu sedikit terganggu karena kehadiran seorang yang sedang menusuk-nusuk pelan pipi tembam gadis itu dengan jari telunjuk. Bibir orang tersebut tersenyum tipis.
"Bangun, nanti kau akan menjadi babi ternak." Ucap orang yang masih asik menusuk pipi gadis yang sedang tertidur.
"Hm.."
(Name) hanya berdeham dan sedikit membuka matanya, hanya untuk mengintip siapa yang datang. Tapi ia tidak peduli dan melanjutkan tidurnya yang tertunda. Orang tersebut membuka sebuah bambu yang berisikan air, niat awalnya memang ingin menuangkan air di atas wajah (Name). Namun, ia urungkan saat melihat wajah gadis tersebut.
Ia duduk di samping futon gadis tersebut dan berkata pelan. "Di depan, entah kenapa banyak sekali kupu-kupu. Mulai dari warna merah, putih, kuning, bi—"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, (Name) sudah bangun dan tersenyum manis kepada orang di depannya. "Ohayou, Giyuu onii-chan!"
Orang yang dipanggil Giyuu langsung memunculkan senyum tipis dan menggeleng. Gadis di hadapan Giyuu memang maniak sekali dengan serangga terbang dengan corak cantik dan berwarna-warni. Pria dengan obsidian biru laut meminta (Name) untuk membersihkan diri dan ia menunggu di halaman depan. Gadis itu dengan cepat menuju kamar mandi lalu membersihkan dirinya.
Selepas mandi, sang gadis menuju halaman depan dan terduduk di samping Giyuu. Matanya mencari-cari keberadaan kupu-kupu, tapi tidak satu pun yang tertangkap oleh indera penglihatannya. (Name) menatap tajam kakak angkatnya dan memajukan bibir sebal. Bisa-bisanya (Name) kena tipu lagi dan lagi. Gadis itu membuang tatapannya ke arah depan dan menemukan seseorang tengah berlatih dengan sebuah pedang kayu. Matanya berbinar begitu melihat orang tersebut.
"Sabito onii-chan!!" Panggil gadis itu dengan sedikit teriak.
Sabito yang tadinya fokus dengan latihannya, kini di buat linglung oleh suara imut yang terdengar di kedua telinganya. Ia memalingkan wajah dan menemukan sosok mungil tengah duduk bersama Giyuu, memandanginya berlatih. Senyum manis terbit dari bibir pemuda tersebut. Ia menghampiri (Name) yang masih dengan mata berbinar, Sabito mengusak rambut gadis itu dan duduk di sebelahnya.
"Bagaimana dengan pernapasanmu?" Tanya Sabito memandang wajah gemas (Name).
"Jauh lebih baik. Bagaimana dengan latihan nii-chan?" Tanya (Name) dengan semangat.
Sabito tertawa lembut. "Seperti yang kau lihat, sangat lebih baik." Sabito memandang Giyuu yang terlihat sedang melamun. "Hei, tidak baik melamun terus, kau mau kerasukan?"
Pfft....
(Name) berusaha menahan tawanya dengan mengatupkan bibirnya dengan kedua tangan. Matanya sedikit berair karena menahan tawa. Perkataan Sabito barusan, entah kenapa sangat menggelikan dan ekspresi Giyuu yang terlewat santai juga membuat gadis itu ingin tertawa.
"Nii-chan, Giyuu onii-chan membohongiku lagi." (Name) mengadukan perbuatan Giyuu kepada Sabito. Entah mengapa gadis itu sangat menyukai jika dirinya meledeki Giyuu.
Mata Sabito melebar dan melayangkan pukulan ringan di lengan Giyuu. Tidak terlalu sakit tapi sukses membuat empunya meringis pelan. Ia berkata jangan pernah membohongin seorang anak kecil yang masih polos. Giyuu? Tentu saja hanya menatap datar sambil meloloskan dehaman kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️]Kimetsu no Yaiba: Moonlight
Fanfic[END] Apa kau tahu bahwa setiap bagian dunia memiliki misteri tersembunyi. Pada era Meiji Taisho, konon, iblis pemakan daging berlalu lalang dengan bebas di dalam bayangan. Tidak masuk akal, bukan? Sama seperti seorang gadis kecil bernama Oikawa (N...